Perjuangan Menembus Surga

Memasuki Dasar Menara Lagi



Memasuki Dasar Menara Lagi

Di dalam sebuah ruang belajar yang sangat terang, seutas sinar rembulan melesat ke atas meja melalui jendela yang terang dan bersih. Sebuah meja yang terbuat dari kayu pohon gabus memancarkan aroma kayu yang samar. Di atasnya, terdapat sebuah vas bunga terbuat dari kaca, di mana dua hingga tiga batang bunga yang masih membawa embun pagi berada. Tiga batu tinta terdapat di sekitar meja. Kaligrafi berharga semacam itu selalu sangat disukai oleh orang-orang penting.     

"Kau ingin memasuki dasar dari Menara Pemurnian Qi Langit Membara?" Pergerakan tangan Su Qian seketika terhenti ketika ia mendengar permintaan Xiao Yan. Ia mendongak dan menunjukkan sebuah wajah yang tertegun.     

Su Qian juga berhubungan singkat dengan dunia di bawah menara. Tempat itu pada dasarnya tidak ada kehidupan. Sebuah tempat di mana magma panas secara acak mengalir, memancarkan berbagai bau belerang. Bahkan energi yang ada di sana penuh dengan keganasan yang liar. Orang biasa tidak bisa cukup cepat melarikan diri dari lingkungan semacam itu. Siapa yang akan menduga bahwa Xiao Yan berinisiatif untuk meminta memasukinya? Tak terelakkan Su Qian akan terkaget seperti itu.     

Xiao Yan tersenyum dengan sikap yang malu ketika ia melihat penampilan Su Qian. Ia mengusap kepalanya dan berkata, "Aku telah tinggal selama kurun waktu tertentu di tempat itu dan tahu sedikit mengenai situasi di sana. Meskipun tempat itu sangat liar dan ganas, energi afinitas api yang dikandung sangatlah murni. Hal itu tidak kalah dengan gua-gua yang penuh dengan energi di dunia. Terlebih lagi, keliaran dan keganasan di dalam energi tidak mengancamku. Tempat itu adalah tempat kelahiran Api Hati Gugur. Saat ini, Api Hati Gugur telah seutuhnya kumurnikan, jadi aku seharusnya tidak akan menghadapi masalah apapun.     

Su Qian sedikit mengerutkan dahi saat mendengar hal ini. Ia meletakkan kuas kaligrafi di tangannya, merenung sesaat, sebelum mengangkat kepalanya dan memandang ke arah raut wajah Xiao Yan. Ia hanya bisa menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah, karena kau bersikeras meminta, aku akan melakukan apa yang kau inginkan. Namun, aku harus memperingatkanmu sebelumnya, bahwa dunia magma tidak setenang yang kau bayangkan. Jika ada sesuatu yang tidak beres terjadi, kau harus bergegas kembali. Aku akan menyuruh beberapa Tetua dari Akademi Dalam untuk menjaga pintu masuknya setiap saat."     

"Terima kasih banyak Tetua Kepala." Xiao Yan seketika bergembira, tersenyum, dan menjawab ketika ia melihat Su Qian menganggukan kepalanya setuju.     

"Ugh, dasar anak muda. Kau selalu tidak bisa mematuhi peraturan…" Su Qian menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. Ia berdiri dari kursinya dan pergi keluar dari ruangan belajar itu. Xiao Yan mengikuti dekat di belakang.     

Setelah keluar dari ruang belajar itu, Xiao Yan dan Su Qian perlahan berjalan keluar dari area Tetua. Mereka berjalan beberapa saat di dalam Akademi Dalam sebelum memasuki Menara Pemurnian Qi Langit Membara, yang memiliki sebuah bagian besar yang mencuat dari tanah.     

Xiao Yan secara refleks merasakan sejenis perasaan haru saat ia kembali memasuki Menara Pemurnian Qi Langit Membara setelah beberapa tahun. Kala itu, ketika ia menapakkan kaki di tempat ini untuk pertama kalinya, ia hanyalah seorang pemula muda yang baru saja memasuki Akademi Dalam. Namun sekarang, ia nyaris bisa dianggap telah memasuki taraf ahli. Setidaknya, jumlah orang di 'Daerah Pelosok Hitam' yang bisa menandinginya dalam kekuatan bertarung bisa dihitung dengan jari.     

Saat ini, Menara Pemurnian Qi Langit Membara telah kehilangan arus manusianya yang datang dan pergi, karena Api Hati terkuras. Hanya beberapa sosok manusia yang ada di dalam ruang yang luar biasa besar itu. Pada saat ini, kebanyakan dari mereka yang masih berlatih di tempat ini menyukai kesunyiannya yang menenangkan. Tentu saja, ada satu faktor lainnya. Bagaimanapun juga, energi afinitas api dari Menara Pemurnian Qi Langit Membara jauh lebih pekat daripada di dunia luar. Lagipula, dunia magma raksasa di bawahnya selalu memancarkan energi api yang kuat. Meskipun energi ini ditahan oleh tanah yang tebalnya ribuan kaki, beberapa energi masih berhasil mencapai kemari. Jadi, Menara Pemurnian Qi Langit Membara yang sekarang dianggap sebagai area pelatihan yang bagus bagi cukup banyak murid yang menerapkan Metode Qi afinitas api.     

