Ingin Pergi {7}
Ingin Pergi {7}
Chen Liao Xuan sekarang kembali berpikir. Seolah semuanya menjadi PR yang harus dia selesaikan saat ini juga. Terutama tentang kematian dari Anqier dulu. Suatu hal yang sangat janggal. Dan apakah benar jika Penasihat dari Raja adalah pelakunya? Sebab yang Chen Liao Xuan tahu, jangankan membunuh Anqier. Bahkan Penasihat itu tak mengenal siapa Anqier. Dan yang lebih membuat Chen Liao Xuan bingung lagi adalah, selama ini Penasihat Raja hampir tidak pernah peduli dengan masalah seperti ini. Karena dulu pernah ada satu kejadian, ketika saudara tirinya sedang meminta untuk bersekutu dengan Penasihat Sang Raja untuk menjatuhkannya. Tapi Penasihat itu tidak mau melakukannya.
Jangan-jangan….
Chen Liao Xuan mengerutkan keningnya. Sudah jelas di kerajaan langit hanya ada satu orang yang membencinya yaitu Xie Ming Zhen. Yang tak lain adalah saudara tirinya itu. Apakah mungkin jika di balik kematian dari Anqier dulu adalah Xie Ming Zhen? Lantas, siapa kira-kira tangan kanannya yang melakukan hal keji itu? Sebab Chen Liao Xuan yakin kalau Xie Ming Zhen tidak mungkin melakukannya seorang diri. Dia tidak mungkin menbunuh Anqier dengan tangannya sendiri. Dia pasti menyuruh seseorang yang melakukan hal itu.
Chen Liao Xuan kembali menebarkan pandangannya, kemudian dia memandang Li Zheng Xi yang masih tampak memanah. Siapa kira-kira yang disuruh oleh Xie Ming Zhen adalah hal yang sangat membuat Chen Liao Xuan penasaran. Dan sosok itu, tidak mungkin Li Zheng Xi kan?
Chen Liao Xuan tampak memihat pelipisnya yang mendadak sakit. Apa yang dia pikirkan sampai dia berpikir sejauh itu. Tentu saja tidak, sosok itu tentu saja bukanlah Li Zheng Xi. Kalau sampai sosok itu Li Zheng Xi, mana mungkin Li Zheng Xi sampai rela turun ke alam ini dan menjadi tangan kanannya lagi. Itu adalah hal yang paling tidak mungkin dan tidak masuk akal yang pernah ada di dunia ini.
"Yang Mulia Raja, prajurit sudah berhasil menangkap dua rusa yang terkena panah itu, Yang Mulia. Kita bisa membawanya pulang untuk sebagai hidangan untuk pesta malam kita," Li Zheng Xi pun mendekat, kemudian dia menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, lebih baik kita kembali. Dan jangan lupa, simpan tanduk-tanduk itu untukku. Aku ingin mengoleksi mereka seperti apa yang telah dilakukan oleh Kasim Li," kata Chen Liao Xuan. Kemudian dia menarik tali kudanya, sehingga kuda itu berjalan dengan pelan kemudian Li Zheng Xi mengikutinya dengan begitu patuh.
"Yang Mulia, apakah di istana sedang ada masalah?" tanya Li Zheng Xi. Sebab beberapa hari ini, Chen Liao Xuan menjadi sangat murung dan tak bersemangat. Dia merasa jika keputusan rajanya untuk mencabut semua hak istimewa kepada Liu Anqier sebenarnya bukan dari hatinya sendiri. Melainkan suatu keterpaksaan yang harus dia lakukan entah demi apa itu.
"Aku hanya merasa semua system pemerintahan kini telah meruncing kepada satu titik. Tinggal satu yang belum bergabung sebelum semuanya menjadi terang benederang. Yaitu, Pangeran Wu. Apakah kau tak merasa jika Kasim Agung Cheng telah memulai persekutuan dengan beberapa petinggi negara untuk mendapatkan kekuasaan yang solid agar kekuasaannya tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun juga. dan demi itu semua, aku yakin dia telah memiliki suatu rencana yang cukup besar," Chen Liao Xuan memang sengaja mengatakan hal ini kepada Li Zheng Xi. Alasan yang pertama adalah, karena biar bagaimanapun, Li Zheng Xi adalah penasihatnya secara sah. Dia tidak mau kalau sampai Li Zheng Xi merasa kalau dirinya menjadi Penasihat hanya karena jabatan semata. Serahasia apa pun Chen Liao Xuan akan mengatakannya, meski untuk mencari jalan keluar dia yang akan melakukannya sendiri tanpa bantuan dari siapa pun itu. dan alasan yang kedua adalah, karena dia ingin tahu apakah Li Zheng Xi akan membocorkan masalah yang meresahkan hatinya ini kepada Kasim Agung juga kepada Cheng Wan Nian. Mengingat sampai detik ini, baik Li Zheng Xi dan Cheng Wan Nian masih melakukan hubungan terlarang. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah, hubungan itu dilakukan di mana pun di mana keduanya bertemu. Sungguh suatu penghinaan yang sangat luar biasa, merasa harga dirinya telah tercoreng dengan sempurna dan seolah dia tidak dihargai sama sekali oleh Cheng Wan Nian dan Li Zheng Xi. Tapi Chen Liao Xuan masih enggan untuk membongkar kedok mereka. belum saatnya, belum saatnya Cheng Wan Nian mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatkan. Belum saatnya Cheng Wan Nian merasa hancur atas apa yang telah dia lakukan. menjajakan tubuh berharganya sebagai seorang Selir ke sembarang pria hanya karena mengemis sebuah tahta yang sangat semu itu.
Ratu, ya… hanya karena dia ingin menjadi seorang Ratu lantas Cheng Wan Nian sampai melakukan banyak cara menjijikan itu. cara yang bahkan membuat Chen Liao Xuan ingin muntah setiap kali dia memejamkan matanya dan melihat apa yang terjadi di kamar Cheng Wan Nian setiap harinya. Tidak hanya malam, pagi, siang pun Cheng Wan Nian terus melayani laki-laki hidung belang itu, tanpa dia takut barangkali Chen Liao Xuan akan datang ke kediamannya.
"Yang Mulia tidak usah takut dengan masalah itu. Hamba jamin hamba akan tetap mempertahankan kedudukan Yang Mulia untuk menjadi seorang Raja di istana ini. Raja yang tidak pernah bisa digantikan oleh siapa pun juga."
"Tapi, Panglima Li…," kata Chen Liao Xuan terhenti. Dia kembali melirik Li Zheng Xi yang sudah memandangnya dengan serius itu. "Ada kalanya aku merasa jika tahta Raja bukanlah milikku. Aku tak memiliki darah Raja yang sebelumnya. Bukankah kau pikir jika Pangeran Wu jauh yang berhak mendapatkan tahta ini dibanding denganku?" kata Chen Liao Xuan kemudian. Li Zheng Xi langsung memandang Chen Liao Xuan dengan kaget.