Kehangatan Malam Natal di Malam Pernikahan (4)
Kehangatan Malam Natal di Malam Pernikahan (4)
Ini berbeda dari kepingan salju halus yang turun di awal-awal. Sekarang, salju semakin banyak dan sudah semakin berat. Selama sesaat, seluruh Kota T tampaknya telah terbungkus oleh lautan putih.
Sementara di dalam mobil, musik yang menenangkan mengalun indah.
Setelah keduanya tiba di rumah, Sang Xia sudah turun lebih dulu dari mobil dan sedang menunggu untuk masuk bersama-sama, tetapi Rong Zhan tiba-tiba memanggilnya.
"Sayang, aku sudah berjanji akan membawakan manusia salju untuk putriku. Tunggu dulu."
Begitu Rong Zhan mengatakan ini, ingatan Sang Xia langsung tertuju pada apa yang dikatakan Xiao Meibao di telepon, bahwa ayah akan membawakannya manusia salju saat ia pulang nanti.
"Kamu tahu jika hari ini akan turun salju?" tanya Sang Xia saat ia berjalan mendekat sembari mengangkat alis tinggi-tinggi.
Kini, Rong Zhan telah berhenti di tengah air mancur vila dan menghadap pintu di atas tangga depan.
Tubuhnya yang ramping berjongkok, mulai mengumpulkan salju, dan menjawab, "Yah, aku memperhatikan cuaca setiap hari akhir-akhir ini."
Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan di pesta pernikahan, maka ia harus membuat semua persiapan sebelumnya.
Tapi Sang Xia berpikir jika apa yang Rong Zhan lakukan hanyalah agar ia bisa membuatkan manusia salju untuk putri mereka. Alhasil, Rong Zhan harus memerhatikan cuaca ke depan seperti apa untuk melihat kapan salju akan turun
Jadi saat ini, Sang Xia ikut berjongkok di sisi Rong Zhan sembari berkata, "Kalian sangat mirip. Semakin putrimu tumbuh, semakin banyak karakternya yang sama sepertimu."
Ketika Rong Zhan mendengarkan makna tersirat dalam kata-kata Sang Xia, ia tersenyum liar, "Bukankah itu bagus? Lebih baik untuknya menjadi dominan seperti ayahnya."
Setelah terdiam sejenak, Sang Xia kembali menimpali, "Apa bagusnya mendominasi? Jelas-jelas darah genitmu semakin mengalir."
Bahkan saat monster kecil bersamanya, gadis kecil itu sudah lebih dulu mengambil sikap dengan bertindak liar.
Kini, setelah beberapa saat Sang Xia dan Rong Zhan bersama-sama menumpuk salju untuk membuat bentuknya semakin sempurna , ponsel Sangxia berdering lagi. Dan ya, benar saja, itu adalah panggilan dari putrinya.
Sebenarnya Xiao Meibao juga agak mirip dengannya dalam hal ini. Untuk urusan teknologi, meskipun ia masih sangat kecil, tapi gadis itu sudah sangat pintar membuat panggilan telepon ke orang lain.
"Bu, Bu, apa kalian sudah pulang? Aku ingin Ibu dan Ayah kembali lebih cepat..."
Suara kecil Xiao Meibao yang lembut terdengar sedikit harap-harap cemas.
Karena posisi Sang Xia dan Rong Zhan sangat dekat, jadi keduanya bisa sama-sama mendengar suara putri mereka di ujung telepon, "Nak, minta bibi untuk membawamu turun. Ayah dan Ibu ada di bawah. Di luar sedang turun salju."
Begitu Xiao Meibao mendengar ini, ia begitu bersemangat dan segera mengayunkan kakinya untuk mencari bibi pengasuh.
Setelah sepuluh menit berlalu, Rong Zhan mengambil dua kerikil berukuran sedang dari kolam air mancur. Tepat ketika mata manusia salju dipasangkan, pintu vila terbuka. Kemudian, terlihat tiga anak berpakaian seperti bola keluar dari vila satu per satu, diikuti oleh pengasuh.
"Ayah!"
Ketika Xiao Meibao melihat bahwa ayah dan ibunya tidak jauh di depan dan ada sebongkah manusia salju besar di sebelahnya, matanya berbinar dan ia bergegas menuruni tangga untuk berlari mendekat.
Tapi karena tangganya agak tinggi, alhasil ia takut untuk turun. Ia terlihat ragu dengan berjalan maju mundur seperti bola kecil, yang membuat orang-orang semakin gemas padanya.
Sementara Rong Zhan yang takut ia tergelincir, dengan cepat berjalan ke depan.
Begitu pun dengan Sang Xia.
Tanpa ragu, Xiao Meibao langsung melompat sembari mengulurkan tangannya yang putih dan lembut untuk digendong. Melihat itu, Xiao Ba Wanghua tak mau kalah. Ia juga ikut mengulurkan tangannya untuk minta dipeluk, tetapi Xiaobai justru membawa tangan kecilnya di belakang punggung dan tidak berani berbicara. Sungguh, ia tampak acuh tak acuh dan malu kali ini.
Karena Rong Zhan sangat tinggi, jadi langkahnya cukup lebar untuk bisa segera sampai di posisi ketiga bocah itu. Tanpa aba-aba, ia langsung meraih bayi perempuannya dengan satu tangan, dan kemudian melewati tubuh Xiao Ba Wanghua untuk menggendong monster kecil, Xioabai, sehingga hal itu membuat Xiao Ba Wanghua mengurungkan niatnya untuk melompat ke depan. Saat melihat ayahnya justru menggendong adik dan monster kecil itu, ia hanya mampu menunjukkan wajah bingung.
Bingung dan polos, yang membuat Sang Xia sangat ingin tertawa. "Kemarilah, Nak. Ibu akan memegang tangan kecilmu."