Perjuangan Menembus Surga

Api Petir Sembilan Naga



Api Petir Sembilan Naga

Xiao Yan memandang wanita yang tidak berani bergerak bahkan sedikitpun itu, setelah lehernya dicengkeram oleh Xiao Yan dan terkejut. Ini karena wanita ini adalah ahli kimia 'Gerbang Pan' yang ia temui tadi, Xin Lan.     

Pada saat ini, Xin Lan tidak berani melakukan pergerakan yang tidak biasa, karena lehernya dicengkeram oleh Xiao Yan. Ini terutama ketika ia telah merasakan niat membunuh sejati yang memenuhi matanya. Wajah cantiknya bercampur dengan kepucatan yang menggerakkan hati, sembari matanya menatap ke arah Xiao Yan dengan saksama.      

"Ternyata dirimu?" Xiao Yan sedikit mengerutkan dahi setelah mengenali wanita itu. Ia bertanya dengan suara yang dalam, "Kau tadi menguping?"     

"Ternyata dirimu, gadis kecil? Lelucon macam apa ini! Tempat ini adalah tempat yang penting di Akademi Dalam, bagaimana bisa kau masuk?" Su Qian di samping menegurnya. Raut wajahnya sedikit terlihat kecewa setelah keterkejutannya tadi menghilang.     

Xin Lan dengan lembut menggigit bibirnya di hadapan teguran Su Qian. Ia berkata, "Kakek Su, Xin Lan hanya masuk secara tidak sengaja."     

"Apakah Tetua Kepala mengenalnya?" Xiao Yan secara refleks tertegun ketika ia mendengar cara Su Qian memanggil Xin Lan. Tatapan matanya berpaling ke Su Qian saat ia bertanya.      

"Ya, uh, gadis ini adalah cucu dari kawan lamaku. Ia dikirimkan kemari ke tempat ini tahun lalu, dan ia memintaku untuk menjaga dan melatihnya." Su Qian tersenyum kecut dan mengangguk.     

 Xiao Yan mendadak paham ketika ia mendengar hal ini. Ia seketika melepaskan tangannya, yang masih dengan erat membungkus leher Xin Lan, dan berkata dengan suara lirih, "Karena kau bisa menguping untuk waktu yang lama di depan mata Tetua Kepala dan diriku, kau seharusnya telah mengonsumsi semacam pil obat yang bisa menyembunyikan auramu. Kau tidak tampak seperti masuk dengan tidak sengaja. Alih-alih, kau tampak telah datang dengan siap?"     

Wajah Xin Lan secara refleks sedikit memerah di hadapan perhatian mata hitam pekat Xiao Yan. Ia seketika menggertakkan giginya dan berkata. "Aku memang datang dan menguping dengan sengaja. Mengapa kau begitu galak? Terlebih lagi, aku bisa memberitahumu jika kau berencana mencari Api Petir Sembilan Naga, kau hanya akan berakhir menyinggung sebuah faksi kuat tanpa alasan yang jelas."     

"Mengapa?" Xiao Yan terkejut saat ia bertanya dengan suara yang dalam. Ia telah mendapatkan sedikit informasi mengenai 'Api Surgawi' setelah bersusah payah. Bagaimana bisa ia dengan mudah menyerah?     

"Tadi, aku bilang bahwa Api Petir Sembilan Naga telah diwariskan dalam Lembah Api Membara selama ratusan tahun. Para ahli di masa lalu selama generasi demi generasi telah meninggalkan sebuah jejak roh darah di dalam inti sarinya yang sulit untuk dihilangkan. Jika kau tidak menerapkan Metode Qi kunci dari Lembah Api Membara, 'Keterampilan Api Tenang Hijau Mendalam', kau pasti tidak akan bisa benar-benar memilikinya, bahkan jika kau berhasil mendapatkan Api Petir Sembilan Naga." Xin Lan menggenggam leher panjang seputih saljunya dan terbatuk berturut-turut, sebelum menjelaskan dengan sebuah senyum dingin.     

Xiao Yan seketika putus asa ketika ia mendengar hal ini. Ia mengerutkan dahi dan bertanya, "Tetua Kepala, apa yang ia katakan benar?"     

Wajah Su Qian penuh dengan ketidakyakinan di hadapan kata-kata Xiao Yan. Seketika, ia hanya bisa tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya. Ia berkata, "Aku tidak mengetahui hal ini. Namun, jika Xin Lan berkata itu seperti ini, maka itu seharusnya benar. Ugh, tidak heran Lembah Api Membara bisa mempertahankan Api Petir Sembilan Naga. Metode persiapan mereka begitu tertutup. Diriku yang tua benar-benar telah meremehkan mereka."      

Hati Xiao Yan benar-benar putus asa ketika ia mendengar Su Qian berbicara. Apakah petunjuk yang ia dapatkan dengan susah payah ini benar-benar tidak berguna?     

