Perjuangan Menembus Surga

Pergi



Pergi

Xiao Yan tersenyum setelah melihat Mo Tian Xing perlahan mundur. Namun, 'Api Teratai Buddha Marah' di tangannya tidak menunjukkan sedikitpun tanda-tanda akan berhamburan. Sebaliknya, di hadapan rangsangan Dou Qi di dalam tubuhnya, api itu berubah menjadi hijau yang lebih tua. Terlebih lagi, Dokter Peri Kecil juga telah mengambil kesempatan untuk muncul di sebelah Xiao Yan, melindunginya. Tatapan matanya yang jernih dan dingin terkunci pada Mo Tian Xing yang sedang mundur. Kata-kata rubah-rubah tua ini tidak memiliki apapun untuk dipercaya.     

Namun, Mo Tian Xing tidak berani bermain-main trik apapun di hadapan tatapan mata regu Xiao Yan yang mengancam. Ia dengan patuh mundur agak jauh, sebelum menatap ke sekitar langit. Raut wajahnya langsung berubah ketika ia gagal menemukan jejak Mo Ya dan Qi Shan. Seketika, tatapan matanya bergegas menatap ke sekitar. Tubuhnya bergerak sesaat kemudian, berubah menjadi sebuah sinar cahaya saat ia bergegas ke titik di mana Mo Ya telah mendarat tadi. Sekitar dua menit kemudian, Mo Tian Xing membawa sesosok manusia menyedihkan yang memiliki nafas yang letih. Ia perlahan terangkat ke udara.     

"He he, gadis kecil ini tidak tahu cara menahan diri. Namun, aku sudah berpikir untuk memberi orang ini pelajaran. Hari ini, aku akan menganggap ini sebagai sebuah pelajaran awal…" Mo Tian Xing menggenggam Mo Ya, dan baru melepaskan batu besar di hatinya ketika ia mengetahui Mo Ya masih hidup. Ia tertawa kepada Zi Yan. Namun, meskipun ada senyuman di wajahnya, sebuah raut wajah yang murka dan jahat tersembunyi jauh di dalam matanya. Sepertinya, ia sudah menerjang dan membunuh Zi Yan jika ia tidak takut kepada Dokter Peri Kecil dan 'Api Buddha Teratai Marah' di tangan Xiao Yan.     

Xiao Yan tersenyum, tampak belum merasakan kebencian tersembunyi di dalam mata Mo Tian Xing. Mulutnya memancarkan siulan dan para ahli, baik dari 'Gerbang Xiao' dan Akademi Jia Nan, dengan cepat terlepas dari pengepungan mereka, dan dengan cepat bergegas ke tempat Xiao Yan.     

"Apakah kau baik-baik saja?" Xiao Li bertanya ketika ia muncul di depan Xiao Yan. Sikap gelisahnya tampak seperti ketakutan bahwa Xiao Yan telah menderita cedera serius.     

Xiao Yan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Setelah melihat bahwa aura semua orang menjadi agak tidak stabil karena mereka mengalami pertempuran besar, ia mengayunkan tangannya dan berkata, "Sekte Kaisar Hitam tidak akan lagi turut campur tangan. Han Feng dan para ahli dari Lembah Api Iblis tidak perlu ditakuti."     

Xiao Li tertawa. Tatapan matanya penuh dengan rasa takut saat ia melirik teratai api di tangan Xiao Yan. Hal itu sedang memancarkan energi mengerikan yang menyebabkan sekujur tubuhnya merasa gelisah. Ia tertawa, "Kau benar-benar memiliki kemampuan untuk menakuti Mo Tian Xing, bahkan tanpa menyerang."     

Xiao Yan tersenyum dan berkata, "Orang tua itu takut bahwa aku akan menggunakan 'Api Teratai Buddha Marah' untuk mengganggunya dan memungkinkan Dokter Peri Kecil untuk menggunakan kesempatan untuk menyerang. Jika tidak, hanya 'Api Teratai Buddha Marah' ini saja tidak akan cukup untuk menakuti rubah tua ini."     

"Apakah kau sudah mendapatkan benda itu?" Xiao Li samar-samar mengangguk, sebelum seketika menggunakan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua untuk bertanya.     

Xiao Yan tertawa pelan sebelum menundukkan dagunya di hadapan mata terkejut Xiao Li.     

"Pemimpin Sekte Mo, kau sebaiknya tidak tertipu oleh anak muda ini. Tindakanmu hari ini sudah menyinggungnya. Bahkan, jika ia tidak mencari masalah denganmu hari ini, ia pasti akan kembali dan mencarimu di masa depan. Bagaimana kau akan menghadapi mereka sendirian?" Teriakan dingin Han Feng mendadak bergema di langit, ketika Xiao Yan dan Xiao Li sedang berbincang. Akhirnya, hal itu terpancar ke telinga Mo Tian Xing.     

Mo Tian Xing mengernyitkan alisnya ketika ia mendengar kata-kata Han Feng. Seketika, ia berbicara dengan tenang, "Ini adalah masalah sekte-ku, dan kau tidak perlu mencampurinya. Meskipun janjimu kepadaku menarik, itu hanya berlaku jika aku memiliki nyawa untuk menikmatinya. Jadi, kau bertahan hiduplah sendiri."     

