Ini Baru Namanya Pergerakan (1)
Ini Baru Namanya Pergerakan (1)
Dan itu sangat membantu mereka yang membutuhkan.
Justru apa yang ia lakukan jauh lebih tinggi dari mereka yang hanya memfitnah dan menyebarkan gosip.
Sebelum Sang No pergi, ia mengatakan pemikirannya ini kepada Rong Zhan, tetapi tanpa diduga, Rong Zhan seketika terpana. Kemudian ia tersenyum, menepuk pundaknya, dan berkata, "Sang No, kamu pasti tidak menyangka bahwa kakakmu juga berpikir begitu."
Kini, giliran Sang No yang terpana.
Kakaknya?
Bagaimana bisa?
Namun, Rong Zhan telah berjalan kembali ke mobilnya sembari bersandar dengan santai di depan pintu. Kali ini, nada suaranya begitu lambat dan serius, "Begitu kakakmu melihatmu diganggu di luar, meskipun dia tampak seperti memberikan teguran keras di depanmu, tapi matanya benar-benar merah dan menangis sepanjang malam ketika di rumah. Dia mengatakan kepadaku bahwa dirinya kasihan padamu karena telah meninggalkanmu sendirian untuk pergi ke sekolah di kota asing saat kamu masih remaja seperti ini."
Bibir tipis Sang No mengerucut dengan lembut dan ekspresinya tampak sangat rumit.
Rong Zhan terdiam sesaat sebelum melanjutkan, "Jadi kemudian, dia memberitahuku bahwa dia benar-benar ingin membantu anak-anak sepertimu dengan beberapa cara. Menurutnya, situasi yang terjadi padamu hanyalah skema berulang dari fenomena sosial. Sekarang kami di sini untuk membantumu menyelesaikannya, tapi bagaimana dengan yang lain? Pasti ada banyak anak yang diganggu sepertimu, entah laki-laki atau perempuan."
Ini fakta. Meski sudah ada satu yang mampu ditangani, pasti masih ada banyak lagi yang mengalami hal serupa, bahkan ratusan.
Tapi sekali lagi, jika dapat membantu satu, maka akan sedikit berdampak pada yang lain, bukan?
"Sang No, aku tahu kamu pasti berpikir bahwa aku adalah seorang pengusaha yang paling memperhatikan bisnisku. Ini memang fakta. Aku tidak memiliki hati yang begitu lembut. Sebaliknya, aku kejam dan dingin. Tapi aku tidak peduli dengan uang sekarang. Yang aku pedulikan saat ini hanyalah istriku dan aku akan berusaha keras untuk membantu apa pun yang dia ingin lakukan. Sekarang, karena kalian berdua memiliki niat ini, jadi aku akan mendukung tanpa syarat dan tanpa pamrih."
Kali ini, Sang No hanya mampu terdiam, "..."
!!!
Setelah kata-kata Rong Zhan dilontarkan, ada sedikit kemerahan di matanya saat ia menatap Rong Zhan..
Tanpa ragu, Rong Zhan mengulurkan tangannya.
Yang ramping dan kuat.
Sembari mengatur napas, Sang No menempelkan ujung lidahnya ke pipi dalamnya yang terasa masam, lalu menarik sudut bibirnya sedikit, tersenyum, mengeluarkan tangannya dari saku celana, menggenggam erat tangan kakak iparnya, dan menjabatnya.
"Terima kasih!"
Saat ini, semuanya berubah dalam keheningan.
"Bocah sialan!"
Tanpa membuang waktu lagi, Rong Zhan segera membuka pintu dan menepuk bagian belakang kepala Sang No, "Masuk ke mobil!"
**
Ketika Sang No kembali, sekolah belum selesai. Kali ini, Rong Zhan mengantarnya hingga ke dekat sekolah dan mobil itu langsung berlalu pergi.
Tepat di saat turun dari mobil, Sang No melihat arlojinya untuk memastikan pukul berapa sekarang. Rupanya di sana, waktu menunjukkan setengah jam sebelum sekolah selesai pada siang hari.
Alih-alih masuk ke kelas, ia justru menunggu seseorang keluar di dekat pintu kelas.
Karena sebelum ia pergi beberapa waktu yang lalu, ia telah meninggalkan sebuah kalimat pada seseorang dan memintanya untuk menunggu sendiri sepulang sekolah.
Dan sekarang, setelah semua masalahnya terpecahkan, Sang No benar-benar merasa segar kembali. Semua depresi dan ketidakbahagiaan sebelumnya telah lenyap tak bersisa.
Tak lama berselang, bel sekolah berbunyi di koridor.
Sementara itu, di salah satu kelas senior, An Xiaoyang sekali lagi melirik kursi kosong di belakangnya. Kemudian, ia dengan lembut mengerutkan bibir kecilnya, dan matanya yang panjang dan indah sedikit mengernyit.
Bukankah ia menyuruhnya untuk menunggu?
Dimana ia sekarang? Bahkan sampai saat ini ia belum kembali dari sekolah. Berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk kembali?
Sampai akhirnya, anak-anak di kelas keluar satu demi satu——