Rahasia Langit -Part 3
Rahasia Langit -Part 3
"Oh itu… aku…," kata Chen Liao Xuan terhenti, dia tergagap. Benar-benar sangat tergagap, dia tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang. Dia bingung bagaimana menjelaskannya semua ini kepada Liu Anqier. sebab bagaimana pun Liu Anqier bukanlah orang bodoh yang bisa dibodohi. Dia sangat cerdas, apalagi untuk masalah seperti ini. "Karena sebenarnya aku tidak melakukan renikarnasi. Aku bukan manusia sama sepertimu, Anqier. aku adalah sosok abadi yang tak bisa musnah. Dengan demikian ingatanku masih tidak bisa hilang sama sekali. ingatanku masih utuh karena aku tidak melakukan reinkarnasi. Tetapi aku hanya berpindah saja, karena aku melakukan kesalahan itu sebabnya Dewa Langit menghukumku dan mengubah wujudku dari semula menjadi makhluk Iblis seperti ini."
"Lantas dulu kamu adalah sosok apa?" tanya Liu Anqier yang semakin penasaran dengan sosok seperti apa sebenarnya Chen Liao Xuan.
Dia kemudian jadi bingung, kalau Chen Liao Xuan adalah satu sosok yang bukan iblis, kemudian dia merupakan sosok yang sama dengan Chen Liao Xuan kan? karena dari apa yang dikatakan oleh Chen Liao Xuan seolah mereka memiliki hubungan. Jadi jika keduanya berhubungan di kehidupan dulu, keduanya adalah sama-sama satu jenis makhluk kan? tapi kenapa sampai langit memberikan takdir yang jauh berbeda kepada keduanya? Dia menjadi manusia dan Chen Liao Xuan malah menjadi iblis? Kesalahan apa yang terjadi sebenarnya? Dosa apa yang dia dan Chen Liao Xuan perbuat sampai langit memberikan hukuman sejahat ini kepada keduanya.
Liu Anqier memandang Chen Liao Xuan, dia percaya… ya dia sangat percaya kalau Chen Liao Xuan bukanlah sosok yang jahat. Meski kadang terkesan dingin dan tak tersentuh. Sebenarnya dia merupakan sosok yang sangat sangat hangat dan ramah. Dia tahu itu, dia bisa merasakan itu dengan sangat baik sekali. ini bukan masalah karena dia memandangnya karena dia mencintainya. Akan tetapi Liu Anqier bisa melihat itu secara objektif dari sudut pandang mana pun.
"Yang jelas aku adalah orang baik. aku bukan makhluk jahat yang suka membunuh, kalau bukan mendapat perintah dari sosok berkuasa lainnya. Aku akan menuruti setiap ucapan orang dengan sangat baik. aku selalu mengikuti aturan dan apa pun itu. Tapia da satu yang membuatku berhasil menjadi diriku sendiri, saat aku bertemu denganmu,"
Liu Anqier tampak tersenyum kecut, sepertinya dia mulai paham sekarang. Apa mungkin keduanya sampai mendapat hukuman ini karena keduanya telah melakukan kesalahan fatal? Itu sebabnya mereka tidak dipersatukan bahkan setelah ribuan tahun lamanya? Di kehidupan sekarang mereka tidak memiliki nasib yang sama. Ya, jika memang benar itulah yang terjadi, bukankah seharusnya keduanya tak mengulang kesialan seperti dulu? Liu Anqier harus tahu diri, Liu Anqier harus bisa menekan dan menyadarkan dirinya sekarang sebelum sesuatu yang buruk terjadi lagi kepadanya, terlebih… kepada Chen Liao Xuan. Sebab bagaimanapun Liu Anqier tak mau kalau sampai Chen Liao Xuan menderita, sakit atau pun terluka. Dia ingin selalu menjaga Chen Liao Xuan, dengan caranya sendiri meski itu dia harus membayarnya dengan cara tertatih dan tersiksa lebih dahulu.