Mengingat kecerdasan Mo Tian Xing, ia tentu saja tahu bahwa kekuatannya hanya seimbang dengan Dokter Peri Kecil. Jika Xiao Yan, yang memiliki kekuatan mengejutkan dilibatkan, ia pasti akan dikalahkan. Terlebih lagi, nasib dikalahkan mungkin berarti kehilangan nyawa tuanya itu. Mo Tian Xing tidak perlu merenungkan apakah ia akan memilih nyawanya atau godaan yang ada.     

Kata-kata Mo Tian Xing menyebabkan wajah Han Feng berkedut. Setelah mengumpat 'bajingan tua' di dalam hatinya, ia memundurkan tubuhnya dari tekanan Su Qian.     

Hati Han Feng jelas paham bahwa jika Mo Tian Xing benar-benar pergi, ia tidak akan memiliki pilihan lain selain kabur menyelamatkan diri. Lagipula, ia sendirian tidak bisa bersaing dengan dua Dou Zong elit. Terlebih lagi, ada Xiao Yan yang siap melemparkan Teknik Dou teratai api mengerikan itu kapanpun saja…     

Jika ia terus terjerat dalam sebuah situasi semacam itu, ia bisa dikatakan sedang mencari mati. Han Feng, yang juga telah hidup di dalam 'Daerah Pelosok Hitam' selama bertahun-tahun, juga paham bahwa tidak ada yang lebih penting daripada nyawanya itu.     

"Xiao Yan, jangan pikir kau akan baik-baik saja karena memiliki Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva. Aku tidak akan menyerah. Hari ini, kau telah membunuh tiga Tetua dari Lembah Api Iblis. Iblis Tanah Tua(julukan) tidak akan membiarkanmu pergi. Pada saat itu, kau pasti akan kesulitan melarikan diri dari kematian, bahkan jika kau memiliki dukungan Akademi Jia Nan!" Han Feng memundurkan tubuhnya dan dengan cepat mengambil jarak aman di antara regu Su Qian dan Xiao Yan. tatapan matanya menatap ke sekitarnya, sebelum sebuah senyum ganas melintas di matanya saat ia mengeluarkan sebuah teriakan tajam.     

Han Feng tidak menyembunyikan teriakannya itu. Jadi, kata-katanya seketika terdengar oleh banyak telinga di sekitar pegunungan. Perbincangan-perbincangan pribadi meletus dalam sekejap.     

"Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva berada di tangan Xiao Yan?"     

"Xiao Yan? Ketua dari 'Gerbang Xiao'?"     

"Hee hee, Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva benar-benar merupakan sebuah barang yang bagus. Jika seseorang ingin pergi dengan barang itu dengan aman, ia harus memiliki kemampuan…"     

Xiao Yan mengernyitkan alisnya ketika ia mendengar perbincangan-perbincangan pribadi di sekitar gunung. Ia merasakan tatapan-tatapan mata tamak yang melesat dari segala arah. Ia seketika melirik Han Feng dengan dingin. Han Feng jelas telah memberikan informasi ini dengan sengaja. Tujuannya adalah untuk mengubah regu Xiao Yan sebagai musuh semua orang.     

"Xiao Yan, cepat pergi. Kabar ini kemungkinan akan menyebabkan banyak orang iri. Hanya dengan kembali ke Akademi Jia Nan kau bisa dianggap aman." Sosok Su Qian dengan cepat muncul di sebelah Xiao Yan saat ia berbicara dengan raut wajah yang serius.     

"Siapa Iblis Tanah Tua itu?" Xiao Yan bertanya dengan agak bingung.     

"Pendiri dari Lembah Api Iblis. Terlebih lagi, ia juga bisa dianggap sebagai orang kuat sejati di dalam 'Daerah Pelosok Hitam.' Ia bahkan berasal dari generasi sebelum Mo Tian Xing. Jika dipikirkan, ia bahkan bisa dikatakan sebagai seorang ahli dari generasi kepala sekolah. Tentu saja kekuatan Iblis Tanah Tua ini jauh lebih lemah dari kekuatan kepala sekolah. Namun, menurut apa yang aku tahu, dirinya yang sekarang seharusnya memiliki kekuatan seorang Dou Zong bintang lima atau enam." Raut wajah Su Qian sedikit berubah ketika nama ini disebutkan. Ia ragu sejenak, sebelum menjelaskan kepadanya dengan suara yang dalam.     

"Seorang Dou Zong bintang lima atau enam ya…" Raut wajah Xiao Yan pun berubah ketika ia mendengar hal ini. Kemungkinan, sebuah 'Api Teratai Buddha Marah' yang terbentuk dari peleburan dua jenis 'Api Surgawi' akan kesulitan melukai seorang ahli di tingkat itu.     

"Tak terduga bahwa Lembah Api Iblis ternyata memiliki seorang ahli seperti itu…" Xiao Yan mengerutkan dahi dan menghela nafas pelan.     

