Ingin Pergi {3}
Ingin Pergi {3}
Mata Lim Ming Yu tampak nanar, kemudian dia memegang erat tangan Liu Anqier seraya memohon kepada Liu Anqier untuk tetap tinggal. Setidaknya, hingga apa yang direncanakan Chen Liao Xuan jadi nyata. untuk memiliki calon penerus. Dengan demikian dia tidak akan takut lagi berjuang sendiri. Karena takdir langit sudah ada di tangannya dengan sangat nyata. sebab katanya calon penerus inilah yang akan menjadi Raja abadi di bangsa iblis. Dan lebih dari itu, calon penerus ini adalah Raja Iblis dengan semua kesempurnaan yang ada. Yang bisa menjadi sosok yang seimbang, yang bisa adil kepada rakyatnya dengan sangat nyata.
"Tapi, Selir Lim, hamba—"
"Aku mohon kepadamu, Dayang Liu! Aku mohon kepadamu untuk tetap tinggal sampai apa yang aku dan Yang Mulia usahakan jadi nyata. aku mohon!"
Liu Anqier tampak kaget, saat Lim Ming Yu berlutut tepat di depannya. Membuat Liu Anqier langsung ikut berlutut di depan Lim Ming Yu.
"Selir Lim, apa yang Anda lakukan ini? ini adalah hal yang sangat tidak masuk akal. Bagaimana bisa Anda berlutut di depan hamba seperti ini? kalau sampai ada yang tahu pastilah hamba mendapat hukuman berat."
"Ini tidak seberapa Dayang Liu, bagiku ini adalah hal yang paling wajar dan masuk akal yang pernah ada. Kau selalu bilang jika kau bukan siapa pun di istana ini. akan tetapi di mataku, kau adalah Ratu. Kau Ratu di mata Yang Mulia Raja, kau Ratu di atas segalanya. Dan jika aku berlutut di depanmu seperti ini adalah hal yang sangat wajar sekali untuk aku lakukan sekarang."
"Selir Lim, aku mohon, berdirilah," pinta Liu Anqier lagi.
"Tidak sebelum kau berjanji kepadaku untuk menyetujui, boleh kembali ke alam manusia dengan catatan kau harus sabar dulu di sini. Kau harus sabar sampai usahaku dan Yang Mulia Raja jadi kenyataan. Apa kau bisa mengabulkan permintaanku ini, Dayang Liu? Aku mohon,"
Liu Anqier agaknya bingung. Sumpah demi apa pun, dia paling tidak bisa dihadapkan dalam situasi seperti ini. dia paling tidak tegaan, dan ternyata Lim Ming Yu telah menyerang di titik yang paling membuat Liu Anqier tak berdaya sama sekali.
"Hanya sampai purnama ketiga setelah purnama merah. Apakah Selir Lim bisa untuk melakukan apa pun yang Selir Lim anggap rahasia itu?" tawar Liu Anqier pada akhirnya.
Lim Ming Yu tampak bahagia bukan main mendengar tawaran itu. tiga bulan purnama adalah waktu yang tidak singkat. Meski dia ragu bisa hamil dalam waktu tiga purnama, setidaknya dia bisa menahan Liu Anqier lebih lama lagi di sini.
"Baiklah, Dayang Liu. Tiga purnama… aku akan melepasmu kembali setelah tiga purnama berlalu,"
Liu Anqier kini tersenyum simpul kemudian dia menarik tangan Lim Ming Yu untuk berdiri dari berlutut. Kemudian dia memandang Lim Ming Yu dengan tatapan hangatnya.
