TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Misi Rahasia {3}



Misi Rahasia {3}

Jiang Kang Hua tampak mondar-mandir di depan kediaman Liu Anqier. Sampai saat Liu Anqier berjalan keluar dari kediamannya. Langkahya terhenti sata matanya bertemu dengan sosok Jiang Kang Hua yang sudah berdiri dengan resah di depan kediamannya. Liu Anqier menebarkan pandangannya. Tidak ada siapa pun selain Jiang Kang Hua di sini, di pagi hari seperti ini.     

"Panglima Jiang, apakah anda sedang mencari sesuatu?" tanya Liu Anqier. Dia berjalan mendekati Jiang Kang Hua, membuat Jiang Kang Hua kaget dan panik bukan main.     

"Ah, tidak… aku… aku…," kata Jiang Kang Hua terhenti, kemudian dia memandang Liu Anqier yang sudah bisa keluar dari kediamannya setelah beberapa kali dia hanya bisa merintih kesakitan sambil memegangi dadanya. "Kau baik-baik saja? Kau sudah sembuh?" tanya Jiang Kang Hua kemudian.     

Liu Anqier pun tersenyum, kemudian dia mengangguk. Kesembuhannya adalah berkat dari Dewa lewat perantara Li Zheng Xi. Liu Anqier tidak akan pernah bisa melupakan kebaikan itu sama sekali.     

"Ya, hamba baik-baik saja, Panglima Jiang. Berkat Penasihat Li hamba bisa sembuh seperti ini. Sekarang, hamba ingin melihat bagaimana keadaan dari Kepala Dayang Zhao dan Dayang Lee. Apakah mereka sudah baik-baik saja atau belum."     

"Apa? Penasihat Li? Maksudmu, yang menyembuhkanmu adalah Penasihat Li, seperti itu?" tanya Jiang Kang Hua. Jika benar ini benar-benar sangat aneh. Bagaimana bisa Li Zheng Xi menyembuhkan Liu Anqier? Padahal yang Jiang Kang Hua tahu adalah, Li Zheng Xi tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan Liu Anqier jika gadis yang ada di depannya ini berani membuat tujuannya membuat Chen Liao Xuan menjadi Raja paling bermartabat bisa kacau. Terlebih lagi Li Zheng Xi telah berhubungan dengan Cheng Wan Nian. Tidak mungkin sekali jika Cheng Wan Nian mau menyerahkan tubuhnya dijamah oleh Li Zheng Xi tanpa ada maksud dan tujuan tertentu. Ini benar-benar suatu hal yang harus Jiang Kang Hua untuk selidiki lebih mendalam lagi.     

"Iya, Penasihat Li. Beberapa waktu yang lalu waktu Penasihat Li memberitahu Yang Mulia Raja yang kebetulan ada di kediaman hamba, Penasihat Li bertanya kepada hamba tentang kenapa hamba bisa seperti ini. Saat Penasihat Li tahu, dia ingat jika di ruang obat istana ada ramuan untuk menyembuhkan ini. Salah satu ramuannya adalah untuk seorang Ibu baru melahirkan dan sedang menyusui. Dan beruntungnya apa yang diberikan oleh Penasihat Li benar-benar bekerja kepada hamba, Panglima Jiang."     

Jiang Kang Hua hanya bisa diam, untuk kemudian dia melirik Liu Anqier yang hendak melangkah pergi. Dia berjalan dan langsung memegangi lengan Liu Anqier. Saat dia sadar telah melakukan hal yang salah, buru-buru Jiang Kang Hua menarik tangannya dan menggarukkannya pada kepala.     

"Maaf,"     

"Iya, tidak masalah."     

"Kau mau ke mana?"     

"Hamba mau ke tempat Kepala Dayang Zhao dan Dayang Lee, bukankah hamba sudah mengatakan itu tadi, Panglima Jiang?" kata Liu Anqier. Dia benar-benar merasa aneh dengan Jiang Kang Hua pagi ini, dia lebih menjadi cerwet dan banyak sekali bertanya sekarang.     

"Baiklah,"     

"Apa?"     

"Tidak,"     

Liu Anqier hanya bisa mendengus, untuk kemudian dia berjalan menuju dapur istana kekaisaran. Namun Liu Anqier kembaki menghentikan langkahnya, dia membalikkan badannya sampai membuat Langkah Jiang Kang Hua mendadak terhenti.     

