Kisah Istri Bayaran

Aku Menolak (10)



Aku Menolak (10)

"Sicheng .…" Wu Aimei masih ingin mengatakan sesuatu, namun Leng Sicheng langsung berdiri dan melihat ke arah pembantu, "Aku sudah capek, antarkan tamu ini pulang."     

Pembantu rumah terkejut, walaupun di dalam rumah ini, jangankan Wu Aimei, bahkan Gu Qingqing pun tidak memiliki kekuasaan yang besar. Tetapi bagaimanapun juga, Wu Aimei adalah mertuanya .…     

Dia hanya seorang pembantu rumah, dia mana berani mengantarkan Wu Aimei pergi dari rumah, apalagi Gu Qingqing masih ada di sampingnya.     

"Sicheng …" Gu Qingqing juga maju, "Apa masih ada cara lain?"     

Mendengar itu suara Gu Qingqing, Leng Sicheng baru menolehkan kepalanya.     

"Masih ada cara lain? Aku tahu hubungan kita tidak dapat dipublikasikan, dan kita juga tidak bisa menyelamatkannya dengan terang-terangan di masa seperti ini. Tapi walaupun tidak dapat mengajukan penangguhan penahanan, tapi kita juga bisa mengirim pengacara untuk mengetahui masalah ini dengan jelas, kan? Kita tidak mungkin hanya diam seperti sekarang, tidak melakukan apa pun, kemudian hari demi hari hanya menunggu kabar dan tanggal sidang pengadilan, kan?"     

Leng Sicheng tertegun, ia melihat Gu Qingqing. Dari sorot matanya, jelas-jelas Gu Qingqing merasa tidak habis pikir dan marah terhadap Leng Sicheng, namun, kini yang ada di pikiran Gu Qingqing adalah bagaimana bisa membuat Leng Sicheng menyelamatkan kakaknya.     

Kepanikan dan kekhawatiran Gu Qingqing ini nyata, namun di balik tatapannya itu masih ada rasa dendam dan perasaan asing terhadap Leng Sicheng.     

Dendam? Asing? Hanya karena Leng Sicheng tidak mendengarkan kata-kata ibunya, dan tidak menyelamatkan kakaknya yang tidak berguna itu, atau karena sikapnya yang tidak hormat terhadap ibunya tadi?     

Kenapa Leng Sicheng harus menyelamatkan Gu Qingshan? Sampai sekarang ini, apakah Wu Aimei ada mengatakan satu kata bagus mengenai Gu Qingqing? Apalagi kakaknya, yang hanya bisa memanfaatkan Gu Qingqing untuk mendapatkan keuntungan, dan tidak pernah baik kepada adiknya ini, jadi kenapa Leng Sicheng harus membantunya?!     

Namun tidak tahu kenapa, ketika Leng Sicheng melihat kepanikan Gu Qingqing, ia tetap tidak rela menolaknya dengan tegas, "Orang yang tidak bersalah bisa berdiri tegak. Jika memang bukan tanggung jawabnya, maka kita tidak akan membiarkannya menjadi kambing hitam."     

Pada akhirnya, Leng Sicheng mengucapkan satu kalimat ini, kemudian ia mengerutkan keningnya lagi, sepertinya ia tidak senang dengan dirinya yang langsung mengalah seperti ini.     

Leng Sicheng membalikkan badannya, badannya yang tinggi melangkah ke depan seraya berkata, "Aku tidak ingin melihat orang lain, keluarlah."     

Kemudian Leng Sicheng pun berjalan naik ke lantai atas tanpa menoleh kembali. Ia ingin melupakan orang yang di belakangnya ini untuk sementara waktu.     

Wu Aimei segera maju, kali ini sekretaris Cheng yang menghalangi di depan, "Mohon maaf, Presiden Leng sudah mau istirahat, Bibi Wu kalau masih ingin mengatakan sesuatu, kita cari waktu lagi? Aku akan mengirimkan pengacara terbaik, aku menjamin tidak akan membuat kakak Nyonya tersiksa dan diinterogasi paksa. Di luar sana ada supir, Bibi Wu silahkan pulang dan istirahat dulu."     

Ini jelas-jelas sedang mengusir, Wu Aimei mana bisa pergi jika tidak mendapatkan kepastian dari Leng Sicheng, ia segera maju lagi, "Leng Sicheng, kalau kamu tidak mau membantu, maka aku pasti akan mengumumkan pernikahanmu dengan Qingqing ke publik! Bukankah kamu takut nama baikmu akan tercemar, makannya kamu tidak mau membantu? Kita lihat saja nanti, sebenarnya nama siapa yang akan lebih rusak!"     

Leng Sicheng sama sekali tidak memperdulikannya, langkah kakinya menuju ke lantai atas tidak pernah terhenti, "Terserah."     

Kalau Wu Aimei ingin mempublikasikannya, silahkan saja, Leng Sicheng juga bukannya baru menikahi Gu Qingqing. Sebelumnya ia masih memikirkan bagaimana cara bisa mempublikasikan hubungan pernikahan mereka, tapi Gu Qingqing tidak marah. Sekarang kalau ibunya yang mempublikasikan masalah ini, Leng Sicheng malah sangat senang!     

Wu Aimei tertegun, ia tidak menyangka Leng Sicheng tidak merasa terancam sama sekali, ia pun tidak tahu harus bagaimana lagi.     

Beberapa waktu kemudian, Wu Aimei berkata dengan kejam, "Tapi, bagaimana kalau aku bilang .…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.