Jadilah Pacarku (8)
Jadilah Pacarku (8)
Apa yang baru saja dilihatnya? Ia jelas-jelas melihat Xu Zipei duduk di pangkuan Leng Sicheng, mereka berdua saling berhadapan. Lalu kepala Leng Sicheng turun perlahan mendekati Xu Zipei. Meskipun lampu ruangan agak gelap, namun Gu Qingqing tetap dapat melihat Leng Sicheng tersenyum, pria itu tampak terpesona!
"Kamu tidak tahu … seberapa dalam aku menyukaimu, aku menyukaimu, maukah kamu jadi pacarku?"
Leng Sicheng berkata kepada Xu Zipei yang ia kira Gu Qingqing. Biasanya Xu Zipei akan bersikap elegan dan lapang dada di hadapan orang, tidak pernah sekalipun dia menunjukkan ekspresi yang malu, terkejut, berharap, dan terpesona seperti sekarang ini. Xu Zipei melihat wajah Leng Sicheng sedang mendekat secara perlahan, jantungnya pun berdegup kencang!
Kemudian ia menutup matanya perlahan, seolah tidak berani melihat Leng Sicheng, mau Leng Sicheng mencium atau melakukan apa kepadanya … Xu Zipei bersedia.
Leng Sicheng semakin dekat dengan Xu Zipei, dan membuat hati Gu Qingqing yang melihat adegan tersebut juga semakin sakit!
Hah, Gu Qingqing merasa dirinya sungguh tidak tahu diri! Dia mengira Leng Sicheng bersungguh-sungguh saat di telepon tadi. Namun, mana mungkin seorang Leng Sicheng benar-benar menyukainya, dan ingin menjadi kekasihnya!?
Kini, Leng Sicheng malah menyatakan rasa sukanya pada Xu Zipei dengan perasaan yang dalam, bahkan mengatakan ingin Xu Zipei menjadi pacarnya!
Gu Qingqing mengerti, dia mana mungkin bisa dibandingkan dengan Xu Zipei? Keluarga Gu Qingqing miskin, ayahnya pemabuk, ibunya adalah pembantu rumah tangga keluarga Xu, kakaknya juga tidak berguna. Sedangkan Xu Zipei, sejak kecil sudah mendapatkan pendidikan yang baik, merupakan putri keluarga kaya yang sangat terampil, dan juga sudah berada di samping Leng Sicheng selama bertahun-tahun. Jadi … bukankah wajar jika dua orang itu bersama?
Lalu mengenai permintaan maaf Gu Qingqing, mungkin Leng Sicheng sama sekali tidak ingin mendengarnya, juga tidak perlu mendengarnya. Seperti yang dikatakan Li Youyou dan yang lain, malam ini Leng Sicheng pasti sudah mendapatkan banyak telepon seperti itu, makanya pria itu bisa menjawab begitu.
Jika Gu Qingqing masuk sekarang, bukankah itu malah akan mengganggu mereka?
Gu Qingqing mulai mundur perlahan, langkah kakinya sangat lambat, kemudian dia menambahkan kecepatannya, semakin cepat langkah kakinya sampai akhirnya ia berlari keluar dengan sedih. Setelah bergegas turun ke lantai bawah kawasan A, Gu Qingqing menemukan ada seseorang yang sedang menunggu.
Gu Qingqing melihat ke depan, dan menemukan orang itu adalah Nie Zhining!
"Youyou bilang, kamu berlari keluar sendirian, jadi aku datang menjemputmu."
Larut malam seperti ini, apalagi di pegunungan, Nie Zhining takut Gu Qingqing kenapa-napa kalau sendirian.
Gu Qingqing menganggukkan kepalanya yang pusing. Walaupun dia merasa sedikit kaget dengan kemunculan Nie Zhining, namun kini seluruh tubuh dan hatinya dipenuhi dengan rasa sakit karena melihat adegan ciuman Leng Sicheng dan Xu Zipei.
"Terima kasih." Setelah Gu Qingqing menganggukkan kepalanya dengan asal-asalan, dia pun bersedia melarikan diri.
"Qingqing .…" Nie Zhining melihat mata Gu Qingqing yang tidak fokus, membuatnya ingin menanyakan sesuatu. Ia pun menghalangi jalan Gu Qingqing, "Bisakah kamu menyetujui kata-kataku sebelumnya?"
Akhirnya Gu Qingqing mengangkat kepalanya, kini pikirannya sangat berantakan, ditambah lagi dia sudah banyak minum bir, ia sama sekali tidak ingin terlibat dengan Nie Zhining, dia langsung mengatakan, "Aku pulang dulu."
"Qingqing, pernyataan cintaku yang sebelumnya itu tulus, aku menyukaimu." Nie Zhining menekankan perasaannya sekali lagi.
Langkah kaki Gu Qingqing terhenti, namun dia tidak menoleh, dan hanya mengatakan, "Terima kasih."
Nie Zhining melihat Gu Qingqing berlari menuju arah kawasan C, dia pun berkata di belakangnya, "Aku akan membuktikan perasaanku kepadamu."
Kemudian, keesokan harinya, Nie Zhining benar-benar membuktikannya. Ketika tanah longsor terjadi, dia mendorong Gu Qingqing yang awalnya berada di tengah, dan membuat dirinya sendiri tertimpa reruntuhan.