Halo Suamiku!

Menghangatkan Tempat Tidurmu 



Menghangatkan Tempat Tidurmu 

Takut Sang Xia akan bertambah khawatir, dia berkata, "Kakak Sang, jangan terlalu khawatir. Bos pasti akan kembali."     

Itu bagus.     

Sungguh, itu bagus.     

Selama Rong Zhan kembali, Sang Xia tidak akan bertengkar dengannya. Dia hanya ingin memeluknya erat-erat dan tidak ingin terpisah darinya.     

Entah apakah itu hanya kekhawatirannya atau sesuatu yang lain, tapi ketika Rong Zhan pergi keluar untuk mengemudi di tempat seperti ini, imajinasi Sang Xia selalu berpikir liar.     

Namun dibandingkan dengan keamanan, kontradiksi tersebut terlalu kecil.     

Setelah Keke keluar, ada beberapa lilin yang menyala di tenda. Sementara Sang Xia di dalam tidak bergerak. Dia terus menunggu Rong Zhan kembali dan Keke bisa melihat dari kejauhan bahwa Sang Xia sedang menunggu Rong Zhan.     

Setelah membersihkan diri dengan sederhana, dia pergi tidur sendirian. Dia membungkus tubuhnya dengan selimut dan menghangatkan tempat tidur yang dingin itu. Sebelumnya, Rong Zhan lah yang selalu menghangatkannya dengan dekapannya. Selama ini, Sang Xia tidak tahu bahwa tempat tidurnya sangat dingin     

Rong Zhan, Rong Zhan...      

Cepat kembalilah, oke?      

Aku benar-benar merindukankmu, sangat merindukanmu.      

Tanpa disadari, Sang Xia menemukan bahwa ketergantungannya pada Rong Zhan telah mencapai tingkat yang mengerikan.     

Sang Xia meringkuk di tempat tidur, setelah hampir satu jam, dia mulai menelepon lagi, namun panggilannya tetap tidak berhasil.     

Akhirnya, Sang Xia mengiriminya pesan untuk memintanya segera kembali. Dia sedang menunggunya.     

Tapi, masih tidak ada jawaban.     

Sang Xia sangat takut. Jika Rong Zhan bisa mengangkat panggilannya atau sekadar membalas pesannya, dia tidak akan terlalu khawatir. Tapi setelah dia pergi, tidak ada kabar sama sekali.     

Mau tak mau, Sang Xia menutup matanya, dengan hdiung terasa masam, dan memegang selimut itu erat-erat. Dia merasa hatinya kosong dan tidak berdaya.     

Entah sampai kapan, saat rasa khawatir dan kesepian melahap malam yang kelam itu, tiba-tiba ponselnya berdering.     

Deringan yang tiba-tiba di malam sesunyi itu membuat Sang Xia terkejut pada awalnya. Lalu dia bereaksi. Dengan cepat Sang Xia langsung mengambil ponselnya dan duduk. Melihat panggilan itu benar-benar dari Rong Zhan, jantungnya seolah melompat dan terbang. Seketika, dia menggila.      

"Halo, Rong Zhan, kamu dimana, kamu dimana?"      

Begitu panggilan tersambung, suara tangis Sang Xia tidak lagi bisa disembunyikan. Dia menangis karena kekhawatiran yang begitu besar menderanya.      

Panggilan itu benar-benar dari Rong Zhan.      

Sementara di sisi lain, Rong Zhan yang mendengar suara Sang Xia yang parau dan tercekik, tampak diam beberapa saat. Dan kemudian dia berbicara perlahan, "Sayang, maafkan aku, berjanjilah padaku untuk beristirahat sendiri dulu, aku akan segera kembali. Dengar, patuhlah padaku."     

Nada suaranya terdengar seperti biasanya, penuh dengan cinta dan kasih sayang untuk Sang Xia.      

Dan yang paling penting adalah Rong Zhan telah melakukan panggilan ini, yang membuat Sang Xia merasa bahwa hatinya dihidupkan kembali dan lega.     

Tapi air matanya masih menetes dan dia tidak bisa menahan suaranya yang tercekik, "Rong Zhan, kamu bajingan, apa yang kamu lakukan untuk menakut-nakutiku? Aku masih hamil dengan benihmu di perutku dan kamu masih mampu menakutiku?"     

Nada suara Rong Zhan tidak terbayangkan, "Istriku tersayang, maafkan aku. Seharusnya aku tidak perlu kesal. Aku akan segera kembali. Kamu harus menjaga anak kita dengan baik. Ayahnya akan segera datang."     

Setelah mendengarnya, Sang Xia mencoba membujuknya. Kemudian dia menarik ingus di hidung kecilnya yang merah, mengucurkan air mata, dan berkata kepadanya dengan suara serak, "Kalau begitu, cepat kembali, aku akan menghangatkan tempat tidurmu."     

Kalau begitu, cepat kembali, aku akan menghangatkan tempat tidurmu.      

Aku akan menghangatkan tempat tidurmu...      

Kalimat ini sederhana, namun penuh kehangatan, sungguh membuat hati orang kembali segar.     

Tampaknya orang yang jauh di sana seolah ingin terbang kembali dengan cepat.     

Akhirnya panggilan ditutup dengan engga. Setelah itu, Sang Xia kembali berbaring di tempat tidur, menjauhkan ponselnya--      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.