TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

~Misi Rahasia~



~Misi Rahasia~

"Jadi, bagaimana keadaanmu sekarang, Anqier. Apakah kau baik-baik saja?" tanya Chen Liao Xuan kepada Liu Anqier yang saat ini sedang duduk di atas ranjangnya. Dia masih meminum ramuan dari Li Zheng Xi dan menyesapnya dengan nikmat. "Kau minum ramuan, tapi kau seperti minum teh. Caramu meminumnya benar-benar sangat aneh," kata Chen Liao Xuan lagi.     

"Hamba sudah merasa baik-baik saja Yang Mulia. Meski masih terasa kencang dan sedikit nyeri. Setidaknya tidak separah beberapa hari yang lalu. Hamba benar-benar merasa berterimakasih kepada Penasihat Li karena telah memberikan ramuan ini untuk hamba,"     

Chen Liao Xuan pun menganggukkan kepalanya, kemudian dia memandang Liu Anqier dengan tatapan hangatnya. Dia memegang tangan Liu Anqier dengan begitu erat.     

"Dulu aku tidak bisa menjagamu dengan sangat baik. Sekarang pun aku melakukan hal yang sama. Tapi aku berjanji kepadamu, Anqier. Aku akan berusaha untuk membuatmu tetap terjaga dan bahagia. Aku tidak akan pernah membuatmu sampai berada dalam bahaya apalagi sampai pergi meninggalkanku untuk selamanya,"     

Liu Anqier agaknya bingung, dengan ucapan dari Chen Liao Xuan. Kemudian dia menarik tangannya sampai genggaman Chen Liao Xuan terlepas dari tangannya.     

"Hamba benar-benar tak mengerti, bagaimana bisa hamba adalah orang yang harus Yang Mulia jaga. Dan dulu… dulu kapan? Hamba tidak pernah merasa telah melakukan hal apa pun dengan Anda dulu," kata Liu Anqier lagi.     

Chen Liao Xuan tampak mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian dia menghela napas panjang. Menyentil kening Liu Anqier dengan lembut kemudian dia tersenyum.     

"Nanti jika kau ingat semuanya, kau akan tahu apa yang aku maksudkan ini. Untuk sekarang kau tak perlu tahu apa pun. Cukup jalani hidupmu dengan bahagia, dan menjadi Liu Anqier yang riang gembira. Itu adalah hal yang lebih cukup membuatku bersyukur lebih dari apa pun itu."     

Liu Anqier tampak terdiam, dia memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan sendunya itu. Kini Chen Liao Xuan sama sekali bukan seperti Emo Shao Ye, Sang Raja Iblis yang sangat mengerikan. Sekarang Chen Liao Xuan seperti Chen Tao, sosok yang begitu dia cintai itu.     

"Yang Mulia, kenapa Anda sekarang tampak berbeda?" tanya Liu Anqier kemudian. Dia masih memandang Chen Liao Xuan dengan tatapan nanarnya. "Yang Mulia tampak berbeda, tidak seperti yang hamba lihat saat pertama kali hamba kesini dan beberapa waktu sebelum purnama merah itu datang. Apakah purnama merah telah menyerap energy jahat Yang Mulia, sehingga membuat Yang Mulia menjadi hangat seperti ini kepada hamba?" tanya Liu Anqier. Dia mencoba untuk meraba pipi dari Chen Liao Xuan, kemudian Chen Liao Xuan mencium tangan Liu Anqier sambil memejamkan mata.     

"Percayalah, Anqier. Tidak peduli sosok mana pun yang kau yakini sebagai aku. Tapi kau harus tahu satu hal jika aku adalah sosok yang begitu mencintaimu. Kita terikat oleh sebuah benang merah, dan tidak akan pernah terlepas meski seberapa kusut benang itu sekarang. Aku akan memastikan kepadamu kalau aku akan membuat ikatan benang merah yang kusut di antara kita, pelan-pelan akan menjadi satu untaian benang yang tampak nyata. Hingga akhirnya kau akan tahu dan ingat tentang siapa aku, tentang siapa kamu. Dan tentang cinta kita yang mungkin telah terpisah ribuan tahun lamanya,"     

Liu Anqier tampak tersenyum getir. Terpisah ribuan tahun lamanya? Dia sekarang menjadi berpikir kalau Chen Liao Xuan sedang mengigau atau sedang tidak sadar dalam setiap ucapannya sekarang.     

