Perjuangan Menembus Surga

Kehancuran Besar



Kehancuran Besar

Sisa warna merah di wajah Xiao Yan dengan cepat menghilang setelah teratai api meninggalkan tangannya. Ia terbatuk dengan hebat dan seutas darah segar mengalir dari sudut mulutnya. Dengan kekuatannya sekarang, ia menjadi benar-benar lemah setelah membentuk hal yang disebut sebagai 'Teratai Api Pemusnahan' itu. Meskipun ia telah berhasil dengan paksa menggabungkannya, hal itu juga memberikan efek samping yang cukup besar untuknya. Jika ia tidak sangat familiar dengan api-api itu, kemungkinan besar nyawa pertama yang diambil oleh 'Teratai Api Pemusnahan' itu adalah miliknya.     

Xiao Yan dengan cepat mengeluarkan beberapa pil obat dari Cincin Penyimpanannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Baru setelah merasakan kekuatan obat yang dengan cepat menyebar di dalam tubuhnya, ia menghela nafas lega. Tatapan matanya seketika terpusat pada teratai api penuh warna yang mengambang menembus udara.     

Teratai api warna-warni itu diam-diam melintas menembus langit. Tidak ada pergerakan lain yang terlihat, selain garis retakan ruang yang panjang di belakangnya. Namun, keheningan inilah yang menyebabkan wajah Iblis Tanah Tua menjadi mati rasa. Ia jelas paham bahwa ia mungkin akan benar-benar berakhir terbunuh di tangan anak muda ini, yang kekuatannya hanyalah Dou Huang bintang empat.     

Iblis Tanah Tua tidak berani meremehkan apapun pada saat yang genting ini. Ia menghirup nafas dalam-dalam dan raut wajahnya mendadak menjadi memerah aneh. Dapat terdengar suara gelombang suara mendesis saat seseorang melihat banyak sekali uap hitam yang muncrat keluar dari pori-pori tubuhnya ke segala arah. Terlebih lagi, uap dingin berwarna hitam itu samar-samar tercampur dengan warna merah terang. Warna merah terang samar inilah yang menyebabkan uap hitam gelap menjadi lebih gelap dan dingin…     

"Darah Musim Dingin!"     

Sebuah teriakan kejam secara parau terpancar dari mulut Iblis Tanah Tua. Seiring teriakan itu, udara dingin hitam kelam itu dengan cepat membengkak. Dalam sekejapan mata singkat, hal itu berubah menjadi sebuah awan dingin hitam yang besarnya lebih dari tiga puluh meter. Sosok Iblis Tanah Tua seutuhnya terbungkus di dalamnya.     

Awan dingin itu baru saja muncul, ketika suhu di tempat itu mendadak berubah sedingin es. Banyak kristal-kristal es kecil mendadak terjatuh dari langit secara aneh. Jika ada orang dengan indera yang kuat, orang itu akan mendapati bahwa kristal-kristal es ini ternyata terbentuk dari uap air yang terkandung di dalam udara. Tak terduga bahwa awan dingin berwarna hitam yang dikeluarkan Iblis Tanah Tua ternyata memiliki suhu yang luar biasa rendah…     

Suhu rendah itu menyebar layaknya sebuah riak secepat kilat. Dalam sekejap, nyaris setengah dari Akademi Dalam diselimuti lapisan tipis embun beku. Semua murid pun menggigil karena es yang ada. Bahkan, beberapa murid yang lebih memperhatikan, secara mengejutkan menyadari bahkan Dou Qi di dalam tubuh mereka menunjukkan tanda-tanda membentuk es di hadapan udara dingin aneh ini…     

Udara dingin mengerikan Iblis Tanah Tua itu ternyata bahkan menyebabkan Dou Qi di dalam tubuh orang menjadi beku. Ia memang pantas menjadi seorang Dou Zong bintang tujuh. Taktik semacam itu benar-benar mengerikan!     

Jangankan para murid yang tidak dianggap sangat kuat. Bahkan wajah-wajah beberapa Tetua ahli dari Lembah Api Iblis dan Akademi Dalam telah berubah menjadi agak pucat pada saat ini. Kristal-kristal es di rambut mereka mengkilap, saat mereka menggertakkan gigi mereka keras-keras dan menggerakan Dou Qi di dalam tubuh mereka untuk melawan udara dingin mengerikan sejenis ini.     

Selama awan dingin hitam itu muncul, teratai api penuh warna tadi telah tiba. Seiring mendekatnya teratai api, awan berwarna hitam itu mulai bergejolak dengan hebat. Uliran-uliran kabut putih pekat bangkit, sebelum diuapkan oleh suhu tinggi yang terkandung di dalam teratai api.     

Seiring mendekatnya teratai api itu, suhu tinggi api itu melawan suhu sedingin es yang ada. Baru setelah itu, banyak murid dari Akademi Dalam merasa lebih baik. Seketika, mereka mendongak dan melebarkan mata mereka. Pandangan mereka bergerak ke udara, sebelum menemukan sebuah teratai api warna-warni di dalam awan hitam raksasa.     

