Halo Suamiku!

Akhirnya Terucap Kata “Aku Mencintaimu” (5)



Akhirnya Terucap Kata “Aku Mencintaimu” (5)

Kecepatannya masih sama, apalagi ini adalah kecepatan tercepat, dan mobil tidak bisa berhenti sama sekali !     

Tetapi banyak orang yang telah bergegas ke depan.     

Ada pria, wanita, dan bahkan remaja!     

Mata Josh sontak melebar dan punggungnya seketika terasa dingin.     

"Minggir! Cepat menyingkir!"     

Entah dari mana munculnya Bo Jing dan teriakannya yang terdengar panik, yang pasti, begitu orang-orang yang baru saja bergegas ke depan melihat mobil Josh tidak juga berhenti, mereka sangat ketakutan hingga berteriak keras dan lari tunggang langgang.     

Selama ini, Josh memang telah melewati rintangan yang tak terhitung jumlahnya, tetapi ia tidak pernah menggunakan orang sebagai penghalang. Apalagi sekarang, mereka semua adalah makhluk hidup!     

Kini, ia berpegangan kuat pada kemudi dengan kedua tangan dan hanya bisa menghindar karena remnya sama sekali tidak berfungsi. Bahkan saraf tegangnya saat ini lebih terpancing daripada saat pertandingan. Karena itulah, ia masih tidak bisa menghindari punggungnya basah.     

Apalagi saat ia melihat seorang anak berusia 11 tahun di depannya, yang tersandung dalam pelarian cepat dari kerumunan. Di depan mobilnya saat ini, ada begitu banyak orang di kedua sisi.     

Josh tidak bisa melarikan diri. Untuk sesaat, ia bahkan tampak merasa lebih putus asa daripada anak ketakutan yang memucat dan lemas di tanah.     

Namun hanya dua detik sebelum tabrakan terjadi, sesosok manusia tiba-tiba melintas di depan mobil. Kecepatannya luar biasa. Di tengah teriakan massa, anak berusia 11 tahun itu berhasil dilarikan ke samping oleh seorang pria dan pada saat yang sama, mobil Josh juga melewati jalan itu.     

Kemudian, Bo Jing segera meletakkan anak kecil itu sembari melihat ke arah mobil yang tidak bisa berhenti. Kali ini, wajahnya sudah lebih dari sekadar muram.     

Ujung jarinya sedikit bergetar dan kedalaman sorot matanya yang ramping tampak dipenuhi darah.     

Apalagi ada tebing tinggi di sisi kanan jalan di sekitar pulau. Kecuali mobil menabraknya, mobil Josh tidak akan pernah bisa berhenti.     

Dan satu-satunya cara agar Josh bisa bertahan adalah dengan melompat.     

Tapi itu terlalu cepat.     

Bahaya melompat juga sangat besar.     

Karena masih ada orang di depan, jadi sulit bagi Josh untuk segera meninggalkan mobil. Lagipula, ia tidak bisa membiarkan mobil yang berjalan menyamping menabrak orang lain.     

Mau tak mau, Josh mengatur napasnya dalam-dalam, memegang kemudi di satu tangan dan mengeratkan pengaman helmnya di tangan yang lain, kemudian membuka pintu.     

Bo Jing.     

Bo Jing.     

Entah kenapa, satu nama itu muncul di benak Josh saat ini.     

Serta semua penampilan yang dihadirkan di hadapannya, cintanya yang dipendam selama ini, kesabarannya dalam diam, kehati-hatian dan kerendahan hati setelah mendapatkannya, kesunyian dan kerjasamanya saat ia marah, keceriaan dan manisnya saat ia bahagia…     

Semuanya.     

Saat ini, setiap adegan yang telah terjadi seperti roda gigi film.     

Saat angin sejuk berhembus, Josh tiba-tiba menyadari bahwa air matanya telah jatuh.     

Tepat ketika Josh hendak melompat keluar dari mobil, dua sosok tiba-tiba muncul di sudut jalan di sekitar tebing pulau.     

"Aaahhh!"     

Begitu keduanya melihat sebuah mobil mendekat, mereka berteriak keras.     

Kemunculan mereka juga kembali membuat jantung Josh menegang, yang membuat Josh mau tak mau mengubah arah dalam sekejap. Hal itu juga mempersingkat waktu bagi Josh untuk melarikan diri dan meningkatkan risiko.     

Sampai akhirnya.     

"Braakk!" Dengan suara keras, dua detik setelah sesosok melompat keluar dari mobil, mobil itu menabrak dinding batu di bawah tebing. Kecepatan yang sangat kilat sebelumnya menyebabkan mobil itu hancur seketika setelah menabrak dan terlihat sangat mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.