"Kau juga tidak perlu terlalu khawatir. Iblis Tanah Tua ini sering melakukan pertapaan. Terlebih lagi, ia akan melakukan pertapaan dekade demi dekade. Ia jarang muncul jika bukan terkait masalah yang melibatkan keberlangsungan hidup Lembah Api Iblis… terlebih lagi, bahkan jika ia memang muncul, orang tua itu mungkin tidak akan berani melakukan apapun kepada Akademi Jia Nan-ku. Hantu tua itu sangat takut kepada kepala sekolah." Su Qian tersenyum dan menghibur ketika ia melihat kekhawatiran Xiao Yan.     

"Kepala sekolah itu yang belum terlihat bahkan kurang tidak dapat diandalkan daripada Iblis Tanah Tua itu. Selama bertahun-tahun di Akademi Jia Nan, aku masih tidak mengetahui penampilannya…" Xiao Yan langsung tertawa ketika ia mendengar hal ini.     

"*Uhuk*... kepala sekolah memang sangat misterius. Orang tua itu suka berpergian ke mana-mana. Itu… sejujurnya, bahkan aku belum bertemu dengannya selama lebih dari satu dekade." Su Qian terbatuk datar. Ia ingin menjelaskan sedikit, tetapi secara refleks menggerutu di akhir.     

Lengan baju Xiao Yan menyeka keringat dingin di keningnya, saat ia dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya. Tatapan matanya menjadi sedikit pekat saat menatap Han Feng di langit. Setelah itu, ia mengangguk sedikit dan berkata, "Lupakan saja. Aku tidak peduli. Ayo kembali ke Akademi Jia Nan."     

Meskipun hati Xiao Yan benar-benar ingin menyuruh Dokter Peri Kecil dan tetua Kepala Su Qian untuk membunuh Han Feng, situasi semacam itu tidak cocok. Lagipula, Dokter Peri Kecil dan Tetua Kepala Su Qian akan harus menguras diri mereka sendiri, jika mereka ingin membunuh Han Feng. Setelah Xiao Yan kehilangan kekuatan bertarung dahsyat dua orang ini, kemungkinan besar, bahkan ia tidak akan punya rasa percaya diri untuk berhasil membawa Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva kembali ke Akademi Jia Nan.     

Su Qian pun menghela nafas lega ketika ia melihat Xiao Yan tidak berniat menyerang Han Feng. Ia telah bertukar serangan dengan Han Feng tadi, dan jelas memahami seberapa merepotkan dan licik orang itu. Pada saat itu, mereka akan menderita beberapa cedera, bahkan jika mereka membunuhnya. Di dalam situasi di mana semua orang memandang mereka dengan niat buruk, kekalahan apapun yang mereka derita pasti akan menyulut ketamakan di dalam hati beberapa orang. Ketika sampai pada hal itu, benar-benar akan ada masalah yang tak berujung.     

"Ayo pergi…"     

Xiao Yan dengan lembut mengayunkan tangannya dan para ahli dari 'Gerbang Xiao' dan Akademi Jia Nan berkumpul menjadi satu. Mereka dengan waspada mengamati sekitar mereka sebelum regu itu bergegas ke arah Akademi Jia Nan, di bawah perintah Xiao Yan di hadapan semua orang.      

Karena mereka takut seseorang akan meluncurkan serangan diam-diam, Xiao Yan tidak menghamburkan 'Api Teratai Buddha Marah' di tangannya. Alih-alih, ia meletakkannya di atas kepalanya, membuat hal itu tampak seperti sebuah lampu. Sinar panas itu menekan ketamakan di hati cukup banyak orang.     

Keberangkatan regu Xiao Yan menyebabkan sebuah kegaduhan yang cukup besar. Banyak tatapan mata orang berdiam di antara ketamakan dan ketakutan. Akhirnya, cukup banyak orang tidak lagi bisa menahan ketamakan di dalam hati mereka, jadi mereka diam-diam mengikuti dari jauh…     

Han Feng berdiri di langit. Tatapan matanya dingin dan kelam saat ia menatap bagian belakang regu Xiao Yan yang mulai menghilang. Sesaat kemudian, ia tertawa dingin dan sebuah tenaga penghisap muncul. Seketika, tiga mayat, yang telah kehilangan nyawa mereka tadi, terbang ke atas, sebelum tetap berdiam di depannya.     

Tatapan mata Han Feng menatap mayat Fang Yan dan dua Tetua, yang menjadi dingin. Kepekatan di matanya menjadi lebih hebat. Mulutnya terpisah membentuk sebuah senyuman, menunjukan gigi-gigi putih. Ia menggumam kepada dirinya sendiri, "Adik tingkatku yang baik, semoga saja, kau akan bisa berhasil membawa Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva ke Akademi Jia Nan. Pada saat itu, aku akan memiliki cara untuk mengundang Iblis Tanah Tua keluar. Setelah itu… akan menjadi waktunya bagi 'Gerbang Xiao' untuk dihancurkan!"     

"Oleh karena itu, jangan kecewakan kakak tingkatmu ini!"     

Sebuah keganasan yang membuat hati orang takut mendadak menjalar ke wajah Han Feng, ketika ia selesai mengatakan kata-katanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.