Membunuh Seekor Ayam untuk Memperingatkan Seekor Monyet
Membunuh Seekor Ayam untuk Memperingatkan Seekor Monyet
Bayangan hitam yang membawa kekuatan mengerikan mendadak muncul di depan Xue Beng. Riak tipis muncul di udara di sekitar area itu, dimana tinju bayangan hitam diluncurkan. Ledakan - ledakan memekakan telinga yang tak terhitung jumlahnya terdengar, tepat seperti suara guntur yang teredam.
Di hadapan serangan ganas Xiao Yan, yang seperti petir, berulang kali terdengar suara pecah, dari tanah yang keras, yang meledak. Beberapa garis retakan dengan cepat mulai menjalar dari kaki Xiao Yan di hadapan banyak mata yang terkejut.
Serangan yang dilancarkan Xiao Yan bergerak secepat kilat. Namun, Xue Beng juga bukanlah seorang yang hanya banyak bicara. Walaupun ia terkejut dengan kekuatan yang ditunjukkan Xiao Yan, reaksinya juga tidak pelan. Ketika tinju Xiao Yan dengan cepat melaju di matanya, ia tidak ragu sedikitpun ketika ia menyerahkan tombak panjangnya, yang lalu dijepit oleh Xiao Yan. Ia mundur beberapa langkah dan mengetukkan jarinya ke cincin penyimpanan miliknya. Sebuah tombak panjang berwarna perak yang seluruhnya terbuat dari baja, dalam sekejap muncul di tangannya.
Dengan tombak itu mendarat di tangannya, niat bertarung Xue Beng yang tadinya menciut karena terkejut dengan serangan mengerikan Xiao Yan, dengan cepat melonjak tinggi. Raungan marah pelan, terdengar dari tenggorokannya, saat ini juga, Dou Qi di tubuhnya beredar hingga mencapai batasnya. Sebuah Dou Qi berwarna merah pucat menyembur keluar dari tubuhnya dan akhirnya membentuk sebuah mantel Dou Qi merah di permukaan tubuhnya.
Tangan Xue Beng juga tidak terhenti sedikitpun ketika Dou Qi itu mengalir di dalam tubuhnya. Ujung dari tombaknya bergetar dan membentuk lebih dari sepuluh bayangan. Bayangan merah melonjak seperti badai dan bayangan - bayangan itu mendadak menyatu. Akhirnya, seluruh bagian tombak panjang itu berubah menjadi cahaya menyilaukan berwarna merah yang melesat secara eksplosif ke arah Xiao Yan.
"Ombak Bertumpuk!"
Xue Beng meraung pelan di dalam hatinya. Daya lesatan maju yang ganas dari tombak panjang di tangannya melaju tepat ke arah tinju Xiao Yan. Ketika badan tombak itu bergetar, gelombang cahaya merah menyerbu ke arah depan satu persatu. Udara panas yang ada seperti sebuah ombak api berwarna merah.
Di hadapan banyak orang di lapangan terbuka, sebuah cahaya merah menyilaukan membawa sebuah ombak yang dahsyat. Kekuatan seperti itu membuat banyak orang gaduh. Ia memang murid terbaik, yang mampu untuk berpartisipasi di dalam Kompetisi Kualifikasi Akademi Bagian Dalam. Tenaga ganas semacam ini dapat mengejar orang - orang kuat yang baru saja memasuki kelas Da Dou Shi.
Cahaya merah itu, dengan cepat membesar di mata hitam itu. Xiao Yan merasakan tenaga yang memanas melonjak mendekat, tetapi, raut mukanya tetap tenang. Selama dua tahun ini, musuh yang telah bertukar serangan dengannya adalah orang - orang kuat yang jauh melampauinya. Ia bahkan telah melihat serangan yang seratus kali lebih kuat dari serangan tersebut. Oleh karena itu, jika ada yang menginginkan dia untuk mundur dari serangan semacam ini, itu benar - benar tidak masuk akal. Bagaimanapun juga, kemampuan musuhnya yang bisa melepaskan sebuah energi perlawanan dalam waktu singkat, membuat Xiao Yan cukup terkejut. Tetapi… hanya itu saja.
Tinju Xiao Yan sedikit bergetar. Dou Qi berwarna hijau melonjak secara mendadak dan akhirnya dengan cepat terkumpul melapisi permukaan tinjunya.
