Dua Tetua Qian Bai
Dua Tetua Qian Bai
Setelah mendengar peringatan dari teriakan Xiao Yan, dua sosok berjubah abu-abu di sebelah bola api raksasa itu perlahan mendongak. Mata tua mereka yang berpengalaman dengan tenang melirik Xiao Yan. Lirikan ini menyebabkan Xiao Yan sadar bahwa angin yang bergejolak hebat dan kekuatan obat dahsyat di dalam tubuhnya ternyata telah menjadi tenang…
Keterkejutan secara refleks muncul di mata Xiao Yan saat ia merasakan perubahan di dalam tubuhnya ini. Mereka bisa menekan kekuatan obat yang memualkan di dalam tubuhnya dari jarak sejauh itu. Kekuatan ini… tidakkah terlalu tidak alami dan mengerikan? Sebenarnya siapa dua ahli berjubah abu-abu yang misterius ini? Sejak kapan para ahli semengerikan itu ada di 'Daerah Pelosok Hitam'?
Ketika Xiao Yan sedang merasa terkejut di dalam hatinya, Su Qian, Han Feng, dan yang lainnya yang telah mundur agak jauh juga menyadari keberadaan dua sosok abu-abu misterius itu. Mereka terkejut, dan setelah beberapa saat, Su Qian tampak telah mengingat sesuatu secara tiba-tiba. Sebuah kegembiraan liar dengan cepat menjalar ke dalam matanya saat ia menggumam lirih, "Orang-orang tua bangka ini… mereka akhirnya bersedia turut campur tangan."
"Tetua Kepala, mereka adalah?" Beberapa Tetua Akademi Dalam di belakang Su Qian bertanya dengan agak terkejut. Meskipun mereka tidak merasakan kekuatan apapun dari tubuh dua sosok misterius itu, mereka samar-samar bisa merasakan sejenis tekanan yang tidak biasa menyelimuti hati dan jiwa mereka.
"Para Penjaga Akademi Jia Nan…" Su Qian perlahan berkata, "Namun, jika Akademi Jia Nan tidak dihadapkan dengan sebuah situasi antara hidup dan mati, mereka tidak akan turut campur tangan. Untungnya, kali ini… jika tidak, Akademi Dalam ini…" Rasa takut langsung muncul di wajah Su Qian ketika ia berbicara hingga akhir.
"Penjaga?" Mata banyak Tetua Akademi Dalam berkedip saat mereka memandang dua sosok abu-abu itu, sembari menggumam pelan kepada diri mereka sendiri.
Dua sosok abu-abu misterius itu tidak menjawab bahkan sedikitpun terhadap banyaknya tatapan mata yang melesat dari segala arah. Mereka memalingkan tatapan mata mereka dari Xiao Yan, dan kemudian fokus pada bola api raksasa di depan mereka. Keterkejutan melintas di mata tak beriak yang seperti sumur tua itu saat mereka merasakan tenaga penghancur yang terkandung di dalamnya. Mereka saling menatap satu sama lain dan dua pasang tangan keriput perlahan menjulur dari lengan baju mereka. Kemudian, mereka membentuk beberapa segel aneh.
Banyak riak-riak yang intens mendadak menyebar dari sekitar tubuh dua sosok abu-abu itu seiring tindakan mereka. Dengan adanya riak-riak itu, ruang di sekitar telah menjadi sangat piuh. Ruang di sana tampak seperti dilipat berkali-kali, membuatnya tampak terpilin. Penglihatan semua orang langsung dikacaukan olehnya.
Riak itu menjadi semakin hebat. Pada akhirnya, dua sinar hitam gelap yang aneh perlahan muncul pada sosok-sosok abu-abu itu. Seketika, dua jari keriput dengan lembut menembus udara. Kemudian, semua orang terkejut saat mendapati ruang di mana bola api raksasa tadi terletak, tampak seperti mendadak dirobek oleh sebuah tangan besar tak kasat mata. Sebuah retakan ruang yang sangat besar diam-diam muncul…
"Pergilah!"
Sebuah suara yang terdengar seperti penuh dengan kemalangan hidup perlahan bergema di tempat itu, saat sebuah angin mengerikan mendadak muncul di langit. Seketika, angin itu dengan lembut mendorong bola api raksasa tadi, yang mengandung kekuatan penghancur, ke dalam sebuah retakan ruang hitam tak berdasar.
