Kisah Istri Bayaran

Jadilah Pacarku (10)



Jadilah Pacarku (10)

Xu Zipei datang, dia memanggil, "Sicheng."     

Gu Qingqing tertegun, dia tidak menyangka Xu Zipei juga ikut ke sini, lalu dengan perhatian Xu Zipei bertanya kepada Leng Sicheng, "Bagaimana kondisinya?"     

Leng Sicheng tidak menghiraukannya, sekilas, Xu Zipei juga mengerti kondisinya sekarang, dia pun mengalihkan tatapannya kepada Xu Zijin, "Zijin, kamu baik-baik saja? Mana Zhining?"     

Xu Zijin masih sedang menangis, namun karena bentakan Leng Sicheng tadi, dia pun tidak berani mengeluarkan suara saat menangis. Mendengar Xu Zipei bertanya, Xu Zijin hanya menganggukkan kepalanya saja, namun dia tetap berada di samping Nie Zhining, bahkan dengan sengaja menghalangi penglihatan Gu Qingqing terhadap Nie Zhining.     

Akhirnya Xu Zipei merasa lega, "Ambulans sudah mau datang, jangan panik dulu."     

Kemudian Xu Zipei berdiri, "Masih ada yang tertimpa atau terluka? Sekarang tempat ini tidak aman, kalian jangan berkumpul di sini agar tidak banyak yang terluka jika ada gempa lagi."     

Dengan peringatan Xu Zipei, para mahasiswa baru tersadar dan langsung berdiri semua.     

Xu Zipei berjalan ke depan Nie Zhining, "Apa badanmu masih sakit? Bisa bergerak? Di sini agak berbahaya, kalau lukamu tidak terlalu parah, sebaiknya kita pindah ke tempat yang lebih aman."     

Nie Zhining menganggukkan kepalanya dengan susah, "Kak Zipei, terima kasih."     

Nie Zhining berusaha berdiri, namun badannya langsung terjatuh lagi, Xu Zipei langsung maju dan menghentikannya, "Kamu jangan bergerak dulu."     

Kemudian Xu Zipei menolehkan kepalanya dan memanggil beberapa pria, "Kami butuh bantuan laki-laki, tolong bantu memapah Zhining. Hati-hati, pelan-pelan saja, kita harus pindah dari sini."     

Dengan cepat, ada 5 hingga 6 orang pria datang membantu. Setiap orang bertanggung jawab mengangkat lengan dan kaki Nie Zhining, ada yang menstabilkan kepalanya dengan hati-hati, satu lagi mengangkat pinggangnya. Segerombolan orang turun dari pegunungan menuju tempat yang lebih aman. Setelah Xu Zipei mengatur semua ini, dia pun langsung berdiri di samping Leng Sicheng, "Kamu baik-baik saja?"     

Leng Sicheng tidak menghiraukannya, dia hanya terus menatap Gu Qingqing. Tadi ketika membantu Gu Qingqing menghindari reruntuhan, Leng Sicheng tidak menyadarinya, sekarang dia baru sadar bahwa ternyata tangan Gu Qingqing tersobek dan berdarah karena terkena batu.     

Tadi ketika Nie Zhining tertimbun di bawah tanah, Leng Sicheng tidak merasakan apa pun. Namun kini dia melihat tangan Gu Qingqing terluka, dia pun langsung mengerutkan keningnya, dia langsung maju dan mengatakan, "Tanganmu .…"     

Gu Qingqing baru tersadar bahwa tangannya ternyata juga terluka, dia pun segera menundukkan kepalanya, "Tidak apa-apa, eh."     

Gu Qingqing tertegun, karena dia melihat sebuah tangan laki-laki yang mengambil tisu tiba-tiba muncul di depan matanya. Ia mengangkat kepalanya, lalu melihat wajah Leng Sicheng yang dingin itu mengatakan, "Lap dulu tanganmu, nanti kalau sudah sampai rumah sakit baru cek ke dokter lagi, minta suntikan tetanus atau apa pun itu."     

Gu Qingqing syok, nada bicara Leng Sicheng tidak lembut atau ramah, namun malah dapat menyentuh langsung ke hati Gu Qingqing.     

Mungkin karena masih syok, jadi Gu Qingqing tidak bisa langsung merespon, dia hanya secara refleks menerima tisu tersebut.     

Tadi juga Leng Sicheng yang membantunya agar tidak jatuh ke lantai, kini pria itu juga orang pertama yang menyadari luka di tangannya, bahkan memberikannya tisu!     

Mungkinkah … Leng Sicheng sedikit memperhatikan Gu Qingqing?     

Teringat dengan panggilan telepon semalam, Gu Qingqing pun merasa bersalah, "Anu, Senior Leng, teleponku semalam .…"     

Begitu mengungkit masalah panggilan tersebut, Gu Qingqing dan Leng Sicheng sama-sama tertegun, kemudian raut wajah kedua orang ini pun berubah.     

Gu Qingqing tentu saja merasa canggung, dia sudah menelepon dan menyatakan cinta, kemudian mengatakan bahwa telepon itu hanya bercanda. Bahkan sampai sekarang pun, ia belum sempat meminta maaf pada Leng Sicheng, sedangkan Leng Sicheng .…     

"Maaf." Sekali Gu Qingqing meminta maaf, senar terakhir di dalam hati Leng Sicheng pun seolah terputus seketika!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.