Misi Rahasia {6}
Misi Rahasia {6}
"Kau sama halnya seperti binatang, atau iblis dengan kasta terendah. Ketika sosok iblis wanita akan melayani banyak pria untuk kesenangan semata. Seharusnya kau ingat satu hal iblis di sini pun memiliki tingkatan. Tapi aku sama sekali tak pernah menyangka jika ada manusia yang paling bodoh sepertimu. Kau manusia seperti apa? Apa kau tak merasa sakit bercinta dengan banyak iblis di sini? Hanya untuk menjadi yang tersayang dan dianggap oleh para iblis di sini kau bahkan selalu menjilat seperti anjing,"
Lim Jingmi hanya diam, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Memangnya dia bisa apa? Dia tak mungkin membantah ucapan dari Panglima kerjaaan ini. jika dia sampai membantah dia akan mendapatkan hukuman. Tapi dia tidak akan pernah membiarkan semua ini begitu saja. Dia akan melaporkan masalah ini kepada Wu Chong Ye agar Jiang Kang Hua mendapatkan hukuman yang setimpal karena telah membuat Dayang kesayangan Wu Chong Ye sakit hati dan merasa dilecehkan seperti ini.
"Maafkan hamba karena telah lancang, tapi hamba harus permisi dulu," kata Lim Jingmi yang langsung pergi bahkan tanpa memghiraukan yang ada di sana.
Lee Huanran tampak bersorak dia benar-benar kesal dengan mulut tajam seperti Lee Huanran itu, dia tak pernah menyangka jika Lim Jingmi akan cukup berani mengatakan hal yang tidak pantas bahkan itu di depan Jiang kang Hua sendiri.
Jiang kang Hua melirik Liu Anqier, kemudian dia menghela napas panjang. Karenanya dari awal memberikan rumor jika Liu Anqier adalah wanitanya membuat semua orang salah paham setelah liu Anqier menjadi Dayang kamar Chen Liao Xuan. Semuanya memandang rendah liu Anqier, dan membuatnya banyak berkata hal yang tidak pantas sekarang.
Jiang Kang Hu kembali menghela napas panjangnya, kemudian dia melangkah mendekati Liu Anqier yang tampak menundukkan wajahnya.
"Jika ada masalah seperti ini lagi, kau jangan diam saja. Bukankah aku telah menyempurnakan ilmu bela dirimu selama di sini? Dan kau tentunya tahu apa tujuan kau memiliki ilmu bela diri itu bukan? Untuk melindungi dirimu dari serangan orang yang hendak menyakitimu."
"Namun pantaskah hamba?" Liu Anqier membalas tatapan dari Jiang Kang Hua, matanya tampak nanar dengan wajah merah padamnya. "Pantaskan hamba menghajar seorang wanita hanya karena mereka menyakiti hamba dengan mulut mereka? hamba rasa itu bukanlah hal yang pantas."
"Lalu jika kau berpikir seperti itu maka berhentilah untuk diam saja, kau juga harus membalasnya dengan ucapan pedasmu agar kau tak terlihat menyedihkan di mataku,"
Liu Anqier terlihat sangat kesal, dia memalingkan wajahnya kemudian dia memutuskan untuk pergi. Lama-lama di sini akan membuatnya menjadi naik darah. Terlebih dia tidak ingin saling salah paham dengan Jiang Kang Hua dan berpikir jika Jiang Kang Hua telah jahat kepadanya.
Melihat kejadian itu, Lee Huanran pun berlari mengejar Liu Anqier. dia sama sekali tidak ingin membuat Liu Anqier marah atau menangis karena ulah dari Jiang kang Hua sama sekali.
"Anqier, tunggu! Kenapa kau berlari dengan cara secepat itu, Anqier!" teriak Lee Huanran. dia tampak terengah karena langkah kaki Liu Anqier yang sangat cepat itu. Kemudian dia memandang Liu Anqier lagi dan kembali berlari mengejar Liu Anqier. setelah dia mendapatkan lengan Liu Anqier, Lee Huanran langsung menarik Liu Anqier agar menoleh kepadanya. "Kenapa jalanmu cepat sekali, hah? Aku benar-benar tak bisa mengejar jalanmu, Dayang Liu!" kesal Lee Huanran.