Xiao Yan dan Su Qian tidak berlama-lama tinggal di lantai pertama. Setelah sekilas memandangnya, mereka berdua menuju bagian dasar menara. Mereka juga bertemu cukup banyak murid yang berlatih di tempat ini di sepanjang jalan. Ketika orang-orang ini melihat Xiao Yan dan Su Qian, mereka semua bergegas menyambut mereka berdua. Saat ini, posisi Xiao Yan di hati para murid ini sangatlah tinggi. Pertempurannya dengan Iblis Tanah Tua kala itu benar-benar telah menundukkan semua orang.     

Tanpa ada yang menghentikan mereka, Xiao Yan dan Su Qian muncul di lantai terendah dari Menara Pemurnian Qi Langit Membara setelah sekitar sepuluh menit lebih. Karena letusan Api Hati Gugur kala itu, pintu dari lantai terendah telah dikunci dengan kuat. Setelah Api Hati Gugur ditundukkan oleh Xiao Yan, pertahanan lantai dasar ini tidak lagi seketat sebelumnya, tetapi pintu itu masih tidak pernah terbuka, tetap disegel hingga hari ini.     

"Meskipun ketidakhadiran Api Hati Gugur telah menyebabkan ketidaknyamanan, setidaknya hal itu telah membuat orang-orang merasa lebih santai. Sebelumnya, selalu perlu khawatir bahwa api itu akan mendadak meletus suatu saat, menyebabkan orang merasa tidak tenang." Su Qian membuka kunci logam besar di pintu logam itu, saat ia menolehkan kepalanya ke Xiao Yan dan melanjutkan sambil tersenyum, "Oleh karena itu, kau bisa menundukkan makhluk itu juga bisa dianggap telah menyelamatkan kami dari masalah."     

Xiao Yan mengangguk tanpa suara ketika ia mendengar hal ini. Ia paham bahwa kata-kata Su Qian merupakan sebuah usaha untuk tidak terganggu mengenai masalah dirinya menundukkan Api Hati Gugur dari Akademi Dalam. Hati Xiao Yan seketika sedikit tersentuh. Ia tersenyum dan berkata, "Tetua Kepala, tenang. Aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu Menara Pemurnian Qi Langit Membara menciptakan sebuah 'Api Hati' yang tidak akan pernah dipadamkan."     

"He he he he, tak masalah jika kau melakukan yang terbaik. Tak masalah jika kau melakukan yang terbaik." Su Qian tertawa. Ia tidak terlalu memperhatikan kata-katanya. Akademi Dalam sudah kehilangan Api Hati Gugur dan 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' yang terkenal sebagai pemercepat pelatihan telah kehilangan efeknya. Nyatanya, ini telah menyebabkan Akademi Dalam menderita. Namun, ia juga sadar pentingnya 'Api Surgawi' bagi Xiao Yan. Tentu saja, ia tidak akan mengatakan kata-kata apapun yang merujuk kepada meminta api itu.     

Meskipun Su Qian tidak mengatakan pemikirannya, Xiao Yan tidak benar-benar gagal merasakannya. Sejujurnya, ia merasa agak bersalah terhadap Akademi Dalam dan Su Qian. Lagipula, ia memang datang ke Akademi Jia Nan kala itu karena Api Hati Gugur… Kini setelah ia mencapai tujuannya, ia akhirnya menyebabkan kerugian besar bagi Akademi Dalam. Jadi, hati Xiao Yan selalu memikirkan bagaimana caranya untuk membantu Akademi Dalam menyelesaikan masalah ini. Meskipun yang disebut sebagai 'Pot Pengumpul Api' ini memiliki efek yang besar, Xiao Yan, sebagai pemilik 'Api Hati Gugur,' jelas tahu bahwa sisa Api Hati pada akhirnya adalah sebuah tubuh terpisah dan tidak akan sekuat 'Api Hati Gugur' yang asli…     

Xiao Yan perlahan mendorong pintu logam berat itu terbuka. Ketika pintu itu memancarkan suara berderit, udara panas seketika menyapu keluar layaknya gerombolan lebah, seolah-olah tempat itu telah disegel selama bertahun-tahun yang tak terhitung lamanya…     

Su Qian menjulurkan tangannya dan dengan lembut mengayunkannya di depannya. Ia pun tertawa kecut, "Tempat ini saja sudah sangat panas. Aku benar-benar tidak berani membayangkan seberapa mengerikannya di dalam dunia magma. Apakah kau yakin ingin berlatih di sini?"     

Xiao Yan merentangkan tangannya dan menghirup nafas energi panas. Wajahnya menunjukkan raut wajah yang puas saat ia tersenyum dan berkata, "Energi panas semacam ini adalah yang paling kubutuhkan. Dengan adanya 'Api Surgawi' yang melindungi tubuhku, aku tidak perlu takut terhadap sebuah api biasa. Tetua Kepala, kau tidak perlu cemas…"     

"Dasar monster kecil."     

