Perjuangan Menembus Surga

Memasuki Kolam Darah



Memasuki Kolam Darah

Perubahan mendadak pada situasi yang ada membuat semua orang yang berada di sana terkejut. Ketika mereka mulai merasa sadar, yang mereka lihat hanyalah pria berbaju putih itu telah berada di atas tanah. Semua orang merasa lega kecuali grup beranggotakan empat orang milik Feng Qing Er. Tatapan mereka menunjukkan ketakutan lain ketika melihat ke arah Xiao Yan.     

Tubuh pria berbaju putih itu terjatuh di atas sebuah batu yang amat besar. Tubuhnya diselimuti bercak darah dan berkedut. Pukulan dari Xiao Yan yang sebelumnya mungkin tidak membunuhnya, tapi pukulan itu telah membuat dirinya tak dapat bergerak. Dengan kekuatan Dou Huang bintang tujuhnya, mustahil baginya untuk menahan pukulan Xiao Yan sepenuh tenaga.     

Mata Xiao Yan mengarah ke orang ini dengan tak acuh. Ia perlahan berbalik badan, lalu sifat dingin di wajahnya perlahan redup. Ia tersenyum ke arah semua orang dan perlahan bertanya, "Bukankah semua orang sudah berada di sini?"     

Tatapan Feng Qing Er terarah ke wajah Xiao Yan saat ia tertawa dengan dingin, "Kau benar-benar kuat. Kelihatannya Paviliun Petir Angin-ku tidak bisa dibandingkan dengan milikmu ketika dipergunakan di saat seperti ini."     

Xiao Yan hanya tersenyum mendengar nada ejekan dari Feng Qing Er. Ia berkata, "Ini semua hanya tentang yang lemah yang terkalahkan. Namun, aku tak mengerti bagaimana aku bisa lebih kuat daripada Paviliun Petir Angin sampai mereka telah mengerahkan beberapa Dou Zong elit untuk mengepung diriku. Sulit untuk menemukan orang yang dermawan seperti itu."     

"Jika Kolam Darah Gunung Surga tidak muncul, aku sangat ingin menguji dirimu untuk mengetahui berapa tingkatanmu di Gunung Mata Surga ini. Sebuah tempat di mana bantuan dari luar tidak dapat masuk." Kilat dingin muncul di mata Feng Qing Er ketika dirinya tertantang.     

"Jika Nona Feng ingin mencobanya, ia dapat melakukannya kapanpun." Xiao Yan tertawa perlahan. Sikapnya yang acuh tak acuh membuat Feng Qing Er geram. Namun, ia hanya dapat menahan amarah di benaknya ketika ia menatap ke arah mulut gunung berapi itu. Kolam Darah Gunung Surga hendak muncul. Ia harus segera memasukinya lalu menghisap energi misterius di dalamnya secepat mungkin. Ada batasan jumlah pada energi yang berada dalam Kolam darah Gunung Surga itu. Jika ia dapat mengisap sedikit lebih banyak dari energi itu, energi tersebut mungkin dapat menentukan apakah dirinya akan mencapai tingkat Dou Huang…     

Xiao Yan mengabaikan Feng Qing Er setelah melihat bahwa dirinya mulai terdiam. Xiao Yan perlahan berjalan mengarah ke sisi Nalan Yanran, lalu bertanya dengan wajah berseri-seri, "Apakah kau baik-baik saja?"     

Nalan Yanran terkejut ketika ia melihat senyuman Xiao Yan. Dengan seketika, ia mulai merasa bahwa ujung hidungnya mulai basah. Rasa dari perlindungan seorang pria tampaknya berbeda dari rasa yang telah diberikan Yun Yun kepada dirinya. Rasa itu sangat mendalam dan terasa aman. Di balik punggung kurus ini, ia merasa benar-benar tenang di benaknya.     

Namun, pikirannya mengatakan bahwa rasa senang dan tenang ini hanya bertahan beberapa saat. Mungkin, rasa ini akan hilang ketika ia meninggalkan Gunung Mata Surga ini… ujung mulut Nalan Yanran mendadak terangkat ketika ia memikirkan hal tersebut. Pada suatu titik, ia hanya dapat menikmati perasaan itu seumur hidupnya. Akan tetapi, perasaan itu pada akhirnya pudar karena dirinya sendiri…     

"Apakah ini termasuk menuai apa yang aku tabur?" Sebuah suara yang lembut dan tak terdengar keluar dari mulut Nalan Yanran. Namun, suara itu tiba-tiba masuk ke telinga Xiao Yan. Langkah kakinya sesaat terhenti sebelum ia berjalan berdampingan dengan Nalan Yanran menuju ke puncak lereng tersebut.     

Bagian belakang gigi Nalan Yanran menggigit bagian bawah mulut merahnya dengan kuat ketika ia menyadari Xiao Yan berjalan di sampingnya. Ia perlahan berbalik badan lalu menatap ke punggung kurus itu. Namun, ketika ia hendak mengucapkan sesuatu, suara gemuruh yang menggetarkan jiwa terdengar dari langit.     

