Misi Rahasia {5}
Misi Rahasia {5}
"Jadi Yang Mulia Raja sudah mengetahui hal yang terjadi kepada Selir Cheng dan Penasihat Li, Panglima Jiang?" tanya Zhao Mimi pada akhirnya. Jiang Kang Hua pun mengangguk, kemudian dia membalikkan badannya kepada Zhao Mimi.
"Benar, bahkan sebenarnya kejadian awalnya adalah, Selir Cheng sedang mendapatkan hukuman dari Yang Mulia Raja. Karena Selir Cheng rupanya telah melakukan hubungan yang tidak pantas dengan Pangeran Wu, hubungan sama persis seperti apa yang dia lakukan dengan Penasihat Li. Padahal awalnya, Penasihat Li lah yang mendapatkan kepercayaan oleh Yang Mulia Raja untuk membawa Selir Cheng untuk mendapatkan peleburan dosa dengan naga agung. Namun ternyata semuanya adalah sia-sia belaka, bukannya Selir Cheng melakukan peleburan dosa. Malah mereka melakukan hal yang tidak bisa dimaafkan oleh semua orang. Yang Mulia Raja entah sedang merencanakan apa aku juga tidak tahu, hanya saja aku berharap jika Yang Mulia Raja mau untuk tetap terus melakukan hal yang seharusnya dia lakukan. sebab berdiam diri seperti ini juga bukanlah hal yang baik. aku ingin mendengar dari mulutnya jika dia menyurhku melakukan sesuatu yang penting untuk membangun semua hal yang bisa merebut kekuasaan dan kepercayaan sebagian besar kasim, memundukkan para prajurit dan lain sebagainya. hal-hal inilah yang harus dilakukan Yang Mulia Raja jika dia ingin terlepas dari jeratan Kasim Agung Cheng. Sebab bagaimana pun selama ini yang membuatnya terikat dan tak bisa melakukan sesuatu dengan keinginannya adalah karena dia terpengaruh dengan kekuasaan Kasim Agung Cheng yang terlampau tidak pernah ditandingi oleh siapa pun itu."
"Sebenarnya ada yang bisa menandinginya, Panglima Jiang. Jika benar Kasim Agung Cheng yang memiliki lebih dari separuh tentara yang paling handal di istana ini dan banyak Kasim yang tunduk dan bersekutu dengannya. Namun, Kasim Lim juga bisa melakukan hal yang sama. Kepala Kasim Cheng tidak akan pernah bis amelakukan pergerakan kalau para tentara perangnya tidak memiliki senjata bukan? Sementara sumber senjata istana ini adalah milik Kasim Lim. Dua hal yang sangat membuat istana ini menjadi kuat adalah mereka. Dan hamba yakin jika mereka dipisah maka kekuatan juga akan berpisah menjadi dua. Sekarang tugas dari Yang Mulia Raja adalah untuk lebih hati-hati dan bagaimana caranya membangun kekuasaan tanpa bayang-bayang dari Penasihat Li. Dia harus bis amenarik hati para Kasim yang bersekutu dengan Kasim Agung Cheng, untuk kemudian kita tarik semua kepercayaan mereka sehingga Yang Mulia Raja bisa menjadi Raja yang mampu berdiri sendiri tanpa perlu dukungan dan sokongan dari siapa pun. sosok Raja yang sesungguhnya tanpa perlu menjadi boneka dari siapa pun."
"Aku pun berpikir seperti itu selama ini," Jiang kang Hua kembali berbicara. Dia kembali menghela napasnya panjang, kemudian dia memandang Zhao Mimi lagi. "Tapi aku yakin jika Yang Mulia Raja memiliki pemikirannya sendiri. Sebuah pemikiran yang aku yakin jika pasti akan jauh lebih baik dari pada pemikiran kita sebagai bawahannya. Tapi aku juga ragu jika mungkin dia bisa melakukannya semua ini sendiri. Atau hanya karena dia merasa kecewa dengan Penasihat Li membuatnya menjadi tak mau percaya dengan siapa pun termasuk aku," kata Jiang Kang Hua kemudian. Jika benar rajanya sekarang lebih berhati-hati dan tidak akan mau percaya kepada siapa pun maka itu adalah hal yang sangat wajar. Karena bagaimanapun, Li Zheng Xi adalah sosok yang paling berharga untuk rajanya selama ini. disakiti bahkan dikhianati dengan cara seperti itu adalah hal yang sangat menyakitkan. Ini adalah sebuah pengkhianatan dengan cara menjijikkan sekali.
