TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Hukuman untuk Selir Cheng -Part 2



Hukuman untuk Selir Cheng -Part 2

"Yang Mulia Raja, Selir Cheng ingin menemui Anda," Li Zheng Xi memberikan kabar atas kedatangan Cheng Wan Nian. Membuat Chen Liao Xuan tampak terdiam sejenak, kemudian dia melangkah keluar dari balai agung istana. Dia melihat aura dari istrinya itu tampak aneh, kemudian dia berjalan mendekat. Dia diam sejenak, membuat Cheng Wan Nian menyentuh tangannya.     

"Yang Mulia Raja—"     

"Siang ini, aku ingin kau berada di kamarku, Selir Cheng,"     

Mendengar ucapan dari Chen Liao Xuan seperti itu, Cheng Wan Nian tampak sangat bahagia. Bahkan tanpa basa-basi dia langsung mengikuti langkah dari Chen Liao Xuan yang berjalan terlebih dahulu menuju kediamannya.     

Sebongkah rasa bangga atas pencapaiannya dia tunjukkan dengan sangat nyata kepada para Selir lainnya yang saat ini berjalan tak jauh darinya.     

"Yang Mulia, hamba telah belajar beberapa puisi yang hamba pelajari dari salah seorang dencikiawan dari bangsa manusia. Dia memiliki banyak buku-buku yang bagus. Yang Mulia harus memilikinya satu."     

"Maka hadiahkan untukku buku-buku itu, lalu kau bacakan kepadaku tentang puisi yang kau tahu itu. Mungkin aku bisa mengiringimu dengan kecapi, agar kau lebih bersemangat dalam membacanya."     

Cheng Wan Nian kembali tersenyum bahagia, entah kenapa dia merasa dia telah menjadi seorang Ratu di hati rajanya. Lantas kenapa selama ini dia harus merasa gusar dengan sosok manusia yang tidak berguna itu? Suaminya tidak berubah sama sekali. Ya, suaminya hanya memikirkannya. Suaminya tidak memikirkan hal yang lain selain dirinya.     

Setelah Chen Liao Xuan melangkah masuk ke dalam kamarnya, Cheng Wan Nian pun langsung masuk juga. Pintu itu ditutup rapat-rapat oleh Cheng Wan Nian kemudian Cheng Wan Nian mulai meraba dada bidang suaminya yang basih berbalut pakaian lengkap itu. Chen Liao Xuan tampak diam, bahkan kedua tangannya dia ikat di belakang punggung. Dia menandang Cheng Wan Nian sambil menahan napas, kemudian dia menarik tali yang ada di pinggang selirnya itu. Jubahnya langsung terjatuh dengan sempurna, hingga menyisakan pakaian bagian dalam Cheng Wan Nian. Sambil menarik tali pengikat ujung pakaian itu, pakaiannya kembali terlepas sempurna, dan menunjukkan tubuh polos milik Cheng Wan Nian.     

"Sepertinya Yang Mulia Raja sudah tidak sabar untuk hamba layani di atas ranjang," kata Cheng Wan Nian.     

"Sudah berapa kali?" tanya Chen Liao Xuan yang berhasil membuat langkah Cheng Wan Nian yang hendak membuka sabuk kebesaran Chen Liao Xuan terhenti. Kemudian dia mendongak, memandang suaminya dengan tatapan bingungnya itu.     

"Maksud Yang Mulia?"     

"Sudah berapa kali kau tidur dengan Pangeran Wu? Sejauh mana tubuhmu dijamah olehnya?" tanya itu seperti pecutan tersendiri di hati Cheng Wan Nian. Dia benar-benar tidak menyangka jika suaminya akan mengetahui masalah ini. "Bahkan bagaimana kalian bercinta tampak jelas di depan mataku."     

"Yang Mulia, apa yang Yang Mulia katakan? Hamba sama sekali tidak tahu! Hamba tidak pernah melakukan apa pun yang keliru. Terlebih, Yang Mulia Raja tahu sendiri kan kalau hamba sangat membenci Pangeran Wu. Jadi bagaimana bisa hamba melakukan hubungan menjijikkan itu dengan Pangeran Wu!"     