Liu Anqier tampak memalingkan wajahnya kemudian dia menghapus air mata yang menetes di pipinya. Lee Huanran tampak memandang wajah Liu Anqier yang menangis itu.
"Kau menangis, Anqier?" tanya Lee Huanran kemudian. Liu Anqier tampak menundukkan wajahnya kemudian dia menghapus lagi air mata yang menetes di pipinya. "Kenapa kau menangis? Apakah karena ucapan dar Dayang Lim, ataukah karena ucapan dari Panglima Jiang? Jika kau menangis karena ucapan dari Dayang lim maka aku akan sangat kecewa kepadamu, Anqier. sungguh. Sebab apa yang dikatakan oleh Panglima Jiang adalah benar. Dia hanyalah Dayang Lim, dia hanyalah budak dari pangeran Wu yang suka menjilat dan lebih rendah dari pada binatang terendah mana pun. lantas bagaimana bisa kau masih menganggap apa yang dikatakannya adalah hal penting sampai membuat hatimu terluka seperti ini? kau tak boleh kalah darinya, kau jangan lemah seperti ini. kau harus bisa bertindak dan bersikap tegas dengan Dayang yang tak tahu malu itu. Tamparan dibalas dengan tamparan, hinaan dibalas dengan hinaan. Dan apa pun yang dia lakukan harus kau balas dengan setimpal. Aku tak mau memiliki sahabat yang lemah. Kau kuat, kau bisa bela diri, jadi jangan biarkan orang lain menginjak-injak harga dirimu dengan cara seperti ini,"
"Aku tidak sakit hati dengan ucapan Dayang Lim. Sebab menurutku tidak ada gunanya sama sekali aku menggubris ucapannya sama sekali. namun ucapan dari Panglima Jiang benar-benar melukaui perasaanku. Apakah dia tak melihat apa yang terjadi tadi sehingga dia menyalahkanku? Aku sudah mengatakan banyak hal, aku sudah menbantah banyak hal. Namun aku tidak bisa untuk memiliki mulut jahat seperti apa yang dilakukan oleh Dayang Lim kepadaku aku adalah aku, Huanran. aku tidak bisa untuk menjadi sesuatu yang jahat hanya untuk membalas kejahatan orang lain. sebab kalau aku melakukannya, bukankah aku sama saja dengan dia. Iya kan?"
Lee Hunran pun agaknya diam, apa yang dikatakan oleh Liu Anqier adalah benar. Liu Anqier tahu di mana tempatnya, Liu Anqier adalah sosok yang sangat lembut dan berhati bak Dewi sangat tidak bisa untuk dibandingkan apalagi disandingkan dengan sosok seperti Lim Mingyu. Karena kasta mereka sangat jauh berberda sekali.
Lee Huanran kemudian memandang lagi Liu Anqier, dia tersenyum dan menggenggam tangan sahabatnya itu dengan sangat erat,
"Anqier, aku mendukungmu dalam masalah panglima Jiang, namun menurutku Panglima Jiang bukannya memarahimu karena dia membencimu atau pun ingin menjatuhkanmu. Dia hanya ingin menyadarkanmu kalau kau adalah sosok yang kuat, dia tidak suka kalau kau diremehkan oleh oranglain, dan dia berharap kalau kau bisa membalas apa yang dikatakan oleh Dayang Lim yang jalang itu. Aku rasa itulah yang diinginkan oleh Panglima Jiang. Tidak ada yang lain, sebab aku rasa dia juga sangat sakit hati ketika Dayang Lim merendahkamu seperti itu. Siapa yang tidak akan sakit hati, bahkan aku juga sakit hati atas apa yang dikatakan oleh Dayang Lim kepadamu. Kami menyayangimu, Anqier."