Su Qian menggelengkan kepalanya dan menggumam ketika ia mendengar hal ini. Setelah itu, ia perlahan berjalan ke lantai terakhir yang sangat luas dari Menara Pemurnian Qi Langit Membara.     

Xiao Yan mengikuti di belakangnya saat ia perlahan masuk. Di ruang dasar menara ini tidak terdapat banyak cahaya. Sebuah warna merah terang samar memenuhi bagian dalamnya. Cahaya itu berasal dari tengah ruangan, di mana sinar terpancar dari sebuah lubang dalam yang ukurannya sekitar tiga puluh meter. Sinar merah terang itu tepat seperti sebuah pilar cahaya yang menjulur keluar, menyingkirkan kegelapan di dalam area ini.     

Xiao Yan dan Su Qian berjalan menuju lubang yang dalam itu. Saat mereka mendekat, udara di sekitar menjadi lebih panas. Energi afinitas api yang terkandung di dalamnya juga menjadi semakin murni dan ganas.     

Ketika langkah kaki kedua orang itu terhenti di lubang dalam di tengah, energi panas yang datang menerkam nyaris membuat Su Qian merasakan sedikit rasa sakit membakar. Ia tidak menerapkan Metode Qi afinitas api. Jadi, energi sejenis ini tidaklah menyenangkan baginya.     

Xiao Yan menghirup nafas dalam-dalam sekuat tenaga saat ia berdiri di samping lubang itu. Sebuah gelombang energi panas mengikuti hidungnya dan memasuki tubuhnya. Akhirnya, hal itu mengalir di dalam tubuhnya dan menyebabkan dirinya dengan cepat menjadi panas membara. Xiao Yan tidak tahu apakah itu adalah sebuah ilusi, tetapi Api Hati Gugur di dalam tubuhnya telah tampak jauh lebih hidup pada saat ini.     

Xiao Yan menjulurkan kepalanya saat tatapan matanya menatap bagian dalam lubang dalam itu. Warna merah terang pun memasuki matanya. Aura panas yang disemburkan keluar dari lubang tampak sehidup sebuah gunung berapi. Masih ada jarak yang cukup jauh dari pintu masuk ke magma, tapi bahkan dengan jarak itu, aura panas itu tetap kuat tanpa melemah.     

Saat mengamati lubang dalam itu, tenggorokan Xiao Yan terlihat menelan ludah sedikit. Sebuah kegirangan yang sulit untuk disembunyikan terpancar dari mata hitam gelapnya. Ini pasti adalah sebuah harta karun tempat pelatihan bagi Xiao Yan. Jika ia bisa berlatih untuk kurun waktu tertentu di tempat ini, kekuatannya akan meningkat secara signifikan.     

"Karena kau percaya diri bahwa kau bisa berlatih di sini, aku tidak akan menghentikanmu. Xin Lan akan pergi setelah beberapa waktu yang agak lama. Jadi, kau masih punya banyak waktu untuk berlatih. Oleh karena itu, kau tidak perlu gelisah, jadi bersantailah. Meskipun seseorang akan menurun jika ia tidak meningkat dalam hal pelatihan, ia harus berlatih sesuai kemampuannya. Seseorang akan gagal mencapai apapun jika terlalu gelisah." Su Qian tersenyum dan berbicara setelah melihat sikap bergembira Xiao Yan.     

"Ya."     

"Aku akan membantumu memberitahu kakak keduamu, Dokter Peri Kecil, dan yang lainnya mengenai dirimu yang berlatih di tempat ini. Aku juga akan meminta mereka agar tidak khawatir… Aku akan mengerahkan beberapa Tetua yang menerapkan Metode Qi afinitas api kemari nanti. Jika ada perubahan tak terduga yang terjadi, mereka akan menjadi orang - orang yang pertama yang mengetahuinya."     

"Terima kasih banyak, Tetua Kepala." Xiao Yan tersenyum tipis dan mengangguk setelah tahu bahwa Su Qian akan mengatur semuanya dengan benar.     

Su Qian melambaikan tangannya dan berkata, "Mengapa kau masih begitu sopan kepadaku? Sekarang kau bisa masuk dan mencobanya. Aku akan berjaga di samping sesaat. Jika ada kecelakaan yang terjadi, kau sebaiknya mengirimkan sinyal dan aku akan turun untuk menyelamatkanmu."      

Xiao Yan sekali lagi mengangguk. Tatapan matanya seketika berpaling ke lubang dalam yang tidak bisa dilihat ujungnya. Ia menghirup nafas dalam-dalam dan menggertakkan giginya. Tanpa ragu, tubuhnya bergerak dan melompat masuk…     

Sebuah seruan mendadak terpancar dari mulut Xiao Yan, tepat ketika ia melompat ke dalam lubang dalam itu. Dalam sekejap kemudian, ia tampak telah merasakan secara samar sebuah perasaan memanggil yang sangat samar, yang tidak ia ketahui, jauh dari bawah...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.