"Berjanjilah kepada hamba, Selir Lim. Jangan pernah sekalipun merendahkan diri Anda sebagai seorang Selir seperti apa yang Anda lakukan tadi. Sebab bagi hamba, Anda adalah Selir yang paling bermartabat di sini. Tidak ada yang lain, dan aku harapan hamba tidak akan pernah Selir Lim kecewakan,"
Lim Ming Yu agaknya tersanjung dengan ucapan Liu Anqier, kemudian dia menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Pasti, aku akan menjaga kehormatanku ini, Dayang Liu. Terimakasih,"
******
Chen Liao Xuan tampak duduk, dia agaknya sedang resah sekarang. Terlebih setelah mendengar jika kerajaan laut sedang menginginkannya untuk menjadi tawanan beberapa saat di istana laut karena dia ingin menunjukkan kepada semua makhluk yang ada di alam semesta kalau Raja laut adalah sosok yang paling kuat.
Permintaan ini bukanlah tanpa sebab, dulu Raja laut telah pernah menyelamatkan harga diri Chen Liao Xuan dari sebuah pernikahan paksa yang datang dari siluman rubah. Sejak saat itu Raja laut mengatakan jika suatu saat dia akan meminta sebuah permintaan untuk Chen Liao Xuan.
Akan tetapi, entah kenapa, akhir-akhir ini Chen Liao Xuan enggan untuk pergi ke mana pun. dia hanya ingin di istananya, dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan santai di sini. Tak bisakah dia melakukan itu? karena dia takut, jika dia meninggalkan istana, yang terjadi adalah Liu Anqier akan pergi meninggalkannya, Chen Liao Xuan tidak mau kalau sampai itu terjadi sama sekali. Karena jika dia sudah berada di kerajaan laut, tidak hanya satu hari, dia butuh waktu satu atau bahkan dua minggu untuk berada di sana. Sebuah waktu yang sangat lama bagi Chen Liao Xuan sekarang.
"Yang Mulia, mengenai permintaan khusus dari Raja Laut ini, apakah Yang Mulia Raja akan benar-benar melakukannya?" tanya Li Zheng Xi.
Chen Liao Xuan tampak diam, rahangnya mengeras mendengar pertanyaan itu. pertanyaan yang dia sendiri tak tahu harus menjawab apa.
"Kabarnya, purnama depan adalah hari terakhir Raja Laut memiliki jabatannya menjadi seorang Raja di Kerajaan Laut, Yang Mulia. Dan masalah hutang Yang Mulia terhadap Raja Laut, hamba rasa hari ini adalah saat yang tepat untuk Yang Mulia Raja mengabulkannya. Kita tidak akan di sana lama, Yang Mulia, satu pekan hamba rasa sudah lebih dari cukup. Perayaan itu hanya terjadi di kabisat ke tiga belas saja. Dan setelah perayaan itu kita segera kembali ke istana," kata Li Zheng Xi lagi mencoba untuk meyakinkan rajanya.
Namun, Chen Liao Xuan masih diam. Entah kenapa setelah ingatannya kembali secara utuh, dia merasa ketakutan setiap kali dia harus meninggalkan istana. Dadanya terasa sesak, dan bayangan Liu Anqier tak beryawa terasa begitu sangat nyata dan membuatnya merinding dengan sempurna.
"Aku akan mengatakan masalah ini dengan Panglikma Jiang dulu. Penasihat Li. Sebab ada banyak tugas yang harus kuserahkan kepadanya untuk para prajurit yang ada di sini, setelah dia mengatakan kesanggupannya aku akan memberitahumu, sehingga kau bisa menyampaikan kabar ini kepada Raja Laut dan kita bersiap berangkat kesana,"
"Baiklah, Yang Mulia Raja. Dan untuk masalah pemerintahan serta yang lainnya, hamba akan mengurusnya juga, agar ketika Yang Mulia pergi, Yang Mulia tidak merasa terbebani dengan banyak urusan masalah istana yang sangat membingungkan," kata Li Zheng Xi kemudian. Dia lalu langsung berjalan keluar dari kediaman Chen Liao Xuan, membuat Chen Liao Xuan memejamkan matanya dengan rapat.
"Anqier… Liu Anqier… betapa aku sangat mencintaimu."