Mewujudkan Impian, Pernikahan (1)
Mewujudkan Impian, Pernikahan (1)
Salju yang tampak seperti bulu angsa turun dengan ringan, sedangkan kamar tidur di dalam terasa hangat. Setelah lampu samping tempat tidur dimatikan, ada dua tubuh yang saling berpelukan di sana.
Detik setelahnya, Rong Zhan menundukkan kepala untuk mencium dahi istrinya, kemudian ia berbisik pelan, "Sayang, aku sangat lelah akhir-akhir ini."
Sembari menguap, Sang Xia menggosokkan kepalanya di dada Rong Zhan dan membuat suara malas. Lalu ia berkata perlahan, "Untungnya, besok semuanya sudah berakhir dan kamu bisa beristirahat dengan baik."
Sesaat setelah pernyataan itu terlontar, entah apa yang dipikirkan Sang Xia tiba-tiba ia membuka matanya, "Jangankan itu, aku saja yang akan menjadi pengiring pengantin kali ini karena Su Li meminta bantuanku, kalau tidak..."
"Kalau tidak apa?" Rong Zhan mengangkat alisnya.
"Kalau tidak, aku tidak akan datang. Aku bahkan tidak tahu siapa pengantin wanitanya. Su Li bilang dia adalah teman dekatnya. Kenapa aku tidak tahu jika dia mengenal begitu banyak orang di luar, bahkan dia harus memohon padaku untuk menjadi pengiring pengantin orang itu?" ujar Sang Xia dengan sedikit malas.
"Apa itu artinya cemburu?" timpal Rong Zhan dengan senyum penuh arti dari satu sudut mulutnya.
Sang Xia segera memukulnya, "Jangan bicara omong kosong."
Dengan sigap, Rong Zhan memegang tinjunya, merentangkannya, meletakkannya di bibir, lalu menciumnya dengan tatapan yang dalam, "Tidak masalah. Aku dengar pengantin itu berada di luar negeri dan tidak dapat kembali sampai besok. Pokoknya, kamu akan melihatnya ketika upacara pernikahan dilaksanakan."
"Aku tidak peduli apakah dia akan datang atau tidak. Lagi pula, bukan aku yang menikah besok. Jadi aku tidak terlalu khawatir."
Setelah mengatakannya, Sang Xia langsung menutup matanya, mencari posisi yang nyaman di pelukan Rong Zhan, dan tidur dengan lelap.
Sementara Rong Zhan juga langsung membawanya ke dalam pelukan, menarik sudut bibirnya dan berkata dengan suara rendah, "Oke, tidurlah."
Dua orang yang kelelahan itu kini semakin erat. Yang satu tidak memakai pakaian, dan yang lain hanya menggunakan beberapa helai saja. Alhasil, akan sangat mudah untuk membuat percikan.
Tapi kali ini bukan Rong Zhan yang berinisiatif.
Tanpa diduga, lengan putih Sang Xia mengait di leher Rong Zhan sembari mendongakkan kepalanya dari dada suaminya, kemudian satu kaki menekan pinggang Rong Zhan, dan suaranya menjadi sangat lembut, "Rong Zhan, sekarang sedang turun salju. Bukankah sedikit mengecewakan jika tidak melakukan apa-apa di malam yang begitu romantis ini?"
Sebenarnya, Rong Zhan telah merengek padanya dua hari yang lalu, tetapi Sang Xia terus menolak.
Karena ia terlalu lelah setelah membantu persiapan pernikahan siang itu bersama Su Li.
Tapi malam ini ia ingin memiliki kehangatan yang tak tertandingi bersama dengan Rong Zhan.
Tapi tak disangka.
Rong Zhan justru melepaskan kaitan di lehernya dan meminta Sang Xia untuk berbaring saja di tempat tidur. Jarang sekali ia begitu sombong seperti ini. "Apa yang ingin kamu lakukan selain tidur nyenyak?"
"Rong Zhan, kamu—"
Sang Xia tidak pernah berpikir bahwa Rong Zhan akan mengabaikannya seperti ini. Alhasil, ia sedikit menggertakkan gigi dan kemudian berbalik dengan dengungan dingin.
Awas saja!
Lihat bagaimana Sang Xia akan menyiksanya nanti ketika Rong Zhan menginginkannya di lain waktu.
Melihat itu, Rong Zhan memeluknya dengan erat dari belakang, mencium lehernya, dan dengan sengaja berkata, "Bukankah kamu akan menjadi pengiring pengantin besok? Aku tidak ingin melihat masalah yang disebabkan oleh pengiring pengantin. Misalnya, ada tanda ciuman di bahu dan leher sehingga orang bisa menertawakannya, oke?"
Sontak, rasa panas di pipi Sang Xia tak terhindarkan, namun ia tetap mengabaikannya.
Sejak kapan Rong Zhan menjadi begitu perhatian pada orang lain?
Bahkan hingga berani menolak istrinya sendiri?
Apalagi ini adalah pernikahan orang lain, jadi bukan menjadi persoalan apa yang akan Sang Xia kenakan nanti.
Juga tidak ada yang akan melihat jejak kemesraan mereka.
Setelah keduanya berguling ke kanan dan kiri selama beberapa menit, mereka segera tertidur berpelukan karena sama-sama kelelahan.
Malam itu begitu tenang.
Sinar cahaya bulan masih bersinar dengan gagah, sementara salju tebal juga terus menghempaskan diri ke bumi.
Jadi hujan salju turun sepanjang malam.
Besok, ketika matahari menampakkan diri di ufuk Timur, seluruh kota akan berada seolah di dunia perak.
Hari ini adalah perayaan Natal.
Dan hari ini juga upacara pernikahan akan dilaksanakan.