"Yang Mulia, Anda ingat jika hamba adalah manusia bukan? Jangankan ribuan tahun, bahkan rasanya hidup ratusan tahun saja adalah hal yang sangat tak masuk akal. Jadi bagaimana bisa Yang Mulia mengatakan hal yang aneh seperti itu. Mungkin, Yang Mulia sekarang sedang mengigau, atau telah meminum banyak arak sampai Yang Mulia berbicara hal yang tidak-tidak,"     

Chen Liao Xuan kini menyibah jubahnya, tangannya tampak merapikan rambutnya yang tampak jatuh menutupi matanya. Dia lantas memandang Liu Anqier lagi, lalu dia memandang arah jendela Liu Anqier yang terbuka.     

Kunang-kunang tampak terbang dengan sangat indah, mereka berkoloni dengan membiaskan sinar indahnya dan terbang menuju titik pandang yang tak pernah tergapai. Rembulan masih tetap sama, berwarna merah dengan raut yang sangat menakutkan. Bahkan bintang-bintang pun seolah enggan untuk menunjukkan dirinya. Hanya kelopak-kelopak bunga persik yang berterbangan bersamaan dengan embusan angina. Melewati jendela kamar Liu Anqier dengan sangat indah. Seolah sedang menari bersama dengan dawai-dawai gesekan dedaunan yang memantulkan irama malam yang sangat indah. Chen Liao Xuan tahu, semenjak kesadarannya sebagai Putra Mahkota pohon perish di belakang balai agung istana kini bersemi dan tumbuh sangat subur dan indah. Mungkin itu menunjukkan satu dua hal, ketika dia telah bangkit dan sadar seutuhnya menjadi seorang Putra Mahkota kerajaan langit. Dan tentang cintanya yang sempat dia lupakan untuk beberapa saat lamanya. Cinta yang akan terus abadi, terpatri indah di dalam relung hatinya.     

Mungkin dulu dia mendapatkan banyak pertentangan jatuh hati dengan Liu Anqier yang merupakan sosok setengah Dewi. Namun sekarang, sosok Liu Anqier adalah manusia seutuhnya. Chen Liao Xuan pun agaknya hanya bisa tersenyum getir. Setelah karma dan hukuman yang ia terima selama ratusan ribu tahun lamanya. Kenapa takdir ini yang harus terulang dan tampaknya lebih sangat menyakitkan dari pada sebelumnya.     

Sekarang dia merupakan Raja Iblis dari bangsa iblis. Bangsa yang bahkan merupakan musuh besar dari bangsa langit. Yang mungkin jika dia kembali ke alam langit, dia harus melalui berbagai ritual untuk menyucikan dirinya agar jiwa dan tubuhnya kembali suci dan bersih lagi. Namun begitu, bagaimana caranya dia bisa membawa Liu Anqier untuk ikut serta dengannya berada di bangsa langit? Liu Anqier adalah manusia seutuhnya sekarang. Liu Anqier bukan sepertinya yang terjebak dalam tubuh manusia atau tubuh iblis atau pun yang lainnya. Tapi Liu Anqier adalah reinkarnasi dan berubah dalam bentuk manusia seutuhnya. Bentuk yang tidak mungkin sekali bisa berada di alam langit. Dan dia tidak bisa merubahnya dalam bentuk apa pun. Atau dia harus menunggu lagi? Agar Liu Anqier mati sehingga jiwanya bisa terlahir kembali, dan dia bisa meminta tolong kepada Dewa Li Qian Long untuk menyiapkan wadah seorang Dewi yang sesungguhnya kepada Liu Anqier. Tapi, apakah dia sanggup dengan itu semua? Apakah dia sanggup melihat Liu Anqier pergi meninggalkannya? Apakah dia sanggup menunggu Liu Anqier lagi setelah dia berpisah dengan kekasihnya dengan sangat begitu lama? Chen Liao Xuan tidak akan pernah sanggup untuk merasakan itu lagi.     

Pikiran-pikiran Chen Liao Xuan tampak sangat kalut, hingga dia tak sadar jika air mata itu telah menetes di kedua pipinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.