Suara guntur yang seketika muncul itu juga mengagetkan semua orang yang berada di sana. Mereka mengangkat kepala mereka, lalu mendapati ombak energi warna-warni di udara yang seketika berhenti menyebar. Sebuah kumpulan warna-warna berbentuk spiral yang amat besar muncul di mulut gunung berapi itu. Ketika kumpulan itu perlahan berputar, Xiao Yan dan yang lain dapat merasakan sebuah energi agung yang mengerikan sedang berkumpul dengan liar di langit.     

"Apakah Kolam Darah hendak muncul?"     

Rasa bahagia muncul di setiap mata kelompok Xiao Yan ketika mereka melihat perubahan tak biasa di langit itu.     

Setelah kemunculan lingkaran energi warna-warni yang amat besar di langit ini, energi di sekitar mulai berfluktuasi. Ombak-ombak energi masuk ke dalam lingkaran itu seperti kain-kain penuh warna, membuat kecepatan spiral itu bertambah.     

Sebuah badai juga muncul entah dari mana setelah peningkatan kecepatan pada putaran spiral itu. Suara siulan merajalela di atas puncak gunung ketika badai tersebut menabrak puncak tersebut seperti pedang yang memotong. Badai itu meninggalkan jejak retakan sebesar tangan pada bebatuan besar di tengah ombak suara 'chi chi'.     

Dou Qi berkekuatan besar menggelora dari tubuh para anggota kelompok Xiao Yan. Tubuh mereka tampak seperti batu-batu yang berdiri tak bergerak di atas lereng yang tinggi. Kebanyakan orang yang baru saja sampai di sini bisa dibilang adalah orang-orang teratas dari generasi muda di wilayah utara Dataran Tengah. Tak ada orang lemah di antara mereka.     

Ukuran energi spiral itu bertambah besar di langit, dan energi yang ada di dalamnya juga menjadi lebih mengerikan. Pada saat tertentu, kecepatan berputarnya akhirnya berkurang. Tiba-tiba, spiral itu terhenti sesaat sebelum sebuah cahaya menyolok seketika muncul di tengah spiral tersebut!     

"Bum!"     

Cahaya pekat yang muncul tiba-tiba itu menyelimuti seluruh bagian Gunung Mata Surga. Pada saat itu, kabut tebal yang menyelimuti gunung itu telah mulai menipis di tengah cahaya tersebut!     

Energi spiral itu seketika terhenti ketika cahaya terang itu muncul. Dengan seketika, sebuah pilar energi yang berukuran ratusan kaki memunculkan sebuah suara 'bum' seperti sebuah meriam. Ledakan itu menghancurkan energi spiral tersebut, mengarah ke mulut gunung berapi di bawah.     

Raut wajah Xiao Yan dan yang lainnya sedikit berubah karena pilar cahaya energi yang menakutkan ini. Tubuh mereka pun dengan cepat mundur.     

"Bum!"     

Kecepatan pilar cahaya itu sangat cepat. Dengan sebuah kedipan, pilar itu telah sampai di mulut gunung berapi. Seketika, sebuah ombak udara berukuran besar tersembur dan bebatuan misterius di sekitar hancur-lebur.     

Kaki Xiao Yan dan yang lain bergesekan dengan tanah ketika mereka mundur sekitar sepuluh meter. Baru setelah itu mereka menstabilkan tubuh mereka. Mereka menatap ke puncak gunung yang telah kosong dengan sebuah kedipan mata, lalu tiba-tiba menghapus keringat dingin di dahi mereka. Ketika menatap ke atas, mereka mendapati bahwa mulut gunung berapi itu telah diselimuti dengan cahaya warna-warni yang pekat. Sebuah ombak energi kuat yang pekat, berdesir di dalamnya.     

"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk memasuki Kolam Darah Gunung Surga, ayo bergerak!" Tubuh Jin Shi melayang dari kejauhan sebelum mendarat. Terdapat dua ekor Tikus Penelan Emas di belakangnya.     

Rasa gembira yang sulit untuk dilupakan seketika muncul di mata Feng Qing Er dan yang lain ketika kata-katanya terdengar. Mereka mulai bergerak dengan kecepatan penuh, mereka tampak seperti sinar yang berterbrangan menuju ke mulut gunung berapi seperti petir.     

Xiao Yan menatap Feng Qing Er dan yang lain yang sedang menuju ke tempat tersebut dengan cepat. Ia tertawa dalam hati. Setelah memegangi pergelangan tangan Nalan Yanran di belakangnya, ia mulai bergerak dengan cepat ke depan.     

"Ingat, jangan pergi terjun terlalu dalam di Kolam Darah Gunung Surga. Kau harus menghisap dengan cepat energi di sana ketika kau telah masuk. Ini adalah kesempatan yang jarang kau temui." Xiao Yan dengan segera menghimbau Nalan Yan ketika ia melesat ke depan.     