"Chi!"     

Teratai api itu menembus udara di hadapan berpasang - pasang mata yang tak terhitung jumlahnya. Akhirnya, hal itu tepat seperti sebuah meteor yang membawa suara 'pu chi' pelan, saat diam-diam bergegas ke dalam awan hitam yang menyebar di langit…     

Teratai api yang mengandung energi penghancur itu bergegas ke dalam awan. Namun, ketika semua orang sedang menunggu sebuah ledakan dahsyat yang mengguncang jiwa, awan dingin itu menjadi sunyi dengan aneh. Bahkan permukaan luar dari awan dingin itu tidak menunjukkan sedikitpun riak.     

Pemandangan yang tak masuk akal ini seketika menyebabkan semua orang menjadi tertegun, dan mereka pun memandang satu sama lain. Tepat ketika mereka berpikir bahwa teratai api mengerikan tadi telah seutuhnya dibekukan oleh awan dingin itu, wajah Su Qian di langit mendadak berubah. Teriakannya yang tergesa-gesa namun tegas bergema di langit Akademi Dalam.     

"Semua Tetua dari Akademi Dalam, mundurlah cepat! Para murid, tengkuraplah segera! Cepat!"     

Su Qian seketika bergegas mundur setelah teriakannya terdengar. Para Tetua Akademi Dalam sedikit terkejut saat melihat pemandangan ini. Setelah itu, mereka bergegas mundur. Para murid Akademi Dalam di tanah secara naluriah langsung tengkurap setelah mendengar suara Su Qian karena wibawanya itu. Karena itu, di Akademi Dalam raksasa itu tampak seperti ada banyak sekali mayat…     

Wajah cantik Dokter Peri Kecil juga berubah ketika Su Qian mundur. Ia juga merasakan energi penghancur yang menggelora di dalam awan dingin berwarna hitam itu. Tubuhnya seketika melesat dan ia muncul di sebelah Zi Yan. Dengan melengkungkan tangannya, ia menghisap Zi Yan ke arahnya melintasi udara, sebelum mundur secepat kilat.     

Tentu saja, orang-orang yang sedang kabur bersamaan dengan mereka termasuk Su Qian dan beberapa ahli Lembah Api Iblis. Bagaimanapun juga, adegan di langit sudah menjadi sangat menakutkan pada saat ini. Semua orang mulai mati-matian untuk mencoba meninggalkan medan pertempuran ini, layaknya mereka sedang kabur dari sebuah malapetaka…     

Tidak lama setelah teriakan Su Qian terdengar, bagian dalam awan, yang sedari tadi hening, mendadak berguncang dengan hebat. Seketika, sebuah suara rendah dan dalam muncul, layaknya hal itu bangkit jauh dari dalam jiwa semua orang. Suara itu menyebabkan hati semua orang berdegup dengan keras, saat sebuah tekanan mengerikan yang tidak biasa menyebabkan tangan dan kaki mereka secara refleks gemetar…     

"Bum! Krek!"     

Suara-suara rendah dan dalam baru saja terdengar, ketika awan dingin hitam itu mendadak mulai bergejolak. Warna-warna cerah samar-samar terlihat. Kemudian… sebuah gelombang api selebar tiga ratus meter memancarkan sebuah ledakan 'bum' dan menyapu keluar dari awan hitam itu. Saat gelombang api itu menyebar, bahkan awan dingin yang tadi bisa membekukan udara menjadi es, ternyata mulai berhamburan. Awan itu tidak memiliki sedikitpun kemampuan untuk melawan…     

Gelombang api warna-warni sebesar tiga ratus meter itu menyapu langit. Para ahli dari Lembah Api Iblis yang lambat kaburnya dalam sekejap lenyap. Bahkan abu mereka tidak tersisa. Melihat kengerian gelombang api itu, orang-orang yang kabur tepat waktu tadi seketika menepuk dada mereka dengan wajah yang pucat pasi. Untungnya mereka telah bereaksi dengan cepat.      

Gelombang api yang menyebar keluar itu menyebabkan beberapa gedung di dalam Akademi Dalam terguncang hingga retak dan terbelah. Hutan dalam radius seribu meter dari Akademi Dalam diratakan menjadi sebuah lahan datar luas yang tak berujung pada saat ini. Tanah itu begitu datar hingga tidak ada sedikitpun halangan.     

"Ada satu gelombang lagi. Berhati-hatilah. Bergeraklah lebih jauh lagi!"     

Su Qian bergegas berteriak. Tubuhnya secara refleks gemetar sekali lagi saat ia memandang gelombang api tunggal itu yang menyebabkan kehancuran yang semengerikan itu.     