"Yang Mulia…," kata Liu Anqier. dia tak lagi memanggil Chen Tao, dan itu agaknya membuat Chen Liao Xuan agaknya sesak. Kenapa dengan Liu Anqier? padahal sekarang mereka hanya berdua saja. Kenapa dia menjadi sangat formal seperti ini? Liu Anqier kemudian berusaha untuk menjauhkan dirinya dari Chen Liao Xuan, kemudian dia menundukkan wajahnya. Tersenyum kecut sambil memandang Chen Liao Xuan dengan mimik wajah yang tidak bisa terbaca sama sekali. "Mungkin di kehidupan dulu kita memiliki sebuah hubungan, ikatan yang cukup erat bahkan sampai membuatmu sampai detik ini merasa terobsesi denganku. Namun ketahuilah, dulu adalah dulu, jangan sampai kita mengalami hal yang sama seperti apa yang kita lakukan dulu. Dengan kita dipisahkan seperti ini oleh alam yang berbeda seharusnya telah membuat kita paham dan sadar. kalau memang langit tidak menakdirkan kita untuk bersama. Takdir kita memang bukan untuk bersama-sama. Jadi aku mohon kepadamu berhentilah, dan jangan pernah berpikir untuk meninggalkan tahtamu hanya karena aku. Aku hanyalah Liu Anqier. aku hanyalah manusia biasa yang usianya paling lama hanya kisaran seratus tahun saja. Sementara kau adalah makhluh abadi, usiamu bukan hanya ribuan lagi, bahkan puluhan, atau malah ratusan ribu tahun lamanya. Langit sudah menentukan takdir kita, Langit itu sudah memberi tamparan untuk kita. jadi aku mohon, aku mohon lebih baik kita berhenti sebelum semuanya menjadi semakin lebih jauh dari ini. aku takut kalau aku tidak akan sanggup untuk menghadapi ini semua. Atau aku kembali saja ke alam manusia. Sebab jika aku berada di sini aku seperti tak tahu arah tujuan hidupku. Aku sudah telah ragu untuk membalaskan dendamku untuk mendiang Ayah, dan aku sendiri di sini sepertinya hanya menjadi jarum di antara banyak orang. Jika aku kembali ke alam manusia aku akan merasa aman, aku tidak akan lagi menjadi pengganggu untuk semua orang. Dan aku bisa bersama dengan ibuku, dengan Si Qi sebagaimana kehidupanku sebelum ini,"
"Dan kau akan menikah dengan Kepala Kepolisian sialan itu? Melupakanku dan meninggalkanku?" tanya Chen Liao Xuan.
Liu Anqier memalingkan wajahnya, kemudian dia melepaskan genggaman tangan Chen Liao Xuan yang berhasil membuat napas Chen Liao Xuan tersengal dengan sempurna.
"Jika mungkin dia jodohku kenapa tidak? Tuan Lin adalah sosok yang sangat sempurna sebagai manusia. Dia adalah seorang Kepala Kepolisian, yang sangat berwibawa dan sangat mengagumkan, dia juga sangat bertanggung jawab atasku. Terlebih kami telah membuat janji. Dia akan mencariku, aku harus bersembunyi selama dan seaman yang aku bisa. Untuk setelah semuanya aman kami akan bersatu dan kami akan menikah pada akhirnya kami akan hidup bersama, bahagia selamanya."
Rahang Chen Liao Xuan mengeras, dia memandang Liu Anqier yang tiba-tiba bersikap dingin dengannya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Liu Anqier sekarang? Chen Liao Xuan benar-benar tidak tahu apa yang ada di otak dan hati Liu Anqier sekarang.
"Kenapa kau jadi seperti ini, Anqier? kenapa sikapmu mudah sekali berubah? Bukankah kau mencintaimu dan aku juga mencintaimu? Lantas kenapa kamu sekarang menjadi seperti ini? katakan kepadaku kenapa kamu seperti ini? aku benar-benar tak mengerti jalan pikiranmu sama sekali,"