Suhu mengerikan di langit seketika turun ketika sudut terakhir dari bola api raksasa itu memasuki retakan ruang. Dua sinar hitam pekat di jari-jari dua sosok abu-abu itu perlahan mengkilat. Dapat dilihat retakan ruang raksasa tadi dengan cepat mulai menutup. Dalam kurang dari semenit, retakan ruang itu seutuhnya pulih. Langit pun kembali lagi menjadi semulus cermin…
Dua sosok abu-abu itu akhirnya menghela nafas lega setelah melakukan hal ini. Meskipun mereka bekerja sama, manipulasi kekuatan ruang berskala besar seperti itu tidaklah semudah yang dibayangkan. Jika kekuatan bola api itu belum menyebabkan banyak retakan kecil muncul di ruang, kemungkinan mereka akan kesulitan merobek sebuah garis raksasa semacam itu untuk mendorong bola api ke dalamnya.
Meskipun seperti ini, tindakan mereka ini juga membuat semua orang di langit menjadi terpaku. Merobek ruang hanya dengan mengangkat tangan mereka dan menyingkirkan bola api penghancur ke dalamnya. Sebenarnya kekuatan mengerikan dan tidak alami macam apa yang diperlukan seseorang untuk melakukan hal ini? Kemungkinan besar, bahkan Iblis Tanah Tua akan kesulitan mencapai taraf ini. Sebenarnya siapa dua sosok abu-abu misterius ini?
Xiao Yan di langit di kejauhan juga menghela nafas lega dengan hebat saat melihat bola api itu disingkirkan. Jika bola api itu terus membengkak sesuka hati, kemungkinan besar, Akademi Dalam akan lenyap. Pada saat itu, ia akan menjadi pelaku yang menghancurkan Akademi Dalam. Ini pasti akan menjadi mimpi buruk baginya. Sepertinya, ia akan benar-benar harus berpikir tiga kali jika ia ingin menggunakan 'Teratai Api Pemusnahan' yang mengerikan ini…
Tentu saja, 'Teratai Api Pemusnahan' ini terbentuk dari peleburan empat jenis api. Saat ini, setengah 'Api Pengubah Kehidupan' yang ia serap kala itu telah habis digunakan. Jika Xiao Yan tidak bisa mencari pengganti lainnya di masa depan, ia hanya akan bisa menggunakannya sekali lagi. Terlebih lagi, entah apakah ia akan berhasil lagi atau tidak. 'Api Teratai Pemusnahan' yang mana bergantung pada kekuatannya agar berhasil dilepaskan, juga penuh dengan keberuntungan.
Beberapa suara angin kencang terpancar mendekat ketika Xiao Yan merasa seperti telah meletakkan sebuah beban berat. Seketika, Su Qian, Dokter Peri Kecil, dan yang lainnya muncul di sebelah Xiao Yan. Setelah melihat bahwa Xiao Yan tidak terluka parah, Su Qian akhirnya mengayunkan tangannya dan berkata pelan, "Ikuti aku. Jangan sembarangan berbicara."
Tubuh Su Qian bergerak setelah ia berbicara dan ia dengan cepat bergegas ke dua sosok abu-abu di langit. Xiao Yan ragu sejenak di belakang, sebelum ia menarik Dokter Peri Kecil bersamanya dan mengikuti.
"He he, Pak Tua Bai, Pak Tua Qian, terima kasih kepada kalian berdua karena telah turut campur tangan hari ini. Jika tidak, kemungkinan besar Akademi Dalam ini sudah lenyap…" Su Qian menangkupkan tangannya memberi hormat kepada dua sosok abu-abu itu dan tersenyum setelah muncul di depan mereka.
"Su Qian muda, kau benar-benar tidak kompeten dalam tugasmu sebagai Tetua Kepala. Jika Akademi Dalam benar-benar mengalami malapetaka sedahsyat itu, kemungkinan besar kau akan kesulitan menebusnya, bahkan jika kau mati sepuluh kali." Seorang tetua berbaju abu-abu memandang Su Qian sebelum ia mengerutkan dahi dan menegur dengan suara yang tenang namun tegas.
"Tuan-tuan, masalah hari ini seluruhnya disebabkan oleh Xiao Yan. Jika kau ingin menyalahkan seseorang, Xiao Yan akan menanggung bebannya. Hal ini tak ada kaitannya dengan Tetua Kepala Su Qian." Ketika Su Qian sedang tersenyum kecut, Xiao Yan, yang bergegas mendekat, dengan cepat berbicara.
Dua mata tenang seperti air milik dua tetua berbaju abu-abu itu perlahan menatap Xiao Yan. Keterkejutan mendadak melintasi mata mereka. Mereka membuka mulut dan berkata, "Kau… kau adalah pemuda yang mengendalikan 'Api Inti Teratai Hijau' kala itu?"
Xiao Yan mengusap kepalanya di hadapan dua tetua ini yang ternyata mengingatnya. Akhirnya, ia mengangguk.