Zhao Mimi tampak ingin bicara, namun dia harus menghentikan pembicaraannya ketika dia melihat Lim Jingmi tampak berjalan melewatinya, meliriknya dengan tatapan mencemooh seolah dia adalah Dayang yang paling sempurna di tempat ini.
"Kepala Dayang Zhao," panggil Lee Huanran kemudian dia berjalan mendekati Zhao Mimi sambil melirik pada Lim Jingmi. "Ya Tuhan aku telah melihat sosok yang paling mengerikan pagi ini. pasti pagiku akan sial sama sekali," ketus Lee Huanran.
Merasa kesal Lim Jingmi melirik Lee Huanran dengan tatapan tajamnya, seolah dia ingin membunuh Lee Huanran saat ini juga.
"Apakah sekarang Dayang kamar Yang Mulia Raja telah kehilangan taringnya? Ck! Faktanya semalam Selir Cheng telah berhasil membuat Yang Mulia Raja menjadi laki-laki yang sangat beruntung sedunia. Bahkan malam kemarin sampai pagi tadi, keduanya baru saja keluar dari kamar. Tak pernah terbayang olehku bagaimana Selir Cheng begitu pandai memuaskan hasrat dari Yang Mulia Raja. Ups, aku tahu bagaimana tidak. Keduanya adalah suami istri yang sah secara langit dan Dewa. Suami istri yang saling mencintai, tentu sangat berbeda sekali dengan Dayang kamar. Mungkin kalian akan bangga dengan dijadikannya Dayang liu sebagai Dayang kamar oleh Yang Mulia Raja. Padahal kedudukannya di mata semua yang ada di sini pun tahu, kalau Dayang Kamar tak ubahnya seperti pelacur rendahan yang dipakai oleh Yang Mulia Raja, dia hanya digunakan untuk malayani Yang Mulia Raja, sebagai mainan yang dimainkan oleh Yang Mulia Raja tapi ketika Yang Mulia Raja bosan maka Dayang kamar akan dibuang begitu saja. Benar-benar sangat rendahanh, ketika Dayang kamar hanya betugas melayani tanpa adanya ikatan. Adalah hal yang sangat bodoh sekali," kata Lim Jingmi lagi.
Lee Huanran tampak ingin menampar Lim Jingmi. Tapi langsung dihalangi oleh Liu Anqier dengan cepat.
"Dayang Lee kau tidak pantas mengotori tanganmu dengan menampar Dayang Lim. Tidak ada gunanya, sebab mulut sampah tidak akan merasa berharga sama sekali di depan semua yang ada di sini. Sekali penjilat maka selamanya akan menjadi penjilat. Dan satu lagi, aku baru tahu jika ada manusia yang otak dan hatinya bahkan lebih busuk dari pada iblis sekalipun di dunia ini,"
"Apa? Apa aku tak salah dengar? Oh, kau bisa berkata seperti ini karena aku tahu, karena di sini ada Panglima Jiang bukan? Wah, betapa kotornya kamu, setelah kamu memberikan tubuhmu kepada Panglima Jiang sekarang dia memberikan tubuhnya kepada Yang Mulia Raja. Ternyata Yang Mulia Raja keliru memilih Dayang kamar. Sebab Dayang kamarnya adalah bekas dari Panglimanya sendiri."
"Aku sungguh kasihan denganmu, Dayang Lim. Begitu dengkinya kah kau dengan Dayang Liu? Apakah karena kalian dari bangsa manusia lantas kalian harus bersaing sampai seperti ini sekarang ini? Setidaknya dia adalah bekas dari laki-laki paling berpengaruh di sini, bukan sepertimu yang bahkan lebih sampah dari pada itu."