Klan Hong
Klan Hong
Setelah memulihkan diri selama beberapa hari belakangan, kekuatan Xiao Yan sudah kembali sekitar tujuh puluh sampai delapan puluh persen. Cedera yang ia alami di dalam tubuhnya sudah pulih dengan cepat berkat efek dua kali lipat dari Dou Qi dan pil obat. Melihat perkembangan ini, sepertinya ia dapat pulih lebih cepat daripada yang ia kira.
Tentu saja, meski kekuatannya bertahap pulih, Xiao Yan tidak menunjukkan hal itu. Ia menyukai orang-orang konvoi yang apa adanya, ia tidak ingin mereka jadi hormat padanya setelah mengerti kekuatan yang ia miliki. Ia tak ingin mereka jadi menjauh dan mengubah pertemanan mereka yang sudah terjalin selama beberapa hari ini.
Dengan kekuatan Xiao Yan yang sekarang, bahkan Han Xue yang berada di konvoi juga kesulitan untuk mengetahuinya jika Xiao Yan memilih untuk menyembunyikan auranya. Selain itu, karena Kekuatan Ruang yang kecil dalam tubuhnya, bahkan beberapa ahli puncak kelas Dou Huang atau Dou Zong elit akan kesulitan mengetahui kekuatan aslinya jika ia menyembunyikan. Bahkan, tidak perlu membahas tentang kemampuan Han Xue untuk menyelidiki.
Walau Xiao Yan berpikir ia telah menyembunyikannya dengan baik, ia sadar bahwa sikap Han Xue kepadanya beberapa hari ini nampak berubah. Setelah ia memerintah Han Chong, tidak ada yang meminta Xiao Yan untuk melakukan pekerjaan di konvoi. Xiao Yan tertawa kecut di dalam hatinya saat mengalami perlakuan khusus seperti itu. Apakah naluri seorang wanita benar-benar menakutkan seperti ini? Ia memiliki kepercayaan diri yang besar bahwa ia tidak meninggalkan jejak sedikitpun, tapi Han Xue sepertinya merasakan sesuatu yang aneh. Beberapa kali, keraguan dan pikiran mendalam melintas di matanya ketika ia melihat Xiao Yan.
Terlebih, Han Xue sering muncul di depan Xiao Yan ketika ia sedang tidak sibuk dan mengobrol dengan Xiao Yan. Namun, isi pembicaraan secara diam-diam menanyakan identitas dan asal-usul Xiao Yan. Tentu saja, dengan pengalaman yang didapat Xiao Yan selama bertahun-tahun, ia tentu saja tidak akan lengah di depan gadis seperti Han Xue. Jawaban serius dan tidak jelas menyebabkan Han Xue tidak mendapatkan apa-apa. Setelah melanjutkan usahanya, ia merasa agak marah seperti ingin memukul sekumpulan kapas.
Xiao Yan merasa tak berdaya melihat kejadian ini. Ia mencoba yang terbaik dalam menjauhkan jarak antara Han Xue dan dirinya untuk mencegah bocornya informasi.
Han Xue terus mencari tahu dan merasa tidak yakin selama perjalanan. Ketika mereka mendirikan kemah di hari ke-lima, burung pembawa pesan dengan lambang klan Han terbang dari arah Kota Tian Bei yang jauh.
Han Xue menerima pesan dari burung itu melalui seorang penjaga dan perlahan membukanya. Mata cantiknya bergerak sedangkan wajahnya yang cantik mendingin bagaikan es. Amarah melintas di matanya.
Perkemahan itu, yang tadinya terisi tawa tiada henti, menjadi diam setelah melihat perubahan ekspresi Han Xue. Semua orang berdiri. Mata mereka fokus pada Han Xue yang ada di tengah.
"Xiao-jie (nona muda), apa yang terjadi?" Han Chong bertanya dengan suara yang dalam.
"Surat yang dikirim dari klan. Surat itu menyebutkan bahwa klan Hong berencana menyerang klan Han segera dan mereka meminta kita untuk berhati-hati." Han Xue mengepalkan tangannya dan bicara dengan nada sedingin es.
"Klan Hong? Sialan, para bajingan itu lagi." Gelombang-gelombang umpatan terdengar dari semua arah ketika mereka mendengar kata-kata 'klan Hong'.
"Apa rencana mereka kali ini?" Han Chong cemberut dan bertanya.
Bulu mata Han Xue sedikit berkedip. Ia segera bicara dengan suara lemah, "Tua bangka dari klan Hong itu, ia berencana untuk membuat kakak dan aku menikahi Hong Chen bersama. Namun, tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan klan Han kita dan menjadi penguasa Kota Tian Bei."
Ekspresi beberapa orang menjadi semakin gelap mendengar hal ini. Tentu saja, keadaan yang dibuat klan Hong membuat mereka sangat murka.
"Sialan. Apakah klan Hong benar-benar berpikir bahwa klan Han bisa dimanfaatkan seenaknya saja? Mereka berani membuat permintaan brengsek seperti itu." Ujar Han Chong penuh amarah.