"Bagaimanapun kau melawan hari ini, hanya ada satu jalan bagimu!" Kekuatan dari tinju yang dibungkus oleh lapisan hijau tadi melonjak tinggi. Xiao Yan mengangkat sudut mulutnya dan tidak menunjukkan pengampunan atau melemahkan serangannya, ketika ia mengayunkan tangan kanannya. Tinjunya menghantam ke depan dengan kekuatan yang luar biasa dan bertabrakan dengan keras dengan ujung tombak Xue Bang di hadapan banyak orang.
"Ledakan Oktan!"
"Dor!"
Serangan mereka berdua bertemu. Dalam sekejap, sebuah ledakan keras terdengar dari medan pertempuran. Permukaan tanah yang keras, dimana dua orang itu bertabrakan, langsung hancur lebur dengan suara ledakan yang keras. Garis retakan berulang kali menyebar seperti jaring laba - laba.
"Klang!"
Debu hasil ledakan tanah tadi melambung ke udara. Dalam sekejap, setelah tinju dan tombak tadi bertemu, sebuah suara dentuman logam terdengar dari titik sentuh kedua benda. Sesosok manusia tiba - tiba melesat mundur, keluar dari debu yang tipis. Ia memuntahkan seteguk darah segar dengan keras. Setelah tubuhnya mendarat dengan keras di tanah, ia terkantuk tanah dan menggelinding di tanah lebih dari sepuluh meter sebelum akhirnya terhenti.
Mata banyak orang segera menatap kepada sosok manusia itu yang terlontar ke belakang. Ketika mereka melihat orang yang terdorong ke belakang dalam kekalahan, seluruh lapangan terbuka sekejap menjadi sunyi.
Di tepi lapangan terbuka itu, baju Xue Beng robek hingga compang - camping karena kekuatan tabrakan tadi. Seluruh tubuhnya terkotori oleh debu biru-hitam, yang terbentuk dari serpihan batu yang terlempar ke arahnya. Sisa jejak darah di ujung mulutnya membuatnya tampak begitu menyedihkan. Tentu saja, yang paling mengejutkan orang - orang adalah tombak panjang yang digenggam oleh tangan berdarah Xue Beng, telah pecah menjadi dua bagian. Garis retakan tombak jelas menunjukkan bahwa benda itu telah dihancurkan oleh sebuah tenaga yang sangat kuat.
Dapat menggunakan satu tinju untuk menghancurkan sebuah tombak panjang terbuat dari baja, setelah seorang Dou Shi bintang sembilan menggunakan sebuah Teknik Dou kelas Xuan. Serangan ini adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan, bahkan oleh beberapa Da Dou Shi yang hadir. Namun, Xue Beng ini, yang memiliki reputasi di dalam Akademi Jia Nan, diserang secara langsung oleh seorang murid baru, yang baru saja datang ke akademi, degan cara yang paling mengagumkan.
Ketika mereka memandang tepi dari lapangan terbuka di mana Xue Beng bersusah payah untuk berdiri, beberapa orang, yang sebelumnya telah yakin dengan kemenangan Xue Beng, seketika merasakan sebuah perasaan dingin bergejolak dari dalam hati mereka. Dilihat dari kekuatan yang ditunjukkan oleh Xiao Yan, murid baru, yang telah mengambil cuti dua tahun ini memang bukanlah orang yang biasa.
Debu di atas lapangan terbuka perlahan mereda dan terjatuh. Seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam perlahan berjalan keluar dari debu tersebut. Jubah di tubuhnya, yang tampak begitu rapi, bahkan tanpa ada lipatan sedikitpun, terlalu ekstrim jika dibandingkan dengan Xue Beng yang berada di dalam kondisi begitu mengerikan. Dari sini, semua orang yang tidak bodoh, bisa dengan jelas mengerti bahwa kekuatan pemuda yang dipanggil Xiao Yan ini jauh melampaui Xue Beng!
Kekuatan Xue Beng saat ini adalah setingkat Dou Shi bintang sembilan. Karena Xiao Yan mengalahkannya, maka… kekuatannya setidaknya setingkat dengan seorang Da Dou Shi yang kuat!
Ketika mereka memikirkan kemungkinan ini, para penonton di balkon penonton seketika mengeluarkan suara menghirup udara dingin. Di tatapan mata yang mereka gunakan untuk memandang Xiao Yan, terdapat makna terselubung di baliknya. Seorang Da Dou Shi dalam umur semuda itu. Bahkan, di seluruh Akademi Jia Nan ini, mereka adalah orang - orang yang dianggap sebagai orang - orang luar biasa dan adalah yang terbaik!
