Halo Suamiku!

Mewujudkan Impian, Pernikahan (6)



Mewujudkan Impian, Pernikahan (6)

"Bu, aku mencintaimu."     

Sang Xia tersenyum sembari mencium dahi kecil Xiao Ba Wanghua dengan kelembutan tak terhingga, "Ibu juga mencintaimu."     

  ...     

Saat ini, tanpa sadar mobil hampir mencapai tujuannya. Dalam diam, Sang Xia segera menggendong putranya dan sepertinya ia tiba-tiba merasakan sesuatu yang salah di jalan yang cukup ramai ini.     

Dari tampilan luar, terlihat gedung-gedung tinggi dan banyak pejalan kaki di trotoar. Mereka terlihat berjalan terburu-buru, tapi——     

Begitu mobilnya melintas, beberapa orang berhenti untuk melihat ke arah mereka…?!     

Seketika, Sang Xia tertegun dan secara spontan melihat ke belakang——     

Namun, ia dibuat tercengang dengan tampilan di depannya.     

Terlihat iring-iringan mobil pengantin tepat di belakang mobilnya, semuanya adalah Rolls Royce, Bentley, Lamborghini, dan berbagai mobil mewah lainnya, bahkan jumlahnya sangat banyak hingga ia tidak dapat melihat ujungnya secara sekilas.     

Sementara dirinya berada di mobil pertama.     

Benarkah ia yang pertama?!     

Apa ia juga termasuk dari rombongan mereka?     

Selama sejenak, raut kebingungan terpancar dari wajah Sang Xia, tetapi pergerakan Xiao Ba Wanghua yang meluncur turun darinya dan meraih tangannya sontak kembali menyadarkannya.     

"Tunggu...! Tunggu, sopir, Su Li, ini jalan menuju rumah sakit...?"     

Saat mengatakannya, Sang Xia tiba-tiba bergidik karena terpikirkan akan iring-iringan di belakangnya, terlebih sesaat setelah mobil berbelok di sudut depan.     

Sekarang, tidak ada mobil di jalan dan hanya iring-iringan mobil mereka yang melaju perlahan. Sedangkan di depan, alun-alun yang begitu besar terbentang luas.     

Setelah hujan salju, langit berubah biru dan sama sekali tidak berawan. Merpati putih terbang di langit alun-alun dan gereja suci yang menjulang tinggi ada di tengah-tengahnya.     

Jalan menuju gereja itu juga diselimuti dengan karpet merah hingga berlanjut ke tangga masuk.     

Di kejauhan, bel menara lonceng berdering, mengguncang hati orang-orang yang mendengarnya.     

Seketika hal itu juga menciptakan perasaan tegang sekaligus bersemangat.     

Banyak orang berdiri di alun-alun, tetapi barisan mereka terlihat begitu rapi. Para pria mengenakan jas, sementara para wanita mengenakan gaun.     

Saat itulah Sang Xia baru menyadari bahwa mereka tidak pergi ke rumah sakit, melainkan langsung menuju ke Gereja Pernikahan.     

Sontak, kemarahan Sang Xia melonjak dan ia ingin bertanya pada sopir mengapa tidak membawanya ke rumah sakit, namun Xiao Ba Wanghua lebih dulu menyela sembari mengguncang lengannya, "Bu, Bu ... Lihat, ayah datang."     

Begitu kata-kata ini terlontar, keterkejutan Sang Xia semakin menjadi-jadi.     

Ayah?!      

Rong Zhan?     

Tidak! Kenapa Rong Zhan kemari?     

Rong Zhan tidak pernah mengatakan akan muncul dan sepertinya ia juga tidak pernah tahu siapa pun yang akan menikah.     

Rong Zhan sama sekali tidak pernah membahas tentang ini padanya.     

Tetapi meskipun ia diutus sebagai pendamping mempelai pria, seharusnya ia mengatakannya pada Sang Xia, kan?     

Tepat di saat itu, pikiran Sang Xia benar-benar berkecamuk.     

Jelas, ia merasa ini semua sangat aneh, tetapi ia sama sekali tidak dapat menemukan alasannya, seolah ia terjebak di dalamnya.     

Apalagi tampilan Rong Zhan saat ini tidak seperti pria berjas yang berdiri rapi di sana. Ia tampak berbeda dan langsung menghampiri mobilnya yang baru tiba.     

Sedangkan mobil-mobil di belakang pun juga berhenti satu per satu. Tampilan dari antrean panjang mobil mewah yang menjemput pengantin wanita ini benar-benar menakjubkan.     

Dan begitu Sang Xia melihat sosok ramping yang datang mendekat, ia segera menarik napas dalam-dalam.     

Karena orang itu benar-benar Rong Zhan.     

Sungguh, ia jarang berpakaian begitu formal seperti sekarang, bahkan rambut hitamnya juga disisir dengan sangat rapi, rahangnya tampak menajam, wajahnya yang jahat namun tampan juga semakin terpancar.     

Tanpa aba-aba, Su Li segera membuka pintu di sisi lain dan turun.     

Bersamaan dengan Rong Zhan yang hampir mencapai tujuannya, ia melirik Su Li sembari membuat gerakan "OK".     

Kini, Rong Zhan menarik napas dalam-dalam, berjalan ke pintu seorang diri, membungkuk, lalu perlahan membuka pintu.     

Sementara Sang Xia masih terpana sampai saat ini.     

Dan setelah Rong Zhan membuka pintu, Xiao Ba Wanghua segera mengulurkan tangan kecilnya untuk meminta digendong——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.