Jadilah Pacarku (14)
Jadilah Pacarku (14)
Apalagi Leng Sicheng memang sudah menggunakan kematian ayah Gu Qingqing untuk menikahinya, jadi mana mungkin Gu Qingqing tidak dendanm padanya?
Leng Sicheng melihat punggung Gu Qingqing yang berbaring di atas tempat tidur. Seluruh tubuh Gu Qingqing meringkuk seperti bola kecil, seperti bayi dalam rahim ibu. Leng Sicheng tahu Gu Qingqing sedang gelisah, serta tidak ingin berada di dekatnya.
Hal ini membuat Leng Sicheng merasa sangat tidak berdaya.
Ia mengerutkan kening, kepalan tangannya yang sebelumnya terlihat begitu erat, kini melonggar lagi. Apa yang harus dikatakannya? Tadi ia sudah menyatakan cintanya, namun Gu Qingqing lagi-lagi tidak memedulikannya seperti 3 tahun yang lalu!
"Qingqing." Leng Sicheng memanggilnya, setelah beberapa saat, dia baru berkata lagi, "Aku tidak peduli apa kamu mau percaya atau tidak. Aku sungguh … tidak pernah memiliki niat untuk menyakitimu. Aku … wanita yang ada di dalam hidupku, hanya kamu."
Hanya aku wanita di dalam hidupmu? Iya juga, wanita-wanita Leng Sicheng sebelumnya kan tidak dapat disebut sebagai wanita! Sedangkan Xu Zipei, mungkin karena Leng Sicheng belum sempat melakukan hal yang lebih mesra lagi dengannya, jadi pria ini tidak bisa menyebutnya sebagai wanitanya!
Lalu mengenai Leng Sicheng yang tidak pernah memiliki niat untuk menyakitinya, apakah maksudnya mengenai masalah ayahnya? Tentu saja, Leng Sicheng pasti tidak pernah kepikiran mau membunuh ayahnya, dia itu "tidak sengaja"!
"Aku …" Leng Sicheng maju selangkah, dia ingin memeluk sosok Gu Qingqing yang kesepian itu, namun akhirnya dia memilih untuk mundur, mundur lagi sampai di luar pintu, kemudian menutup pintu kamar, "Selamat malam."
----
Malam-malam di jalan raya, Leng Sicheng sedang menyetir.
Lampu jalan dengan cepat menyurut ke belakang Leng Sicheng satu per satu. Dia mengemudi dengan kecepatan dari 60 hingga 80, lalu ke 100, 120, dan melonjak menjadi 180.
Walaupun mobil sudah melaju sangat cepat, meskipun Leng Sicheng sudah membuka jendela dan atap mobil, namun angin kencang yang berhembus ke tubuhnya tetap tidak dapat menghempaskan tekanan di dalam hatinya. Melainkan hanya membuat penglihatannya menjadi semakin kabur di bawah kegelapan.
Sebenarnya, yang tidak diketahui Gu Qingqing adalah, setelah Leng Sicheng membunuh ayahnya dalam kecelakaan mobil yang tragis itu, untuk waktu yang lama, Leng Sicheng tidak bisa menyentuh mobil sama sekali, apalagi melajukan mobil sekencang ini.
Leng Sicheng tidak berani menyetir, tidak berani mengingat dan merasakan kembali perasaan di mana bagian depan mobilnya menabrak keras seseorang. Dia juga tidak berani mengingat kembali wajah Gu Qingqing yang penuh dengan kesedihan dan rasa tidak percaya ketika dia mengetahui kematian ayahnya!
Leng Sicheng juga tidak berani mengingat wajah Gu Qingqing yang penuh dengan dendam terhadapnya ketika di rumah duka!
Lalu sejak kapan Leng Sicheng mulai menyetir lagi? Dan jawabannya pasti adalah … ketika setiap kali dia bertengkar dengan Gu Qingqing, ketika perasaannya sedang frustasi dan sedih.
Pupil mata Leng Sicheng tiba-tiba menyusut, genggamannya yang memegang setir mobil semakin erat, dan kecepatan mobil melonjak lagi. Dia menambah kecepatan mobil, seolah hanya kecepatan ekstrim seperti ini yang dapat menghibur penderitaan yang dialaminya sekarang!
Saat mobil sedang melaju kencang, tiba-tiba ponselnya berdering. Leng Sicheng tertegun, larut malam seperti ini, jangan-jangan Gu Qingqing yang menelponnya? Ia pun segera mengangkat panggilan tersebut, "Qingqing!"
Usai tertegun sejenak, dari seberang ponsel sana terdengar sebuah suara yang terkesan tidak serius, "Waduh! Ternyata Presiden Leng adalah orang yang setia ya. Sudah beberapa hari aku tidak melihatmu dan ingin mengajakmu minum, tapi ternyata kamu mau pulang menemani istrimu?"
Mo Dongyang. Tidak salah lagi. Leng Sicheng sudah mau menutup panggilan tersebut, tapi Mo Dongyang pun langsung berkata, "Kalau kamu tidak mengantuk di malam yang panjang ini, apa kamu mau minum bersamaku? Ada banyak wanita baru di STAR!"