"Sangat… sangat kuat…"
Mulut Xiao Yu dan yang lain di balkon penonton terbuka lebar. Wajah mereka penuh dengan rasa terkejut ketika mereka mengamati punggung kurus itu, yang berdiri tegap dan tinggi di lapangan terbuka. Seorang gadis muda yang duduk di belakang, tidak dapat menahan gumamannya ketika matanya mulai melihat bintang - bintang. Siapa yang dapat membayangkan, seorang Xue Beng, yang kekuatannya sekitar Dou Shi bintang sembilan, dikalahkan dalam satu pukulan mutlak. Bahkan, setelah ia melepaskan Teknik Dou terkuatnya!"
Awalnya, mereka masih berbincang mengenai berapa serangan yang dapat ditahan oleh Xiao Yan. Namun, perbincangan mereka terhenti ketika hasil akhir yang tampak di medan pertandingan ini, yang membuat mereka tertegun,.
"Anak ini… tidakkah peningkatannya selama dua tahun ini terlalu cepat?" Xiao Yu berkata dengan senyum pahit.
Instruktur Ruo Ling, yang berada di samping, perlahan tersadar dari rasa terkejutnya. Ia memandang punggung pemuda di arena pertandingan itu. Bahkan, saat ini, ia masih agak tidak percaya. Murid yang menjengkelkan ini, yang telah absen selama dua tahun, telah mengalahkan murid kelas Xuan tingkat atas akademi. Terlebih lagi, cara yang ia gunakan untuk mengalahkan musuhnya adalah yang terkuat dan tanpa basa - basi.
Ketika Instruktur Ruo Ling mengingat tinju yang seperti guntur tadi, ia bertanya pada dirinya sendiri. Jika itu adalah dirinya, kemungkinan, ia tidak akan bisa benar - benar menahannya. Instruktur Ruo Ling mendadak tertawa kecut ketika ia memikirkan hal ini di hatinya. Dua tahun lalu, anak muda dari Kota Wu Tan itu, yang telah menggunakan segala cara untuk pergi dari pengawasannya setelah dua puluh ronde, kini menunjukkan serangan yang bahkan membuat dirinya harus berhati - hati sebelum berani menjamin bahwa ia dapat menahannya. Peningkatan kecepatan ini… sungguh mengerikan.
"Tidak heran ia bisa membuat gadis luar biasa seperti Xun Er terus memikirkannya di benaknya. Anak ini memang memiliki bakat." Instruktur Ruo Ling menoleh dan memandang wajah cantik Xun Er, yang penuh dengan senyuman, ketika Ruo Ling menggumam di dalam hatinya.
Pada satu sisi di balkon penonton, Bai Shan bersedekap. Alisnya mengernyit sedikit, ketika ia memandang pemuda berjubah hitam yang berdiri tegap di tengah lapangan terbuka. Ia perlahan menghembuskan nafas beberapa saat setelahnya dan berkata dengan senyum lembut, "Tidak buruk, kau memang memiliki bakat yang cukup baik. Dirimu yang sekarang mampu membuatku tidak meremehkanmu. Aku harap, kau bisa bertahan beberapa babak lagi. Ketika waktunya tiba, aku ingin secara pribadi bertarung melawanmu jika ada kesempatan…"
"Saingan yang kuat, tetapi Xun Er pasti menjadi milikku!" Tatapan Bai Shan beralih ke arah di mana Xun Er berada. Ia dengan lembut menggumam ketika ia memandangnya yang sedang mengenakan gaun berwarna hijau pucat. Ketika dikelilingi oleh sekelompok gadis, ia tampak seperti seorang wanita muda, layaknya sebatang teratai yang mekar.
"Ah, anak itu memiliki tinju yang sangat tajam dan kuat. Bahkan, 'Ombak Bertumpuk' Xue Beng sempat tidak dapat menahannya untuk beberapa saat. Aku pikir, kekuatannya seharusnya sekitar Da Dou Shi tiga bintang." Wanita muda berbaju merah, yang sosoknya begitu menawan seperti iblis, menggunakan mata yang memancarkan kelicikan untuk menatap Xue Beng, yang dikalahkan dengan cara yang tangkas dan teratur. Ia tidak bisa menahan untuk berbicara dengan nada terkejut.
"Ah, itu tadi memang tinju yang tajam dan kuat. Terlebih lagi, ia bahkan tahu caranya mengumpulkan energi ke berbagai bagian tubuhnya dan menggunakan hal itu untuk meningkatkan kekuatan serangan dan pertahanannya. Hal ini hanya memungkinkan jika ia memiliki pengendalian yang baik terhadap Dou Qi-nya. Saat ini, ia bahkan dapat dibandingkan denganmu." Pria tua di sebelahnya mengangguk sedikit. Suaranya juga mengandung rasa kaget.
