Halo Suamiku!

Cemburu Dengan Cinta Pertama



Cemburu Dengan Cinta Pertama

Rong Zhan tidak bodoh. Tentu saja ia tahu bahwa Sang Xia sedang cemburu. Namun, semakin Sang Xia cemburu, semakin Rong Zhan merasa bahagia.     

"Kamu benar-benar ingin tahu?"      

Begitu mendengar kata-kata ini, alis Sang Xia terangkat, "Apa lagi yang harus diragukan?"      

Akhirnya, Rong Zhan bersandar di kursi. Dia tampak malas dan santai. Sembari memicingkan mata ke arah Sang Xia, dia berkata, "Tidak bisa dibandingkan denganmu."     

Begitu kalimat itu terlontar, wajah Sang Xia tiba-tiba mengeras.      

Setelah mengawasi Rong Zhan selama dua detik, dia menundukkan kepalanya dan terus memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Pipinya menggembung dan dia terlihat seperti sedang marah.     

Sementara Rong Zhan tertawa melihatnya.     

Sang Xia, "..."      

Mau tak mau, Sang Xia menendang kakinya dari bawah meja.      

Sepertinya, Rong Zhan berharap dirinya untuk bisa kabur, namun melihat wajah Sang Xia yang merah padam, dia mengurungkan niatnya.      

"Sayang, kenapa kamu tiddak terus bertanya?"      

"Apa lagi yang harus ditanyakan? Tidak ada lagi yang perlu dikatakan!"     

Suara Sang Xia terdengar dingin, namun sama sekali tidak ada emosi sedikit pun di sana.      

Sebaliknya, tanpa ada rasa enggan Rong Zhan berkata, "Kalau kamu tidak ingin bertanya, maka aku akan memberitahumu."     

"Siapa yang ingin mendengarkan!"     

Dia mendengus dan tanpa sadar berpikir untuk pergi. Tapi entah apa yang dia pikirkan, Sang Xia mencoba tetap bersabar dan kembali duduk untuk makan lagi.     

Melihat itu, Rong Zhan sangat berhati-hati. Dia menggosok bibir tipisnya dua kali sebelum akhirnya berkata, "Dalam cinta pertamaku, orang yang aku suka tidak hanya cantik, tapi juga lembut dan baik hati. Dia ceria dan optimis. Ketika dia berumur 16 tahun, dia selalu sangat menawan ketika dia tertawa... dan dia…..."     

"Cukup! Jangan katakan apapun lagi!"      

Sang Xia tidak bisa mendengarkan lagi dan wajahnya berubah menjadi hijau.     

Orang macam apa Rong Zhan ini? Bukankah terlalu berlebihan untuk memuji cinta pertamanya di depan kekasihnya sendiri?     

Bahkan Rong Zhan sendiri yang berinisiatif untuk membeberkannya, yang terlihat jelas sangat mengunggulkan cinta pertamanya itu. Entah, apakah kepala Rong Zhan baru saja ditendang keledai?      

Tanpa aba-aba, Sang Xia segera berdiri, tanpa ekspresi menghadap ke atas untuk pergi. Sedangkan Rong Zhan yang tidak ingin bangkit hanya mengeluarkan suara di belakangnya, "Kenapa, apa kamu cemburu?"      

Makan itu cemburu!      

Saat ini, hati Sang Xia begitu membara.     

Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Rong Zhan. Tidak bisakah dia benar-benar menyangkal cinta pertamanya?     

Sadar akan kekaguman Rong Zhan yang begitu besar untuk cinta pertamanya, Sang Xia tba-tiba berbalik untuk memukulnya, "Pergi saja pergi, karena dia begitu baik, cantik, lembut, optimis, baik hati, tersenyum begitu menawan, kalau begitu pergi saja sana untuk menemukan cinta pertamamu."     

Rong Zhan langsung meraih pergelangan tangannya dan menatapnya dengan senyuman di bibirnya, "Sayang sekali aku mencintainya sepanjang waktu. Tapi saat itu, dia tidak menyukaiku."     

Mendengar ini, Sang Xia mulai tertawa, "Oh? Dia masih tidak menyukaimu? Ini tidak masuk akal! Kamu sangat tampan, bagaimana bisa dia tidak menyukaimu?"     

Rong Zhan hanya menatapnya dan berkata perlahan, "Karena dia juga punya pacar yang sangat tampan."     

Begitu mendengarnya, Sang Xia langsung membalas, "Ck, sayang sekali. Kamu sangat baik, memiliki pekerjaan yang sangat layak, dan memiliki kemampuan yang baik dalam urusan keuangan, tapi..."      

Tiba-tiba saja Sang Xia menghentikan kalimatnya.      

Dia memikirkannya kembali dengan cermat. Bagi pria, ketakutan yang besar adalah tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, dan mereka selalu memiliki keinginan yang lebih kuat untuk menaklukkan. Mereka selalu berada dalam kekacauan, terutama untuk Rong Zhan.     

Lalu, apakah dia benar-benar menyerah saat itu?     

"Tapi apa?"      

Begitu Rong Zhan mendengar Sang Xia mengatakan bahwa dia memiliki pekerjaan yang baik, terutama dalam urusan keuangan, dia tahu lebih banyak tentang hal itu lebih dari pandangan matanya yang sipit.     

Tentu saja, Rong Zhan tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya saat mendengar pujian itu...      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.