Halo Suamiku!

Rahasia Wanita Lain yang Ditelpon Rong Zhan (2)



Rahasia Wanita Lain yang Ditelpon Rong Zhan (2)

Setelah berbalik, ia mematikan lampu samping tempat tidur.     

Dalam sekejap, ruangan sebesar itu jatuh ke dalam kegelapan, hanya menyisakan cahaya bulan yang sejuk di luar jendela.     

Suasana berubah menjadi tenang dan indah.     

Rong Zhan kemudian melepas handuk mandi, menempelkan tubuhnya pada Sang Xia, dan memeluknya. Melihat wajahnya yang tertidur, ia menundukkan kepalanya dan dengan lembut mencium dahinya. Lalu, ia berbisik penuh kasih, "... Sayang, aku mencintaimu."     

Suara itu begitu dalam dan memesona.     

Setelahnya, Rong Zhan mencari posisi yang nyaman sembari membenamkan wajahnya di leher Sang Xia yang harum dan tertidur.     

Malam itu begitu sunyi. Entah sudah berapa lama, Sang Xia merasa bahwa pria di sisinya sudah tertidur, dan kemudian ia perlahan membuka matanya.     

Sedikit miring, ia melihat penampilan Rong Zhan yang menempel padanya, dan sudut bibirnya perlahan terangkat.     

Apa lagi yang perlu ia ragukan.     

Apa yang ingin dilakukan Rong Zhan pasti ada rencana di baliknya dan pemikirannya sendiri. Kini, ia tidak ingin tahu dan pasti Rong Zhan memiliki alasan tersendiri. Mungkin juga ia bukan hal seperti yang ia pikirkan.     

Bagaimana cara Rong Zhan memperlakukannya saja sudah sangat jelas.     

Saat ini, Sang Xia berhenti memikirkannya. Ia juga tidak memikirkan mengapa Rong Zhan tidak membiarkannya kembali ke Kota A dan mengharuskan keluarganya tinggal di Kota G ini. Bahkan ia tidak memikirkan mengapa Rong Zhan berbicara dengan wanita lain dan diam-diam menghapus catatan panggilan itu.     

Ia sepenuhnya percaya pada Rong Zhan.     

  **     

Setelah beberapa hari tinggal d Kota G, Sang Xia tiba-tiba menerima telepon dari Su Li.     

Tanpa diduga, ia mengatakan akan membawa monster kecil untuk bertemu Xiao Meibao karena monster kecil tampak malu-malu dan melarikan diri di awal saat bertemu dengan anaknya. Xiao Meibao sendiri terus bertanya kepada ibunya beberapa kali dengan suara lembut kapan monster kecil datang karena ia ingin bermain dengannya.     

Begitu Sang Xia mendengarkan kerinduan Su Li dan monster kecilnya di telepon, ia tidak tahu harus menangis atau tertawa.     

Jadi ia hanya mampu menanggapi dan mempersilahkan mereka datang.     

Lagi pula, jadwalnya tidak begitu ketat sekarang.     

Setelah Sang Xia mengakhiri panggilan dan menoleh ke belakang untuk berbicara dengan Rong Zhan, Xiao Meibao tampak mendengarnya. Tiba-tiba ia menatap sekeliling dengan matanya yang besar dan berair. Kemudian ia berlari ke arah Rong Zhan dan memeluknya dengan erat. "Ayah, ayah, suami kecilku akan datang."     

Rong Zhan yang saat itu sedang sarapan langsung memberinya tatapan tajam dari sudut matanya begitu mendengar kata-kata anaknya. Kemudian ia melewati tubuh kecilnya dengan satu tangan, mengangkatnya, dan mendudukkannya di pangkuannya, "Nak, jangan mengatakan dia suami kecilmu lagi, dia adikmu, kamu mengerti?"     

Sesaat setelah Xiao Meibao mendengar ini, ia menunjukkan wajah cemberutnya. Di bawah pandangan tajam dan serius Rong Zhan, ia mengangguk dengan enggan.     

"Oke, bagus! Katakan, sekarang apa masalahnya?"     

Begitu Xiao Meibao mendengar ini, ia segera mengalihkan matanya yang besar, lalu dengan hati-hati mengatupkan mulut kecilnya, dan perlahan membuka mulutnya, "Ayah, maukah kamu membawaku untuk membeli pakaian yang indah?"     

"Ppffttt—!"     

Rong Zhan yang baru saja minum setengah teguk susu segera menyemprotkannya.     

Sialan!     

Bagaimana bisa bajingan kecil itu membuat putrinya menjadi sangat centil? Sekarang, meski ia sudah setuju untuk tidak memanggilnya dengan sebutan suami kecil, tetapi ia beralih meminta Rong Zhan untuk membelikan pakaian yang indah demi menyambut kedatangannya.     

Dengan marah, Rong Zhan mengambil tisu yang diberikan oleh Sang Xia, menyeka mulutnya dengan kasar, menundukkan kepalanya, lalu berkata kepada putrinya, "Bukankah kamu sudah punya banyak pakaian indah? Lihat tiga koper di kamar itu. Semuanya adalah pakaian milikmu."     

Namun, sentuhan keluhan melintas di mata besar Xiao Meibao. Kemduian, ia mengulurkan tangan kecilnya yang putih dan lembut untuk memberi isyarat kepada ayahnya, "Yah, itu terbuka."     

"A, apa? Terbuka?"     

Apa maksud putrinya? Rong Zhan tanpa sadar meminta bantuan dari sang Xia dan Sang Xia dengan santai mengalihkan pandangannya. "Apa yang dia katakan adalah bahwa dia tidak ingin memakai celana selangkangan terbuka yang bisa saja menunjukkan pantatnya saat tertiup angin. Sederhananya, putri kita tahu bahwa dia mencintai kecantikan dan tidak ingin memakai baju kekanak-kanakan lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.