"He he, kini kau tahu kan, penilaian macam apa yang dimiliki gadis itu, si Xun Er? Anak ini bukanlah orang biasa. Aku pikir, bahkan jika kau atau Bai Shan menghadapinya, tidak akan ada yang tahu siapa yang akan menang." Pria tua itu melirik punggung kurus di area pertandingan dan berkata dengan penuh makna yang tersirat di dalam kata - katanya.
"Oh?" Alis tipis melengkung wanita muda berbaju merah itu terangkat, ketika ia mendengar hal ini. Ia tertawa dengan gaya seorang gadis manja, "Aku ingin mendapatkan kesempatan untuk melawannya. Jika aku menang, aku ingin dia membiarkanku memiliki Xun Ur…"
"Kau… kau, anak bandel ini. Ada banyak lelaki luar biasa yang merayumu. Tak masalah jika kau tidak suka mereka, tetapi mengapa kau melecehkan Xun Er? Haruskah kau membuang semua wajah tuaku sebelum kau puas?" Pria tua itu seketika marah, ketika ia mendengar kata - kata wanita muda berbaju merah itu, saat ia berbisik.
"Apa bagusnya para lelaki bau itu? Siapakah dari mereka yang akan mengejarku jika bukan karena wajahku ini?" Wanita muda berbaju merah itu mengerutkan bibirnya tidak setuju. Tangan halusnya mengusap wajah cantik licik yang tampak seperti peri itu, ketika ia berbicara dengan menghina.
Pria tua itu sangatlah marah kepada wanita muda tak beretika ini hingga uap muncul dari tujuh lubang tubuhnya. Namun, ia tak berdaya dan hanya dapat mengayunkan lengan bajunya dan mengalihkan pandangannya ke arena pertandingan.
Di dalam arena pertandingan, Xiao Yan melirik Xue Beng, yang berada di ujung lapangan terbuka itu. Ia tak lagi mempunyai kekuatan untuk bertarung. Baru setelah itu Xiao Yan menoleh ke arah kursi para juri dan tersenyum ketika ia bertanya, "Bolehkan saya bertanya apakah saya telah memenangkan babak ini?"
"He he, tentu saja." Pria tua berjubah abu - abu di kursi juri itu tersenyum ketika ia memandang Xiao Yan. Di matanya, terdapat perasaan yang dapat dijelaskan ketika ia mengangguk.
Saat ia mendengar kata - kata itu, Xiao Yan sedikit membungkuk memberi hormat. Ia menggoyangkan tangannya di hadapan puluhan ribu mata dan Pedang Penguasa Xuan Berat terbang ke arahnya. Setelah itu, ia memegangnya dengan satu tangan, menjentikkan pergelangan tangannya dan menaruh benda itu di punggungnya. Ia mengangkat wajahnya untuk melihat wanita muda berbaju hijau yang tersenyum itu dan perasaan hangat muncul di hatinya. Kakinya menapak tanah dan tubuhnya dengan lembut meloncat ke panggung kompetisi. Akhirnya, ia melompat ke arah, dimana tempat Kelas Huang – Kelas Dua terduduk.
"Maaf. Aku terlambat…"
Xiao Yan memandang wanita muda cantik yang berdiri dengan anggun di depannya. Wajah itu telah tertanam begitu dalam di suatu tempat di hatinya selama dua tahun ini. Ia tak menghiraukan tatapan mata berapi - api di sekitarnya, ketika ia mengusap kepalanya dan berkata dengan lembut dengan nada yang meminta maaf.
Xun Er mengangkat wajah cantiknya dan memandang wajah halus nan tampan itu, yang tak lagi tampak polos dan rapuh, tetapi lebih dewasa dan gigih dibandingkan dua tahun lalu. Sebuah senyum menawan, yang dapat memutarbalikkan seluruh makhluk hidup, mendadak muncul di wajahnya. Wanita muda itu tiba - tiba melakukan suatu tindakan yang membuat semua orang terpaku seperti ayam kayu.
Wanita, yang tidak pernah menunjukan aksi apapun kepada pria manapun yang lebih dari sekedar gerak - gerik pertemanan, membuka tangannya sedikit. Setelah itu, ia melompat ke dalam pelukan hangat seseorang yang telah berpisah dengannya selama dua tahun, dengan tamak menyerap perasaan hangat.