Wajah cantik Han Xue masih penuh amarah di hadapan Han Chong yang marah. Kepalanya sedikit berpaling dan tiba-tiba berhenti mengarah ke pemuda yang duduk di samping api. Namun, ia seperti tidak mendengar kata-katanya dari tempat ia duduk. Ia hanya menurunkan kepalanya dan bermain dengan api. Melihat ini, alis Han Xue mengernyit. Ia membuang pandangannya dan dengan dingin berkata, "Kita akan masuk ke Kota Tian Bei besok. Semua harus sangat berhati-hati."
"Mengerti!"
Semua berteriak dengan kompak.
Han Xue menganggukkan kepalanya. Ia mendengus dengan halus kepada beberapa orang yang tak diketahui dan berjalan ke arah tenda miliknya sendiri.
Orang-orang di kemah akhirnya kembali ke tempat mereka masing-masing di samping api setelah sosok cantik Han Xue pergi. Wajah mereka berubah di antara cerah dan gelap terkena cahaya api. Klan Hong tampaknya lebih berbahaya ketimbang iblis ular Xia Mang.
"Kakak Han, apakah klan Hong sangat kuat?"
Suasana sepi terus berlangsung sebelum akhirnya Xiao Yan, yang sibuk menjaga api, berdiri meregangkan pinggangnya, dan bertanya.
"Kalau aku boleh berpendapat, klan Hong adalah klan terkuat di Kota Tian Bei. Bahkan klan Han sedikit lebih lemah jika dibandingkan. Masalah utamanya adalah klan Hong memiliki hubungan dengan Paviliun Petir Angin. Orang yang paling kuat di generasi sekarang adalah Hong Chen, ia berada di Paviliun Petir Angin dan sangat dihormati di sana." Han Chong menghela napas sebelum berbicara dengan senyum pahit, "Klan Hong memanfaatkan ini untuk mendapatkan reputasi dan pengaruh dalam waktu singkat. Lagipula, Paviliun Petir Angin dapat dianggap sebagai faksi teratas di seluruh bagian utara Dataran Tengah. Klan Han sangat lemah dibandingkan mereka."
"Paviliun Petir Angin?" Kejutan melintas di mata Xiao Yan ketika mendengar nama yang tak asing ini lagi. Dunia ini penuh dengan kebetulan.
"Memangnya kenapa jika itu adalah Paviliun Petir Angin? Sial, jika klan Hong berani berbuat, aku yang tua ini akan membunuh beberapa orang dari mereka sebelum aku sendiri tewas jika tidak bisa mengalahkan mereka." Penjaga yang masih muda di samping api berbicara dengan penuh amarah.
Han Chong tidak begitu menganggap serius kata-kata pemuda ini. Ia menepuk pundak Xiao Yan dan berkata, "Adik Xiao Yan, tampaknya klan Han akan mengalami beberapa masalah. Aku akan meminta xiao-jie (nona muda) untuk memberimu sedikit uang setelah kita mencapai Kota Tian Bei. Kau harus pergi sendiri dan menghindari masalah ini."
Xiao Yan tersenyum, tapi tetap diam.
"Baiklah, semuanya harus beristirahat lebih awal. Tambahkan jumlah penjaga malam ini. Semua harus waspada besok. Kita akan aman setelah kembali ke klan." Han Chong menghela napas, berdiri, dan melambaikan tangan. Setelah itu, ia berbalik badan dan pergi, meninggalkan semua orang untuk mengumpat ke arah api dengan penuh amarah.
Xiao Yan menjentikkan jarinya dengan lembut dan memandang ke arah punggung yang lelah itu. Tongkat kayu di tangannya terbang ke arah api. Setelah itu, berubah menjadi panah yang melesat jauh ke dalam tanah...
Xiao Yan menepuk tangannya dan berdiri. Ia menyapa semua orang sebelum perlahan kembali ke tenda miliknya. Setelah masuk, ia sekali lagi menghela napas dan bergumam pada diri sendiri.
"Ugh... kebaikan hati benar-benar membebanimu..."
...
Matahari membumbung tinggi di langit di mana awan tak terlihat sejauh ribuan kilometer. Sejumlah cahaya bersinar dengan suhu tinggi berulang kali. Di bawah cuaca panas seperti ini, bahkan pohon di sisi jalan mulai membungkuk mati.
Konvoi bergerak di jalan yang lengang, menimbulkan debu yang naik ke langit di sepanjang jalan.
"Semuanya, lebih waspadalah. Kita akan memasuki wilayah Kota Tian Bei secepatnya!"
Teriakan keras terdengar tiba-tiba dari dalam konvoi. Semuanya merasa tegang. Mereka mengangkat kepala dan melihat ke arah papan batu di ujung jalan. Semua tangan mereka tanpa sadar memegang senjata di punggung. Tangan mereka yang digunakan untuk menggenggam, juga mengeluarkan sedikit keringat.
Konvoi bergerak cepat seperti banteng liar yang mengamuk dan menyusuri jalan dengan suara berisik. Tak berapa lama, mereka mendekati batu yang digunakan sebagai penunjuk jalan.
