Halo Suamiku!

Ini Baru Namanya Pergerakan (3)



Ini Baru Namanya Pergerakan (3)

Tertangkap basah.     

An Xiaoyang segera menarik pandangannya dengan panik dan tubuh kecilnya langsung menempel di dekat pintu. Kali ini, ia tampak gugup hingga tidak bisa bernapas.     

Pergerakannya begitu cepat dan tiba-tiba. Tapi setelah tubuh kecilnya meluncur perlahan ke pintu, ia baru bisa bereaksi... Apa hubungannya dengan dirinya?     

Sang No-lah yang mendapat pengakuan itu, bukan dirinya. Tapi kenapa ia memiliki perasaan bahwa dirinya tidak ingin terlihat?     

Bahkan jika ada sesuatu antara dirinya dan Sang No, perasaan serasa menangkap seorang penjahat seharusnya dirasakan oleh Sang No, bukan dirinya.     

Terlebih lagi.     

Ia dan Sang No tidak memiliki hubungan khusus, hanya teman sekelas.     

Entah sudah berapa lama waktu yang terbuang hanya untuk bisa berpikir jernih, tiba-tiba suara laki-laki yang akrab terdengar di telinga An Xiaoyang.     

"Apa yang kamu lakukan di sini?"     

"Aaaahhh!"     

Sontak, An Xiaoyang menjerit dan benar-benar merasa dikejutkan oleh suara yang tiba-tiba itu.     

Tapi sebelum ia mampu berdiri, pemuda jangkung dan ramping di depannya tiba-tiba membungkuk. Tanpa diduga, ia langsung mengangkat gadis kurus dan kecil dari tanah dan mengangkatnya dalam posisi jongkok.     

Tentu saja perlakuan itu membuat wajah An Xiaoyang memucat karena ketakutan, bahkan jantungnya berdetak tak terkendali serasa ditabuh dengan keras.     

Kini, dengan posisi yang seperti itu, tentu ia dapat merasakan detak jantung pemuda itu yang kuat di dadanya di balik kemeja putih tipisnya.     

Apalagi, jantung seorang remaja masih sangat sehat dan segar.     

Setelah Sang No mengangkatnya dari tanah, ia langsung berbalik, lalu meletakkannya di atas meja di baris pertama, dan membiarkannya duduk.     

"Kenapa tubuhmu begitu ringan? Apa makanan yang kamu makan setiap hari tidak membuatmu menambah berat badan, huh?"     

Begitu Sang No melihat An Xiaoyang menundukkan kepalanya dan tidak berani melihat ke atas, ia mengulurkan tangan seraya menggaruk ujung hidungnya yang halus, dan bertanya dengan lembut.     

Seketika itu juga, telinga An Xiaoyang menjadi panas tak terkendali. Tanpa ragu, ia segera membuka tangan Sang No yang masih melingkar di tubuhnya dengan panik dan ingin melompat dari meja di depannya. Kini, meski ia marah, tapi suaranya masih selembut lilin yang meleleh. Bahkan suara itu terdengar sangat lemah, "Sang No, bisakah kamu berhenti bermain-main denganku?"     

Ketika Sang No mendengar itu, matanya yang jernih sedikit menyipit, dan kemudian sudut bibirnya tertarik ke bawah seperti sebuah kemenangan. Detik berikutnya, ia menghalangi tempat yang akan An Xiaoyang turuni. Kini, napas anak laki-laki yang jelas dan panas berhembus ke wajahnya, memenuhi pipinya, dan membuatnya tak berkutik.     

"Ini… ini namanya bermain-main?"     

"Apa lagi? Ini sekolah. Kita sekelas. Bisakah kamu—"     

Tiba-tiba, tanpa menunggu ia menyelesaikan kalimatnya, tubuh kurus dan kecil itu diseret ke dalam pelukan Sang No. Pelukan itu begitu erat, lalu bibir panasnya menempel di pipi dan daun telinga An Xiaoyang, yang menciptakan jejak kehangatan satu per satu.     

Ketika An Xiaoyang benar-benar telah dibuat bodoh, sebuah suara rendah terdengar di telinganya, "Bagiku, ini adalah langkah pergerakan."     

"Sang, Sang No, kamu…"     

Saat ini, syal di leher An Xiaoyang telah terlepas, memperlihatkan leher putihnya yang tipis dan kerah seragam sekolahnya yang sedikit berantakan, yang berarti ia baru saja diserang.     

Dengan sekuat tenaga, ia menggigit bibirnya dan kabut air muncul samar di bagian bawah matanya.     

Begitu Sang No melihat bahwa suasana hatinya sedang kacau, matanya yang besar menjadi merah dan ingin meneteskan air mata. Ia dengan cepat menyingkirkan ketidaksopanan yang telah tercipta, lalu ia segera mengenakan mantel seragam sekolahnya, dan berkata dengan panik, "Jangan marah, jangan marah, aku hanya ingin menggodamu."     

Menggodanya?     

Hingga sedemikian rupa?     

Ini benar-benar kacau. Bahkan An Xiaoyang tampaknya merasa lebih tidak nyaman.     

Baru saja, ia bersama dengan gadis lain, dan sekarang…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.