"Xin Lan datang dari Dataran Tengah benua Dou Qi. Lembah Api Membara terletak di area itu. Oleh karena itu, ia agak memahami mereka. Terlebih lagi, mengingat wataknya, ia kemungkinan seharusnya tidak berbohong secara sengaja." Su Qian membantu mengungkapkan latar belakang Xin Lan, seperti ia takut bahwa Xiao Yan tidak akan mempercayai apa yang dikatakan Xin Lan.     

"Dataran Tengah?" Nama asing itu membuat Xiao Yan agak kebingungan.     

"Dataran Tengah adalah nama yang digunakan untuk menyebut bagian tengah dari benua Dou Qi. Wilayah itu sangatlah luas dengan banyak sekali faksi-faksi yang rumit dan saling terjalin, dan juga suku-suku yang akan sulit untuk ditemui. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ini adalah area tengah dari benua Dou Qi. Tempat itu adalah tempat yang paling menarik di benua Dou Qi… para ahli puncak benua sebagian besar datang dari area itu." Su Qian tersenyum dan menjelaskan, setelah sepertinya memahami tampang kebingungan Xiao Yan. "Terlebih lagi, di sana, kau mungkin akan bisa mendapatkan beberapa informasi mengenai latar belakang kekasihmu itu."     

Hati Xiao Yan, yang baru saja merasa putus asa, mendadak kembali melonjak saat mendengar kata-kata Su Qian. Ia menghembuskan nafas lembut saat wajah yang tak senang, namun indah milik seorang wanita muda, perlahan muncul di benaknya. Senyum hangat yang ia kenakan di wajahnya tepat seperti angin sepoi-sepoi musim semi yang perlahan membuat Xiao Yan menjadi tenang.     

Setelah menjadi tenang, Xiao Yan terlibat dalam pemikiran dalam sesaat sebelum ia mendadak berpaling kepada Xin Lan di sampingnya. Matanya menyipit saat ia perlahan berkata, "Kau seharusnya ada yang ingin dikatakan, bukan?"     

Hati Xiao Yan merasa agak ragu terhadap Xin Lan, karena ia telah menguping pembicaraan di antara dirinya dan Tetua Kepala Su Qian tanpa alasan apapun. Xin Lan sepertinya tidak bodoh. Ia seharusnya sadar menguping itu tabu. Jika ia tidak didorong oleh semacam alasan tertentu, ia pasti tidak akan melakukan hal seperti ini.     

Raut wajah Xin Lan seketika agak berubah menjadi merah, karena ia sedang ditatap oleh Xiao Yan. Ia diam sesaat, sebelum ia menggertakkan giginya, dan berkata, "Apakah kau benar-benar ingin mencari beberapa petunjuk mengenai sebuah 'Api Surgawi'?"     

"Ya!"     

"Kau bisa lupakan Api Petir Sembilan Naga. Lembah Api Membara telah mewariskannya selama berabad-abad. Mereka sudah memiliki metode pemeliharan yang nyaris sempurna untuk api itu. Bahkan jika kau bisa mendapatkanya, kau tidak akan bisa menggunakannya…" Xin Lan ragu sesaat setelah melihat Xiao Yan menganggukan kepalanya dengan keras, sebelum ia berbicara perlahan.     

"Apakah kau punya cara untuk memecahkannya?"     

"Tidak…" Xin Lan menggelengkan kepalanya saat ia memandang mata Xiao Yan yang mendadak terang. Ia melihat Xiao Yan mengerutkan dahi, dan ia hanya bisa mengerutkan mulutnya dan berkata, "Aku tidak punya cara untuk memungkinkanmu memecahkan masalah ini, tetapi aku tahu sebuah petunjuk mengenai 'Api Surgawi' lain, bahkan berperingkat lebih tinggi daripada Api Petir Sembilan Naga! Bahkan, selama kau mampu, kemungkinanmu mendapatkannya tak akan lebih rendah daripada merenggut Api Petir Sembilan Naga."     

Xiao Yan, yang baru saja duduk di kursinya, mendadak menegapkan tubuhnya saat mendengar hal ini. Matanya membara saat ia memandang Xin Lan. Sebuah kegirangan yang sulit untuk disembunyikan hadir di dalam suaranya, "'Api Surgawi' lainnya?"     

Xin Lan pun terkejut ketika ia melihat kegembiraan Xiao Yan. Ia melangkah mundur sekali sebelum sedikit menganggukkan kepala.     

"Beritahu padaku. Apapun yang kau inginkan, aku akan memberikannya kepadamu selama aku bisa melakukannya!" Xiao Yan melangkah maju dan berbicara dengan suara yang bersemangat.     

"Tidaklah mustahil bagiku untuk memberitahumu. Namun, kau pertama harus beritahu padaku apakah kau saat ini adalah seorang ahli kimia tingkat 6?" Kegugupan muncul di mata Xin Lan saat ia membuka mulutnya untuk bertanya. Baru setelah melihat Xiao Yan menganggukkan kepalanya, sebuah kilauan yang tidak biasa muncul di matanya. Bagian belakang giginya menggigit bibir bawahnya dan tangan lembutnya menegang dan menjadi rileks sejenak. Baru setelah itu ia menghirup nafas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan memberitahumu petunjuk mengenai 'Api Surgawi' jika kau berjanji untuk membantuku dengan satu hal!"     