"Selir Cheng, sepertinya kau telah lupa. Jika aku mampu melihat apa yang terjadi kepada siapa pun hanya dengan aku menyentuh bekas benda yang dia sentuh atau pun menyentuh tubuhnya secara langsung. Dan kau juga harus tahu, jika kau ingin aku tak mengetaui kelakukan menjijikkanmu itu, kau harus bisa menghilangkan bekas gigitan Pangeran Cheng di dadamu. Kau ingat, berapa lama kita tidak bercinta selama sepekan ini? Jadi mana mungkin bekas gigitan yang bahkan masih merah itu adalah milikku,"     

"Yang Mulia—"     

"Padahal aku ingin memberitahumu, untuk menyiapkan diri saat malam purnama merah berakhir kita akan melakukan hal yang menyenangkan berdua. Tapi melihat hal ini, membuatku jadi enggan."     

"Tapi, Yang Mulia—"     

"Penasihat Li, berikan hukuman cambukan kepada Selir Cheng atas apa yang telah dia lakukan. Setelah itu suruh dia mengabdikan dirinya kepada naga agung yang ada di dasar lembah selama tujuh purnama untuk membersihkan tubuhnya yang kotor. Karena…," kata Chen Liao Xuan yang kini terdengar semakin pelan. "Karena aku tidak mau, lubang yang biasa kumasuki, telah dimasuki sosok lain. Dada yang selalu kunikmati telah dinikmati sosok lain, kau benar-benar telah mencoreng wajahku, Selir Cheng."     

"Tapi—"     

"Yang Mulia, bagaimana bisa Yang Mulia menyuruh hamba—"     

"Selir Cheng telah melalukan hal lancang, Penasihat Li…," kata Chen Liao Xuan setelah Li Zheng Xi masuk. Tentu dia masih menghirmati Cheng Wan Nian sebagai salah satu selirnya. Itulah mengapa dia tidak ingin orang luar tahu tentang apa yang terjadi sekarang. "Tubunya telah bercampur aura dari Pangeran Wu."     

Ya, hanya kalimat itu saja membuat Li Zheng Xi agaknyua paham, dia kaget bukan main mendengar hal itu. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa Selir yang menjunjung tinggi kehormatan suaminya, dan menunjung harga dirinya sendiri sebagai Selir sempurna tanpa celah kini telah melakukan kesalahan besar? Li Zheng Xi benar-benar merasa kecewa dengan apa yang telah dilakukan oleh Cheng Wan Nian sekarang.     

"Selir Cheng, hamba sangat kecewa dengan Anda. Bagaimana mungkin Anda berbuat hal seperti ini? Apakah Selir Cheng tidak tahu konsekuensinya? Bahkan diusir dari istana adalah hukuman yang setimpal yang bisa Selir Cheng dapatkan. Bagi hamba, Selir Cheng adalah calon Ratu yang sangat bermartabat dan sempurna. Namun setelah adanya masalah ini, Selir Cheng telah menggugurkan diri Selir Cheng sendiri untuk menjadi kandidat terkuat di sini."     

Tanpa banyak basa-basi, Cheng Wan Nian memunguti pakaiannya dan memakainya kembali. Dia memandang suaminya dengan tatapan hancur lebur yang luar biasa. Begitu pun dengan Chen Liao Xuan, dia tampak benar-benar kesal karena mengetahui jika istrinya melakukan hal menjijikkan ini.     

"Aku benar-benar kecewa denganmu, Selir Cheng. Kau adalah sosok yang sangat istimewa, tapi kau telah menghancurkanku sampai di titik seperti ini."     

"Yang Mulia, maafkan hamba," Cheng Wan Nian akhirnya berlutut di bawah kaki Chen Liao Xuan. Dia menangis meraung demi meminta maaf kepada suaminya. Entah kenapa, karena rasa cemburunya dia menjadi gelap mata. Dia malah melakukan hal kotor seperti ini hanya untuk mendapatkan suaminya seutuhnya. Dengan cara menawarkan tubuhnya kepada Wu Chong Ye. Orang lain dan sosok itu adalah spsok yang paling dibenci oleh suaminya. Musuh bebuyutan suaminya. "Yang Mulia tolong berikan hamba kesempatan untuk memperbaiki kesalahan hamba!"     

"Jika kau bisa membuat tubuhmu kembali suci, aku akan memaafkanmu. Noda yang diberikan oleh Pangeran Wu kepadamu benar-benar telah mencoreng namaku sebagai Raja di sini, Selir Cheng."     

Cheng Wan Nian kembali menangis, hingga tangannya ditarik oleh Li Zheng Xi untuk berpisah dengan Chen Liao Xuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.