Akhirnya Terucap Kata “Aku Mencintaimu” (7)
Akhirnya Terucap Kata “Aku Mencintaimu” (7)
Sedangkan Josh tidak memberikan reaksi sama sekali. Ditambah lagi, suhu di tubuhnya semakin lama semakin dingin.
Seorang pria yang selalu dewasa, elegan, bahkan memiliki aura yang tak terbantahkan pun seperti binatang yang menyedihkan saat ini. Mata sipitnya berwarna merah, penuh dengan kabut air, dan mulutnya terus berbisik, "Maaf... Maaf, jangan menghukumku seperti ini. Ini salahku. Seharusnya aku tidak mendaftarkanmu untuk turut serta... Josh… Josh... Tolong, buka matamu agar aku bisa melihat apakah kamu baik-baik saja..."
Di lain sisi, Barton yang berdiri di sana hanya menyaksikan pemandangan itu. Untuk pertama kalinya, ia benar-benar bingung menghadapi masalah selain mobil balap. Harus diakui bahwa hatinya juga bergetar. Tidak hanya dalam menghadapi hal-hal seperti itu, tetapi juga dalam menghadapi fakta tentang identitas Josh dan identitas pria di depannya.
Ketika ia melihatnya lagi, Barton hampir memastikan bahwa Josh adalah Kimi.
Pasalnya, pria di depannya adalah pembalap misterius non profesional yang berhasil meraih juara pertama di lintasan Monza. Dan kini, pria itu muncul bersama dengan Kimi pada waktu yang bersamaan. Meskipun ia tidak tahu hubungan pribadi mereka, tapi Barton telah mengkonfirmasi bahwa wanita itu benar-benar Kimi.
Tak lama, ambulans tiba dengan sirine yang memekakkan telinga.
Bo Jing sendirilah yang perlahan mengangkatnya.
Diselimuti dengan sisa-sisa senja, pria itu mengenakan celana panjang hitam dan kemeja putih. Setelah ia menggulung lengan bajunya, ototnya yang menonjol tampak begitu menawan. Namun kini, tangan dan lengan bajunya telah berlumuran darah.
Sementara wanita di gendongannya mengenakan setelan balap ketat hitam, lengannya yang ramping tergantung tak berdaya, dan rambutnya yang panjang berayun lembut ditiup angin.
Tentu, ada banyak darah di tubuhnya.
Yang mewarnai tangannya dengan warna merah segar.
Yang merahnya menyerupai warna di mata Bo Jing saat ini.
Juga ikut mewarnai dunia Bo Jing yang berubah menjadi kelam.
Dengan segera, Josh dibawa ke ambulans di mana paramedis segera memberikan pertolongan pertama.
Tindakan utama yang diberikan adalah pemeriksaan kondisi cedera yang dialami, bergegas memasang botol infus, dan segera menghentikan pendarahan.
Di sisinya, Bo Jing tidak pernah berpaling sedetik pun. Namun, ketika sesaat setelah Josh dipasangkan masker oksigen, ia dengan jelas melihat kabut uap di sana. Matanya serasa memanas sesaat, dan kemudian perlahan menundukkan kepalanya sembari memegang tangan Josh erat-erat.
Terima kasih Tuhan.
Josh harus tetap bertahan. Ia pasti akan bertahan.
Kecelakaan ini benar-benar membuat dada Bo Jing sesak dan bahkan ia telah berikrar akan membalaskan dendamnya. Pasti ia akan membuat mereka membayar seribu kali lipat harga atas apa yang telah mereka lakukan pada Josh dan membuat hidup mereka lebih buruk daripada kematian!!!
Setelah sampai ke rumah sakit, Josh langsung dilarikan ke ruang gawat darurat.
Tanpa terkecuali, Bo Jing terus memegang tangannya dengan erat, ikut mendorong ranjangnya dan berteriak untuk meminta mereka bergegas. Namun, tepat ketika Josh akan dimasukkan ke ruang gawat darurat, ia terpaksa melepaskan genggaman tangannya. Saat itulah ia baru menyadari tangan Josh terkepal erat.
Entah kapan harapan di hatinya tiba-tiba bangkit.
Sontak, Bo Jing membeku dalam sekejap. Lalu, ia menatapnya dengan binar takjub sembari berbisik, "Josh… Josh..."
Tanpa diduga, bulu mata Josh bergerak lembut dan akhirnya terbuka perlahan.
Di matanya yang cerah, ada sedikit sorot kerumitan saat ini, namun kemudian, terlihat sudut matanya yang lembab. Dengan rasa sesak itu, sepertinya air mata akan mengalir keluar, yang membuat hati Bo Jing teremas kuat dan teras menyakitkan.
"... Bo… Jing…"
Bibirnya tampak bergerak dengan kelemahan dan kesulitan.
Seketika, Bo Jing menundukkan kepalanya untuk mencium kening Josh. Suaranya yang serak juga terdengar setelahnya, "Josh, jangan bicara dulu. Dokter akan memberikan pertolongan pertama sesegera mungkin."
Kemudian ia langsung meminta perawat untuk mendorongnya masuk.
Namun, Josh masih memegang tangan Bo Jing erat-erat, bahkan air mata telah mengalir di sudut matanya, yang membuatnya tampak seperti anak kecil yang takut disuntik.
"... Tunggu… ada… yang ingin kukatakan padamu…"
Kata-kata itu terdengar samar-samar melalui masker oksigen yang menutupi mulutnya.