"Aku ingat bahwa kau sepertinya hanyalah seorang Da Dou Shi ketika kita bertemu kala itu. Kau ternyata telah mencapai tingkat ini dalam beberapa tahun singkat… Akademi Jia Nan akhirnya menghasilkan seorang murid yang cukup bagus. Jika orang tua Mang Tian Chi itu tahu mengenai hal ini, ia kemungkinan akan bangga." Seorang tetua berbaju abu-abu berdecak saat ia berbicara.
"Terlebih lagi, sepertinya ada lebih dari satu jenis 'Api Surgawi' yang dikendalikan di dalam tubuhmu. Bisa secara stabil meleburkan beberapa 'Api Surgawi' dalam tubuh seseorang, Metode Qi semacam itu bisa dianggap tak ada tandingannya. Anak muda, kau seharusnya lebih berhati-hati ketika kau berlatih di masa depan…" Tatapan mata tetua berbaju abu-abu yang satunya juga agak terkejut saat ia perlahan berbicara.
"Anak muda ini telah belajar dari kalian berdua." Xiao Yan tentu saja tidak berani meremehkan dua ahli pokok yang entah berasal dari mana itu. Oleh karena itu, ia bergegas menjawab.
"Hah?" Dua tetua berbaju abu-abu itu sedikit mengangguk. Tatapan mata mereka yang berkeliaran mendadak berhenti pada Dokter Peri Kecil di sebelah Xiao Yan, dan mereka secara refleks sedikit berseru.
Dokter Peri Kecil secara refleks menjadi waspada saat ia merasakan tatapan dua tetua berbaju abu-abu. Dou Qi di dalam tubuhnya mengalir diam-diam.
"He he, tak terduga bahwa aku ternyata akan bisa bertemu pemilik sebuah 'Tubuh Racun Sedih' setelah bertahun-tahun lamanya. Sungguh mengejutkan." Seorang tetua berbaju abu-abu tertawa pelan.
"Sayangnya… setiap pemilik 'Tubuh Racun Sedih' pada akhirnya memiliki nasib yang sama…" Tetua berbaju abu-abu satunya menghela nafas dengan agak emosional.
Su Qian memutar bola matanya saat mendengar mereka bertiga berbincang. Ia berkata kepada dua tetua berbaju abu-abu itu, "Kalian berdua seharusnya tidak menakuti seseorang tepat setelah kalian baru saja muncul. Jika kalian berdua muncul lebih awal, masalah seperti itu tidak akan terjadi. Kalian berdua seharusnya sangat paham mengenai kekuatan Iblis Tanah Tua. Apa yang bisa aku lakukan kepadanya jika ia datang dan mencari masalah? Jika Xiao Yan tidak melangkah maju, tidak ada yang tahu sebenarnya akan seperti apa situasinya sekarang.
"Kalian semua hanyalah pengelola yang tertidur. Kepala sekolah belum kembali sekalipun setelah bertahun-tahun dan kalian berdua telah bersembunyi hingga bahkan tak bisa melihat sosok kalian. Akademi sebesar ini seluruhnya bergantung pada diriku untuk dikelola." Kemarahan Su Qian sangatlah pekat ketika ia berbicara hingga akhir.
Dua tetua berbaju abu-abu itu tidak bisa menahan untuk menjadi sedikit malu di hadapan teguran Su Qian. Mereka memang telah hidup secara damai selama ini tanpa perlu mengkhawatirkan apapun. Mereka seketika terbatuk datar dan berkata, "Tidakkah kita juga mengalami hal ini kala itu. Tidak begitu mudah menjadi Tetua Kepala… Namun, apakah orang tua itu belum kembali juga… Ini memang sangat tidak bertanggung jawab. Sudah hampir satu dekade sejak ia pergi, bukan…"
"Jika aku tahu tentang hal ini kala itu, aku tidak akan mengambil alih jabatanmu..." Su Qian mengerang dengan agak menyesal. Kemudian, ia menolehkan kepala kepada Xiao Yan dan berkata, "Kau bisa memanggil mereka berdua Pak Tua Bai dan Pak Tua Qian. Mereka juga adalah para Tetua Kepala dari Akademi Jia Nan dulu sekali. Sekarang, mereka telah pensiun dan menikmati hidup."
Xiao Yan bergegas memberi salam mereka berdua ketika mendengar hal ini.
Dua tetua berbaju abu-abu itu melambaikan tangan mereka, mengisyaratkan bahwa semua salam ini tidak diperlukan. Setelah itu, mereka perlahan berkata, "Iblis Tanah Tua, ya? Kami juga belum saling bertemu selama bertahun-tahun. Tak terduga kami ternyata bisa bertemu hari ini, tidakkah demikian?"
Tatapan mata kedua orang itu dengan aneh berpaling ke sebuah ruang kosong tidak jauh dari mereka ketika mereka selesai berbicara. Sebuah senyum aneh tergantung di wajah tua mereka.