"Bicaralah!" Xiao Yan tidak ragu saat ia menjawab dengan suara yang dalam.     

"Bantu klan-ku kembali mendapatkan Kursi Tetua di Menara Pil sekali lagi!" Tangan lembut Xin Lan mendadak mengencang. Sebuah suara yang jernih namun gelisah mendadak terdengar di aula.      

"Menara Pil?" Xiao Yan sedikit terkejut ketika ia mendengar nama ini, yang tidak dianggap terlalu asing. Alisnya seketika mengernyit menjadi satu. Fraksi spesial ini dibentuk oleh para ahli kimia yang memiliki posisi yang sangat tinggi di benua Dou Qi. Meskipun ia tidak paham mengenai peringkat di dalamnya, ia dapat samar-samar menebak bahwa persyaratan untuk memasuki sebuah Kursi Tetua sangatlah sulit. Jadi, keraguan pun sejenak muncul di dalam hati Xiao Yan di hadapan makhluk dahsyat yang asing ini.     

"Xin Lan, jangan bercanda. Hal itu lebih mudah dari kelihatannya, jika ingin memungkinkan klan-mu kembal ke Menara Pil sekali lagi. Dengan kekuatan ahli kimia tingkat 6 Xiao Yan yang sekarang, akan mustahil baginya untuk membantu klan-mu memasuki Kursi Tetua sekali lagi. Bukannya kau tahu persyaratan di sana sangatlah sulit. Jika seseorang tidak mencapai tingkat 7, kemungkinan berhasilnya sangatlah rendah!" Raut wajah Su Qian di samping berubah sedikit saat mendengar permintaan Xin Lan. Ia lalu menjawab dengan suara yang dalam.     

"Aku tahu dirinya yang sekarang mungkin masih tidak akan bisa melakukannya. Namun, bakatnya sudah pasti sangat dahsyat, karena bisa mencapai tingkat ahli kimia taraf 6 di umur yang semuda itu. Terlebih lagi, bakatnya juga jarang terlihat bahkan di Menara Pil. Jika ia bersedia mengerahkan segalanya dan membantu, klan-ku tidak akan benar-benar tidak memiliki kesempatan." Xin Lan tak tergerak karena teriakan Su Qian. Ia masih dengan keras kepala memandang Xiao Yan dan berkata, "Jika kau bersedia membantuku, aku akan memberimu sebuah petunjuk mengenai 'Api Surgawi' itu!"     

Xiao Yan berangsur-angsur menjadi hening di hadapan mata Xin Lan yang gugup, namun bersemangat. Ia juga memiliki sikap hormat terhadap organisasi yang disebut sebagai Menara Pil itu. Kekuatan faksi spesial ini adalah yang terbesar yang pernah ia lihat, dengan pengecualian 'Aula Jiwa'. Tempat kelas atas semacam itu pasti akan memiliki sebuah kompetisi yang luar biasa intens. Meskipun Xiao Yan memiliki kepercayaan diri yang cukup besar dalam bakat pemurnian obatnya, Menara Pil itu adalah sebuah tempat mengerikan yang mengumpulkan semua ahli kimia teratas di benua Dou Qi. Kemungkinan besar, tingkat kesulitan untuk masuk ke sana tidak lebih rendah daripada pergi ke 'Aula Jiwa' dan kembali hidup-hidup.     

Hawa panas di mata Xin Lan juga perlahan padam saat sebuah pemikiran air dingin dituang ke atasnya, ketika ia melihat bahwa Xiao Yan tetap terdiam. Ia mencemooh dirinya sendiri. Ketika ia hendak berbalik dan pergi, Xiao Yan, yang terdiam sesaat lebih lama lagi, akhirnya menghela nafas dalam-dalam dan perlahan berkata, "Aku tidak tahu seberapa sulit untuk membantu klanmu memperoleh kembali Kursi Tetua di Menara Pil. Terlebih lagi, aku juga tidak bisa menjamin bahwa bantuanku akan memungkinkanmu mencapai tujuanmu. Namun, aku bisa menjamin kepadamu bahwa selama kau memberiku sebuah petunjuk yang berguna tentang sebuah 'Api Surgawi,' aku akan melakukan yang terbaik untuk mengerahkan segalanya demi membantumu! Bagaimana?"     

Tubuh menawan Xin Lan gemetar ketika ia mendengar kata-kata Xiao Yan. Sebuah kabut yang bersemangat menggelora di mata jernihnya. Terlepas apakah usahanya ini akan membuahkan hasil, ia setidaknya telah membawa seutas harapan di hadapan klannya yang akan dipadamkan. Ia bergegas menganggukkan kepalanya.     

Xiao Yan tersenyum samar. Ia dengan paksa menekan kegelisahan dan semangat di dalam hatinya saat ia berkata perlahan, "Jika begitu… ini seharusnya adalah giliranmu untuk memberitahuku mengenai petunjuk tentang sebuah 'Api Surgawi' yang kau tahu. Aku akan menilai apakah petunjuk itu layak mendapatkan imbalan sebesar itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.