Siu! Siu! Siu!
Konvoi itu baru saja melewati papan batu ketika suara tajam dari angin tiba-tiba bergema ke semua arah. Segera, panah yang tak terhitung jumlahnya melesat dari pohon di kedua sisi jalan, menutupi seluruh konvoi.
Panah yang mendadak ini mengagetkan beberapa orang. Namun, beruntung mereka sudah bersiap. Berbagai Dou Qi meletus dan menghalau semua panah.
"He he, sepertinya mereka sudah siaga, tapi sayang..."
Tawa perlahan terdengar dari pepohonan. Segera, beberapa sosok hitam mengepung dan menutup jalan ke arah Kota Tian Bei. Dua lelaki tua di depan kelompok sosok hitam adalah yang paling dikhawatirkan oleh Han Chong dan yang lain.
Kedua orang itu mengenakan jubah berwarna merah pucat. Terdapat lencana serupa berwarna merah di dada mereka.
"Orang-orang klan Hong."
Kelompok Han Chong menyipitkan mata mereka ketika melihat lencana berwarna merah itu.
"He he, Nona Han Xue, keluarlah. Kami berdua datang untuk dirimu..." Kedua orang tua ini tidak mempedulikan Han Chong dan penjaga lain. Malah, mata mereka memandang ke arah kereta kuda Han Xue dan tertawa pelan.
"Krek..."
Pintu kereta kuda perlahan terbuka dan Han Xue turun dari situ. Tatapan dinginnya mengarah ke dua orang tua ini dan dengan dingin tertawa, "Tidak diduga dua Tetua Hong Mu dan Hong Lie harus datang hanya untuk menangkap gadis kecil sepertiku. Aku merasa sangat terhormat."
Walau ia bicara dengan sikap seperti ini, hati Han Xue perlahan merasa putus asa. Kedua Tetua dari klan Hong ini memiliki kekuatan Dou Huang bintang empat. Mereka bahkan lebih kuat dari Xia Mang. Sekarang, kedua orang ini sudah bertindak... Sepertinya Han Xue dan konvoinya akan mengalami kesulitan untuk lolos dari bencana hari ini.
"Cukup omong kosongnya. Aku yang tua ini hanya menuruti perintah. Kau harus ikut dengan kami!" Hong Lie yang tanpa ekspresi memandang Han Xue ketika ia berbicara.
"Bermimpilah!"
Kilau dingin muncul di mata Han Xue. Ia menggenggam erat tangannya dan pedang panjang berkilau muncul.
"Orang bodoh keras kepala."
Hong Lie menggelengkan kepalanya ketika ia melihat Han Xue yang melawan. Matanya nampak tidak sabar. Ia melangkah ke depan dan muncul di depan Han Xue. Dengan sekali lambaian tangan, angin kuat dan panas membawa aura menekan menutup semua jalan kabur Han Xue.
Wajah Han Xue menjadi pucat ketika melihat Hong Lie yang sudah mengerahkan semua kekuatannya dari awal. Ia segera menggertakkan giginya dan memukul ke depan.
"Bum!"
Kedua telapak tangan itu bersentuhan dan angin yang terserap segera mengagetkan orang-orang di sekeliling sampai mereka buru-buru mundur. Tubuh indah Han Xue seperti layang-layang putus ketika ia melangkah mundur sebelum akhirnya menyeimbangkan tubuhnya.
"Kau bisa dianggap memiliki kemampuan karena bisa menerima satu telapak tangan dari aku yang tua ini. Tak heran kau dapat memikat hati tuan muda." Tubuh Hong Lie tidak bergerak. Ia menatap Han Xue yang mundur. Ia dengan tak acuh berbicara. Segera, ia melangkah ke depan sekali lagi dan muncul di depan Han Xue. Angin di tangannya mendesing ketika ia lanjut menyerang.
Kesedihan muncul di wajah Han Xue ketika merasakan serangan Hong Lie yang lebih ganas. Ia tidak memiliki banyak daya untuk berhadapan dengan Dou Huang elit...
Tinju angin tiba-tiba datang. Namun, sebelum dapat mengenai tubuh Han Xue, sebuah tenaga tak terlihat mendadak muncul. Dengan suara dentuman, sangat mudah menahan tinju angin Hong Lie. Kekuatan yang ada juga membuatnya kaget sampai ia harus mundur beberapa langkah.
Serangan tak terduga itu membuat semua orang terkejut. Han Xue segera memalingkan wajahnya setelah ia kaget. Mata cantiknya mengarah ke kereta kuda tempat Xiao Yan berada.
"Ugh, mengganggu orang yang lebih muda hanya karena kau sudah tua, kau bertingkah seenaknya saja. Kau berlatih sangat keras sampai-sampai kau punya kulit tebal di umurmu itu..."
Sebuah suara tak berdaya perlahan terdengar ketika semua orang tertegun. Namun, kali ini, suara itu terdengar jelas dan kuat. Itu bukanlah nada orang tua yang sebelumnya...