"Baik." Nalan Yanran tidak melawan ketika Xiao Yan menarik dirinya. Malah, ia dengan perlahan mengangguk.     

"Kau tak perlu menungguku ketika kau telah keluar dari Kolam Darah Gunung Surga. Aku mungkin membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama." Tubuh Xiao Yan bergerak lalu sampai di atas mulut gunung berapi. Ia mengucapkan kata-kata itu dengan cepat. Setelah itu, matanya mengarah ke mulut gunung berapi dan sebuah rasa takjub seketika muncul.     

Pada saat itu, mulut besar gunung berapi itu terisi dengan sebuah energi warna-warni yang tebal. Energi itu sangat menawan. Selain itu, hal yang paling atraktif adalah kolam merah yang menarik perhatian di tengah-tengah gunung berapi tersebut.     

Bahkan dari jarak yang amat jauh, kelompok Xiao Yan masih dapat melihat bahwa bagian dalam Kolam Darah Gunung Surga telah terisi dengan cairan merah misterius. Xiao Yan dapat merasakan bahwa cairan itu dipenuhi dengan energi.     

"Apakah itu Kolam Darah Gunung Surga?     

Hawa panas tampak di mata Xiao Yan ketika ia sedang melihat ke arah Kolam Darah yang tak biasa itu. Setelah itu, ia menatap ke arah Feng Qing Er dan yang lain, yang sedang berlarian menuju ke arah Kolam Darah dengan liar. Jempol kakinya menekan tanah, lalu ia berlari cepat ke arah Kolam Darah Gunung Surga ketika menuntun Nalan Yanran di perlajanan.     

Ukuran mulut gunung berapi ini sangatlah besar. Namun, Xiao Yan dapat sampai di sana dalam setengah menit dengan kecepatannya. Namun, ketika ia telah sampai, secara kebetulan ia bertemu Feng Qing Er dan yang lain yang hendak sampai ke Kolam Darah sambil mengeluarkan suara percikan.     

Xiao Yan merasa mati kutu ketika ia melihat para individu itu yang tampak merasa khawatir. Namun, beruntunglah bahwa tujuannya adalah bagian bawah Kolam Darah. Jika tidak, akan sangat menyenangkan baginya jika ia beradu kegilaan dengan orang-orang ini.     

Kolam Darah Gunung Surga berukuran sekitar tujuh puluh sampai delapan puluh kaki atau lebih, dan tak bisa dibilang terlalu besar. Namun, kolam itu sudah lebih dari cukup untuk Xiao Yan dan yang lain. Ketika melihat Kolam Darah itu dari dekat, Xiao Yan merasa bahwa perasaan tak biasa itu telah semakin menjadi-jadi. Energi berwarna merah itu tidak tampak berbeda dari darah segar. Energi itu tampak kental dan merah. Sejumlah gelembung seperti darah juga tampak berulang kali di atas permukaan Kolam Darah. Gelombang energi berwarna darah pekat dengan perlahan muncul seperti asap.     

"Kolam ini memang layak menjadi tempat misterius yang dapat membantu seseorang menembus penghalang. Jumlah energi terkumpul yang mengejutkan berada pada tingkat yang baru pertama kali aku lihat…" Xiao Yan mendesah dalam hati. Ia mengarahkan kepalanya ke Nalan Yanran lalu tersenyum ketika ia berkata, "Kau harus masuk. Meskipun kau belum mencapai puncak dari tingkat Dou Huang, berendam di dalamnya akan tetap berguna bagimu."     

Nalan Yanran bergerak perlahan. Ia menaruh rubah putih di kepalanya ke bawah di dekat Kolam Darah. Setelah itu, mata cantiknya terhenti di wajah Xiao Yan ketika ia berbisik, "Terima kasih banyak… kau… jika kau ingin mencari seorang guru di masa mendatang, kau mungkin bisa datang ke Sekte Bunga."     

Nalan Yanran tidak menunggu Xiao Yan untuk bertanya informasi lebih kepada dirinya setelah dirinya mengucapkan hal itu. Tubuhnya bergerak, lalu ia terjun ke dalam Kolam Darah seperti seorang putri duyung.     

"Sekte Bunga? Salah satu bagian dari dua sekte?"     

Xiao Yan terkejut ketika ia melihat punggung Nalan Yanran menghilang di dalam Kolam Darah. Namun, ia tak mempunyai banyak waktu untuk merenungkan bagaimana Yun Yun dapat berinteraksi dengan faksi itu. Walaupun demikian, ia akan mengingat hal ini di benaknya. Tubuhnya melompat maju lalu terjun ke dalam Kolam Darah dengan suara hantaman.     

Mulut gunung berapi itu berangsur-angsur menjadi tenang setelah kelompok itu memasuki Kolam Darah. Hanya ada angin liar yang berhembus marah dengan menggila, membentuk badai yang mendesing...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.