TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Sebuah Jawaban -Part 6



Sebuah Jawaban -Part 6

Kasim Agung pun terdiam, dia menyetujui apa yang dikatakan oleh Chen Liao Xuan. Setelah matanya dipegang oleh Chen Liao Xuan, dia kini menjadi sangat aneh. Dia bisa melihat bagaimana warna aura setiap sosok yang ada di depannya. Bahkan, banyak sekali Dayang-Dayang yang auranya bahkan telah bercampur dengan aura-aura prajurit dan pejabat pemerintahan lainnya. Apakah itu maksudnya jika Dayang-Dayang tersebut telah ditiduri oleh para pejabat-pejabat itu?     

Kasim Agung tampak merenung sejenak, dia diberi kesempatan untuk mendapatkan penglihatan seperti apa yang Chen Liao Xuan lihat. Pasti sebagai Chen Liao Xuan agaknya cukup terganggu dengan penglihatannya ini. Untuk kemudian dia berhenti, tepat setelah seorang Dayang berhenti di depannya. Auranya benar-benar sangat pekat dan tajam, aura hitam yag sangat mengerikan. Ya, siapa lagi… pasti Dayang yang ada di depannya ini adalah Dayang yang menjadi Dayang kesayangan Wu Chong Ye. Karena yang memiliki aura mengerikan itu adalah Wu Chong Ye. Dan dari pekatnya aura Wu Chong Ye kepada Dayang itu menunjukkan, betapa intens dan seringnya keduanya memadu kasih selama ini,     

"Kasim Agung Cheng, selamat pagi. Untuk apa Kasim Agung Cheng ke kediaman Selir Cheng. Apakah Kasim Agung Cheng ingin bertemu dengan Selir Cheng?" tanya Lim Jingmi.     

Kasim Agung tampak menyeringai, kemudian dia mengibaskan jubahnya dengan angkuh. Tak pernah terpikir olehnya, jika datang ke tempat anaknya saja harus mendapatkan sambutan seolah dia ini adalah orang asing.     

Tanpa berkata apa-apa, Kasim Agung pun berjalan masuk. Tapi masih dihalangi oleh Lim Jingmi.     

"Kasim Agung Cheng, biarkan hamba memberitahu Selir Cheng terlebih dahulu atas kedatangan Anda. Sebab Selir Cheng mungkin sedang istirahat!" ucapan itu terdengar sangat keras, seolah sedang memberitahu yang ada di dalam jika dia ada di sini. Kasim Agung tampak menyipitkan matanya, di dalam ada seluet tibuh wanita yang tak mengenakan busana, tampak jelas dari seluet dadanya yang tampak sangat nyata. Dan seluet itu tidak hanya sendiri, sang wanita tampak sedang mendongak sementara ada seluet laki-laki yang kini ada di dada wanita itu kemudian wajah seluet laki-laki itu turun tepat di dada sang wanita. Rahang Kasim Agung mengeras. Yang ada di dalam, bukan Chen Liao Xuan, kan? Karena dia tahu betul kalau Chen Liao Xuan masih bersama dengannya tadi. Mana mungkin dia ada di sini dalam waktu secepat ini. Sungguh hal yang sangat mustahil.     

Lim Jingmi yang melihat Kasim Agung melirik itu pun cepat-cepat menggedor dinding kamar Cheng Wan Nian, sehingga penerangan di sana langsung padam dengan seketika.     

"Selir Cheng, ada Kasim Agung Cheng datang berkunjung!" teriak Lim Jingmi yang benar-benar tidak sopan sama sekali.     

Tak lama setelah itu, Cheng Wan Nian pun muncul. Dia tampak sedang hanya memakai pakaian tidurnya saja, kemudian menyuruh Lim Jingmi untuk membuka pintu itu.     

Mata Kasim Agung tampak terperangah tak percaya. Pada tubuh putrinya tidak hanya ada aura dari Sang Raja. Melainkan banyak aura laki-laki yang ada di sana. Aura Wu Chong Ye, aura Li Zheng Xi, aura beberapa Kasim yang seumuran dengannya, dan yang terbaru adalah aura Tabib istana.     