Hampir semua ahli mengerahkan segala kekuatan mereka dan mundur saat mendengar teriakan Su Qian kali ini. Nasib para ahli dari Lembah Api Iblis yang telah ditelan oleh api tadi, jelas memberitahu mereka apa yang akan terjadi jika mereka terkena dampak api itu. Mereka bahkan tidak akan meninggalkan abu sedikitpun!     

Tatapan mata Su Qian mendadak memandang Akademi Dalam yang masih berada di dalam medan pertempuran saat ia bergegas mundur. Masih ada cukup banyak murid yang ada di sana. Seketika, raut wajahnya menjadi jauh lebih pucat. Ia bergegas berteriak, "Semua murid, cepat cari tempat untuk bersembunyi!"     

Akademi Dalam menjadi panik ketika suara Su Qian terdengar. Murid yang tak terhitung jumlahnya kabur ke segala arah, mencari sebuah tempat untuk bersembunyi. Mereka akhirnya paham apa yang mereka lihat pada saat ini. Teratai api mengerikan di langit sudah terlepas dari kendali senior Xiao Yan ketika teratai itu telah melepaskan sebuah energi yang bahkan lebih mengerikan. Kemungkinan besar, seluruh Akademi Dalam dalam sekejap akan berubah menjadi lahan yang datar.     

Peringatan Su Qian pada saat ini tak dapat dipungkiri sedikit terlambat. Ketika Akademi Dalam menjadi kacau, sebuah pilar cahaya penuh warna yang terang mendadak melesat ke langit dari awan hitam yang sekarang sudah jauh lebih samar. Dapat dilihat dengan jelas bahwa pilar cahaya yang melesat ke langit itu memiliki radius lima puluh kilometer…     

Sebuah bola api raksasa yang lebarnya lebih dari enam puluh meter perlahan bangkit dari awan dingin itu tepat ketika pilar cahaya tadi muncul. Kekuatan penghancur yang terkandung di dalam bola api itu menyebabkan ruang di sekitar menjadi sangat piuh. Bahkan, ada sebuah retakan ruang hitam samar yang muncul…     

Bola api raksasa itu tampak seperti matahari kedua yang sedang melepaskan suhu yang mengerikan. Kekuatan penghancur yang terkandung di dalamnya menyebabkan wajah semua orang yang hadir, termasuk penciptanya, Xiao Yan, menjadi pucat. Jika bola api ini meledak, kemungkinan besar Akademi Dalam dan segala hal yang berjarak lima puluh kilometer di sekitarnya akan lenyap dalam sekejap…     

Xiao Yan juga tidak bisa menjelaskan mengapa teratai api itu telah menjadi begitu menyeramkan. Ia kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya, semenjak ia melesatkan teratai api itu ke dalam awan hitam. Alasan adanya perubahan sedahsyat itu kemungkinan adalah karena perubahan dari tumbukan dan gesekan antara udara yang sangat panas dan dingin. Terlepas apapun penyebabnya, bola api itu pada saat ini tidak lagi berada di dalam kendali Xiao Yan. Jika hal itu dibiarkan meledak begitu saja… semua murid di dalam Akademi Dalam bahkan tidak akan menyisakan mayat!     

Saat memikirkan nasib ini, bahkan Xiao Yan menggigil hebat. Kali ini, ia sepertinya telah memainkan semuanya dengan terlalu sembrono…     

Xiao Yan menghirup nafas dalam-dalam saat sebuah raut wajah ganas melintasi matanya. Ia mengeluarkan setumpuk pil obat dari cincin penyimpanannya dan dengan hebat memasukkannya ke dalam mulut. Ia merasakan efek obat yang kuat di dalam tubuhnya dan menahan rasa sakit yang terpancar dari Jalur Qi-nya. Seteguk darah segar disemburkan, sebelum ia menggenggam darah segar itu dengan tangannya.     

Terlepas apapun yang terjadi, teratai api itu diciptakan oleh Xiao Yan. Ia mungkin telah kehilangan kendali tadi, tetapi ia masih punya cara untuk kembali mengendalikannya. Namun, harganya cukup besar. Ia mungkin akan harus memulihkan diri selama bertahun-tahun setelah ini, dan ia mungkin akan kesulitan kembali ke tingkatnya sekarang. Namun, pada saat ini… ia tidak bisa mempedulikannya.     

Tangan Xiao Yan yang mengandung darah segar perlahan bergerak dan membentuk beberapa segel. Garis-garis darah pekat berangsur-angsur bangkit di dalam mata hitam gelapnya…     

Seiring perubahan segel tangan Xiao Yan, rasa sakit di dalam tubuhnya menjadi semakin hebat. Namun, tepat ketika ia bersiap mengerahkan segalanya, matanya yang sedang menatap dengan saksama ke arah bola api itu sedikit menyusut. Ini karena ia telah mendapati bahwa di sebelah bola api itu…     

Dua sosok manusia berwarna abu-abu perlahan muncul dengan aneh…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.