"Maaf, Panglima Jiang. Kenapa Anda selalu mengikuti hamba. Hamba sedang ingin ke dapur istana," kata Liu Anqier yang agaknya kesal.     

"Memangnya siapa yang mengikutimu? Aku? Enak saja! Aku memang sedang ingin ke dapur istana karena ada suatu hal penting yang harus kukatakan kepada Kepala Dayang Zhao. Kau tentunya tahu sendiri bukan, kalau aku dan Kepala Dayang Zhao adalah rekan yang sangat baik. Jadi kau jangan terlalu besar kepala sehingga mengira jika aku mengikutimu, Dayang Liu,"     

Liu Anqier hanya mencibir, kemudian dia berjalan lebih cepat dari pada biasanya. Saat melihat Jiang Kang Hua juga mempercepat langkahnya dia langsung berhenti dengan cepat.     

"Kepala Dayang Zhao!" teriak Liu Anqier.     

Jiang Kang Hua langsung menoleh kekanan-kekiri, membuat Liu Anqier tersenyum kemudian dia berlari sekuat tenaga dan bersembunyi di balik semak-semak.     

"Di mana Kepala Dayang—" ucapan Jiang Kang Hua terhenti, saat dia tak melihat siapa pun lagi di sampingnya. Liu Anqier pun tidak ada di mana-mana. "Dayang Liu, kau di mana? Apa kau sudah pergi duluan ke tempat Kepala Dayang Liu?" tanya Jiang Kang Hua tapi tidak ada jawaban sama sekali. Jiang Kang Hua mendengus kemudian dia berjalan menuju dapur istana sendiri. Sementara Liu Anqier tampak terkekeh melihat apa yang terjadi. Setelah dia yakin kalau Jiang Kang Hua pergi, Liu Anqier pun berdiri, dan berjalan menuju dapur istana dengan langkah pelan-pelannya.     

Dia tidak mau diganggu, apalagi diekori oleh Jiang Kang Hua. Rumornya tentang Jiang Kang Hua sudah tersebar luas. Dari dia pertama kali berada di sini bahkan sampai detik ini. Liu Anqier sebenarnya tidak terlalu peduli. Toh dia tahu kalau apa yang dilakukan Jiang Kang Hua semata-mata untuk melindunginya. Namun kadang-kadang ada satu momen di mana Liu Anqier dan Jiang Kang Hua merasa canggung satu sama lain, dan Liu Anqier tidak mau kalau sampai itu terjadi.     

Tak lama setelah itu, pandangan Liu Anqier tertuju pada kediaman Chen Liao Xuan yang kebetulan tepat berada di seberangnya dia berdiri. Di sana ada Lim Jingmi, dan Tan Lian sedang berdiri dengan sangat patuh. Kalau dilihat-lihat, sepertinya keduanya sedang bermalam di sana. Liu Anqier kemudian melihat Cheng Wan Nian keluar dari kediaman Chen Liao Xuan dengan mimik wajah bahagia luar biasa. Bahkan saat dia bertemu dengan Li Zheng Xi, Cheng Wan Nian tidak merasa canggung sama sekali. Liu Anqier benar-benar merasa sangat takjub dengan Cheng Wan Nian. Dia bisa mengatur dirinya dengan sangat baik. Dan melihat kejadian itu, entah kenapa membuat Liu Anqier menjadi sangat sedih.     

Sedih bukan hanya karena dia cemburu atau tidak rela jika Chen Liao Xuan tidur dengan selir-selirnya. Tapi dia sedih karena Chen Liao Xuan masih mau menyentuh wanita yang bahkan sudah sangat kotor dan hina.     

Ya, Liu Anqier lupa jika Chen Liao Xuan tidak menyadari itu. Raja Iblis itu tidak mengetahui perbuatan apa yang telah Selir kesayangannya lakukan di belakangnya.     

Liu Anqier kemudian menundukkan wajahnya, apa yang sebenarnya dia pikirkan sekarang? Dia harus fokus, benar-benar fokus untuk bisa hidup di dunia ini. Dia harus bersikap tidak peduli sama sekali, dan kalau perlu dia harus berusaha untuk buta dengan apa pun yang terjadi di sini, dan tuli dengan apa pun yang terjadi di sini, agar dia bisa bertahan tinggal di sini. Meski Liu Anqier sekarang bingung, apa tujuannya dia berada di sini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.