Serangan Balik (2)
Serangan Balik (2)
Tapi ia benar-benar tidak tahan dengan kemarahan itu.
Kini, mereka bertiga akhirnya berjalan ke pantai tanpa menoleh ke belakang.
Bahkan pria yang menyukai Josh telah siap bergerak hendak memeluk pinggangnya yang menawan dan kencang.
Hanya saja, tepat ketika ia hendak menyentuh, tiba-tiba terdengar sebuah jeritan yang menyakitkan.
"Aaahhh!"
Jeritan yang tiba-tiba itu tentu mengejutkan mereka semua. Begitu Josh melihat ke belakang, ia mendapati Bo Jing telah berada di belakangnya sembari memegang tangan pria yang hendak menyentuh Josh dan langsung memutarnya dengan posisi yang aneh. Mau tak mau, pria itu hanya mampu berteriak sembari berlutut kesakitan.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
Teriak Josh dengan segera.
Setelah mendengarnya, Bo Jing langsung melemparkan tangan pria itu dengan wajah yang sangat muram. Terlebih lagi, saat mendapat teriakan dari Josh, kemarahannya semakin meluap seperti letusan gunung berapi.
Awalnya, ia memang tidak mengatakan apa-apa, tetapi detik berikutnya, ia langsung meraih pergelangan tangan Josh sembari berkata, "Ikut denganku!"
Dua kata itu diucapkan dengan penekanan yang tak terbantahkan.
Dan tepat sebelum Josh bisa menolak, salah satu pria yang berdiri di sisi Josh bergegas mendekat dan sepertinya ingin memisahkan dua orang itu. Kemudian, ia berteriak marah pada Bo Jing, "Siapa kamu? Lepaskan dia!"
Kini, Bo Jing benar-benar sangat marah. Hanya saja, meski kemarahannya sudah mencapai titik tertinggi, tapi ia tidak akan melawan dengan serangan teriakan karena harga dirinya tidak serendah itu.
Tanpa aba-aba, ia mengikat pergelangan tangan pria itu dan memukulnya dengan keras tepat di detik berikutnya. Seketika, pria itu langsung menyerukan tangisan yang menyakitkan, tersungkur ke tanah, dan tidak bisa bangun, bahkan pandangannya langsung menggelap.
Kini, dada Bo Jing naik-turun dengan keras. Sembari merendahkan suaranya, ia berkata dengan dingin, "Siapa aku? Aku prianya!"
Sontak, pria yang sebelumnya telah mengakui perasaannya pada Josh bangkit dengan keras, "Jangan berbicara omong kosong! Dia bilang dia tidak punya pacar!"
Sesaat setelah meliriknya, Bo Jing tiba-tiba mengangkat kerah pria itu sambil tersenyum dingin, "Dia memang benar-benar tidak punya pacar! Tapi dia sudah menikah! Dia punya suami!"
Begitu suara itu menggema, Bo Jing langsung mengabaikan tatapan keterkejutan dari pria itu dan langsung meraih kerahnya dan melemparkannya ke samping.
Tak pelak lagi.
Punggung Josh terasa sangat dingin. Sejujurnya, ia sama sekali tidak menyangka jika Bo Jing akan menjadi sangat marah. Selama ini, ia jarang sekali melihatnya seperti ini, dan apa yang ia lihat sekarang membuatnya sangat takut.
Bahkan Josh selalu saja menekankan bahwa Bo Jing hanya memaksakan dirinya sendiri. Ia hanya terpaksa melakukan semua ini.
Lagi pula, kenapa Bo Jing masih menatap ke arah wanita lain ketika mereka sedang berbulan madu? Tidak tahukah ia bagaimana cara untuk menahan diri?
Dengan erat, Josh mengepalkan tangannya dan meninggalkan mereka begitu saja. Tanpa memedulikan apa pun, ia berbalik pergi.
Langkah kakinya pun sangat cepat, seolah ia takut seseorang akan menyusulnya dan bersikap kasar padanya.
Tetapi kenyataannya.
Memang demikian!
Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba ia menjerit dan kepalanya terasa pusing. Ketika akhirnya ia menyadari apa yang sedang terjadi, tubuhnya telah dibopong pergi dengan langkah besar.
Seketika, wajah Josh tampak begitu ketakutan sekaligus malu. Tanpa ragu, ia terus menepuk pundak Bo Jing, berusaha keras untuk melepaskan diri dengan kakinya dan berteriak, "Turunkan aku, cepat turunkan aku!"
"Plak!"
Pantat Josh tiba-tiba dipukul dengan keras hingga menciptakan suara yang sangat nyaring. Detik berikutnya, wajah memerah Josh semakin tak terhindarkan. Sungguh, ia benar-benar tak percaya.
Ia, ia baru saja memukul… pantatnya.
Ketika diri Josh masih diliputi dengan keterpanaan dan rasa marah, suara Bo Jing terdengar, "Sebaiknya kamu jujur padaku sebelum aku yang bertindak!"
Sebuah ancaman!
Ancaman yang tersembunyi!