Kasim Agung nyaris rubuh, matanya nanar memandang putrinya. Dia tidak tahu apa yang telah menjadi tujuan putrinya sehingga dia menjadi seperti ini. Menyodorkan tubuhnya untuk sebuah kekuasaan. Apakah benar itu yang diinginkan putrinya? Padahal dulu, ketika dia mengajak putrinya untuk membangun kekuatan, putrinya tidak pernah mau. Putrinya selalu berkata kalau dia hanya membutuhkan cinta dari Chen Liao Xuan semata. Ataukah ini pelampiasan putrinya karena putrinya sedang sakit hati? Karena cinta Chen Liao Xuan telah terbagi oleh gadis dari alam manusia yang merupakan seorang Dayang rendahan, Dayang kamar dari Chen Liao Xuan? Putrinya telah hancur karena manusia itu, putrinya telah hancur karena rasa cintanya kepada Chen Liao Xuan yang tak lagi merasakan hal yang sama. Putrinya telah hancur gara-gara Chen Liao Xuan!     

"Nian Nian, katakana kepada ayahmu. Apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Kasim Agung kepada putrinya.     

Cheng Wan Nian tersentak dengan pertanyaan dari ayahnya itu, matanya terasa panas dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut ayahnya itu. Ya, tidak ada yang pernah bisa mengerti dirinya selain ayahnya, bahkan ibunya pun tidak pernah mengerti akan dirinya. Ayahnya adalah satu-satunya sosok yang paling tahu dia, paling mengerti dia, dan paling bisa menyenangkan hatinya.     

"Kapan terakhir kali kau melakukan malam panjangmu dengan Emo Shao Ye?" tanya Kasim Agung lagi.     

Kini Cheng Wan Nian pun menangis, dia menundukkan wajahnya dalam-dalam, hingga ayahnya mengangkat dahu Cheng Wan Nian agar dia bisa melihat air mata berharga putrinya yang jatuh sia-sia karena Chen Liao Xuan.     

"Ayah, aku benar-benar merasa hina. Ketika aku tidak disentuh lagi oleh Yang Mulia Raja. Hampir di setiap malamku menjadi sepi, aku sendiri dan kesepian. Setiap malam bahkan dia terus bersama dengan Dayang Liu, dia selalu menghabiskan malam panjang dan panas dengan Dayang Liu. Sekalipun… sekalipun dia tidak pernah kesini untuk mengunjungiku, jangankan menghabiskan malam panjang, bahkan sekadar meminum teh denganku sambil kumainkan kecapi untuknya seperti biasa pun tidak pernah sama sekali. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, Ayah. Selain menjadi Ratu di istana ini agar aku bisa memiliki kedudukanku sendiri yang tak tergoyahkan,"     

"Dan dengan ambisimu itu, kau mengorbankan tubuhmu untuk dinikmati laki-laki lain selain Emo Shao Ye?" tanya Kasim Agung yang berhasil membuat Cheng Wan Nian tersentak kaget. Dia tak pernah menyangka, jika ayahnya akan bisa menebak itu dengan sangat mudah. "Pangeran Wu, adalah sosok mengerikan dan yang paling kau benci di istana ini. Tapi kau sampai rela tubuhmu disentuh olehnya. Dan Penasihat Li, dia adalah tangan kanan Emo Shao Ye yang paling setia, kenapa dia bisa jatuh ke dalam pelukanmu?"     

"Karena laki-laki pada dasarnya hanya memiliki nafsu, Ayah. Aku akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuanku. Jika dengan tubuhku aku bisa membuat mereka tunduk di bawah kakiku, maka semua itu tidak akan pernah menjadi masalah. Aku pasti akan melalukannya sampai kedudukan Ratu ada di tanganku."     

"Tapi kamu telah keliru, Nian Nian…," kata Kasim Agung yang kini terhenti. Cheng Wan Nian telah memandang ayahnya dengan tatapan bingungnya itu. "Karena Emo Shao Ye telah mengetahui apa yang kamu lakukan. Dan mungkin sekarang dia telah menjadi jijik terhadapmu dan tidak mau menyentuhmu. Karena dia telah tahu kalau kamu telah dijamah oleh banyak laki-laki."     

"Aku tidak peduli, Ayah. Aku tidak percaya kalau dia tidak menginginkanku. Aku hanya butuh satu kesempatan, maka kami bisa melakukan malam indah kami lagi. Dan rencanaku harus berjalan. Jika dia tidak mau memberiku keturunan, aku akan mendapatkannya dan akan kutempatkan keturunanku itu menjadi Putra Mahkota di istana ini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.