Sayang, Kamu Menyakitiku (2)
Sayang, Kamu Menyakitiku (2)
Sementara Xiao Ba Wanghua yang melihat itu, alih-alih menghentikan rengekannya justru ia menangis dengan semakin keras.
Tangan kecil itu terus menjulur ke depan, dengan kekuatan besar menempel di jendela, dan terus memukul tanpa bisa dicegah.
Begitu Xiao Ba Wanghua menangis, tampaknya Xiao Meibao juga ikut terpancing. Jadilah keduanya menangis secara bersamaan.
Kali ini, Sang Xia benar-benar sakit kepala dan buru-buru memanggil pengasuh untuk membantu.
Bagaimana bisa ia menenangkan dua anak yang sedang menangis bersama tanpa bantuan.
Dan parahnya, mereka berdua semakin gencar menangis saat mengetahui ayah mereka tidak kembali.
Saat itu juga Sang Xia menyadari betapa dalam perasaan kedua anaknya terhadap Rong Zhan. Pria itu adalah orang yang melayani mereka dalam segala sisi kehidupan mereka, dan mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengannya dan paling bergantung.
Di lantai bawah, Rong Zhan masih memandangi tangan kecil berdaging milik Xiao Ba Wanghua yang terus menepuk jendela, memandang dirinya sendiri, dan menangis. Pada saat yang sama, ia merasakan sakit di lubuk hatinya.
"Kedua anak itu tampaknya memiliki hubungan yang sangat baik denganmu." Seketika itu juga Bo Yi bisa membayangkan betapa Rong Zhan mencintai mereka.
Setelahnya, Bo Yi kembali bersuara dengan nada perlahan, "Harus kukatakan, Rong Zhan… aku benar-benar bahagia dengan kehadiran dua anakmu."
Dan itu adalah sesuatu hal yang patut dibanggakan.
Mungkin ini sesuatu yang paling membahagiakan di dunia saat memiliki anak perempuan dan anak laki-laki bersama dengan wanita yang sangat kamu cintai, dan menciptakan sebuah keluarga yang hangat bersama-sama.
Saat Rong Zhan mendengarkan ini, lubuk hatinya dipenuhi kupu-kupu yang indah. Tetapi melihat putranya begitu enggan membiarkan dirinya pergi, sementara lubuk hatinya merasakan kebahagiaan di saat yang sama hatinya juga merasakan sebuah kesakitan yang tak terkatakan bagi Rong Zhan. Hatinya selalu lemah di depan istri dan kedua anaknya.
Akhirnya, Rong Zhan tersenyum tak berdaya, menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Ayo pergi dan aku akan segera kembali."
Perjalanan ini hanya menuju ke sebuah bandara, jadi tidak akan memakan waktu lama.
Begitu kembali, ia akan memeluk kedua anaknya dan membujuk mereka untuk tidur bersama.
Apa yang dibayangkan Rong Zhan saat ini benar-benar indah.
Hanya saja, Rong Zhan tidak menyangka bahwa sesuatu yang tidak ia harapkan terjadi.
Di bandara.
Ketika Rong Zhan tiba, ia ikut turun untuk mengantar Bo Yi pergi.
Sebenarnya Bo Yi memintanya untuk segera kembali saja, tetapi Rong Zhan bersikukuh akan mengirimnya sampai ke tempat pemeriksaan keamanan.
"Rong Zhan, tidak perlu. Akan ada teman yang ikut denganku nanti." Bo Yi memalingkan kepalanya sedikit dan berkata dengan lemah.
"Teman? Teman apa? Kenapa aku tidak pernah mendengarnya darimu."
Meski Rong Zhan bertanya dengan santai, tetapi ketika menanyakannya, rasa penasaran yang kuat tiba-tiba muncul.
Apakah orang yang akan pergi bersama Bo Yi adalah seorang wanita?
Jika benar seorang wanita, apakah mereka memiliki hubungan yang tidak biasa?
Jika demikian, untuk apa ia masih khawatir dengan kemunculan Bo Yi?
Memang, jika Bo Yi memiliki pacar, ia tidak perlu berjaga-jaga sepanjang hari.
Benar saja.
Apa yang Rong Zhan pikirkan benar-benar tepat.
Akhirnya Bo Yi bersuara, "Dia adalah teman wanita yang sudah kukenal selama setengah tahun. Dia juga akan pergi ke Cina. Jadi kita memutuskan untuk pergi bersama."
Begitu kata-kata ini terlontar, Rong Zhan dengan sengaja tersenyum sambil berkata, "Syukurlah kalau begitu. Perlahan-lahan, teman wanita bisa juga bisa menjadi wanita ..."
Saat mengatakannya, entah apa yang dilihat Rong Zhan di sudut matanya, tapi yang pasti tubuhnya sempat mematung di tempat
Dan tidak jauh dari sana.
Seorang wanita perlahan berjalan mendekat ke arah Bo Yi.
Wanita itu mengenakan jas hitam-putih layaknya seragam kerja, rambut pendek yang agak panjang, dan kacamata yang bertengger di hidungnya.
Sembari menenteng tas kerja, ia terlihat seperti wanita elit yang berkerja di suatu perusahaan bergengsi.
Tetapi ketika Rong Zhan mengamati penampilannya dan melihat wajahnya, seketika ekspresinya berubah menjadi dingin!