Kisah Istri Bayaran

Jadilah Pacarku (16)



Jadilah Pacarku (16)

Mata Mo Dongyang penuh dengan kekecewaan, "Leng Sicheng yang aku kenal bukanlah seseorang yang akan lesu ketika menghadapi masalah, wajahmu penuh dengan kesedihan! Apa yang kamu lakukan?!"     

Leng Sicheng tidak menghiraukannya, dengan tatapan dingin dia berjalan menuju pintu keluar, dan sikapnya ini malah mengungkit amarah Mo Dongyang.      

Mo Dongyang berdiri, dia berjalan menuju Leng Sicheng dan meraih pundaknya, ingin menghalanginya pergi seraya memanggil, "Leng Sicheng!"     

Leng Sicheng mengangkat pundaknya lalu menurunkannya, dia melepaskan diri dari tangan Mo Dongyang, kemudian melanjutkan perjalanannya untuk keluar.     

"Leng Sicheng, berhenti!" Mo Dongyang langsung marah, dia berjalan maju lagi dan berdiri di depan Leng Sicheng.     

Leng Sicheng sama sekali tidak meliriknya, ia terus berjalan begitu saja. Tangannya yang panjang terulur sampai pintu kamar, ingin membuka pintu tersebut.     

"Leng Sicheng!" Mo Dongyang menjadi sangat marah melihat sikapnya. Ia lalu maju dan meninju wajah Leng Sicheng dengan kuat!     

Bhuk!      

Karena tidak siap, Leng Sicheng pun terkena pukulan tersebut, dan seluruh badannya terhuyung ke belakang. Tangannya yang melambai di udara untuk menstabilkan badannya membuat piring dan gelas yang ada di atas meja terjatuh ke lantai hingga mengeluarkan suara gelas pecah yang nyaring.      

Seluruh tubuhnya terhuyung sampai ke ujung sofa, satu tangannya menopang di atas sofa yang penuh dengan serpihan gelas pecah yang langsung melukai tangannya.     

Padahal tangannya sangat sakit, hatinya pun sama, namun Leng Sicheng seolah tidak dapat merasakannya. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Mo Dongyang yang sedang marah.     

"Ah!" Mereka semua yang ada di dalam ruangan ini langsung berdiri dan berteriak ketika melihat Mo Dongyang memukul orang. Karena takut terlibat masalah, mereka semua pun bubar dan keluar dari ruangan, meninggalkan Mo Dongyang dan Leng Sicheng bertengkar berdua di dalam ruangan.     

"Leng Sicheng, apa yang kamu lakukan sekarang!" Mo Dongyang masih ingat, 3 tahun yang lalu ketika Leng Sicheng menikah dengan Gu Qingqing, pria itu sangatlah senang.      

Namun sebelum satu minggu setelah pernikahannya, Leng Sicheng tiba-tiba bergegas datang ke sini dengan marah, dia meminum banyak anggur sampai akhirnya perutnya berdarah dan dibawa ke rumah sakit. Kemudian ia kembali normal dengan cepat.      

Meskipun dirinya terlibat dalam banyak skandal, namun dia tidak pernah memberikan penjelasan mengenai hal itu. Bahkan skandal tersebut menjadi strateginya dalam mempromosikan selebriti.      

Sebagai teman, Mo Dongyang tentu saja mengerti seberapa sakitnya hati Leng Sicheng, namun waktu itu Leng Sicheng bisa menutupi hatinya yang terluka dengan baik, dia mampu menguatkan mentalnya.     

Manusia tidak takut akan penderitaan, yang paling ditakutkan adalah jika sudah bersikap seperti Leng Sicheng sekarang ini. Seolah-olah dia telah membangun sebuah tembok yang tinggi dan menghalangi semua yang ada di luar untuk masuk ke dalam tembok tersebut. Sementara dia sendiri malah bersembunyi di dalam, dan membiarkan mentalnya hancur perlahan.     

Leng Sicheng menyipitkan matanya, dengan tenang dia mencabut serpihan gelas yang menancap di telapak tangannya, kemudian mengusap darah yang ada di sudut bibirnya dengan elegan. Ia lalu mengangkat kepalanya dan melihat Mo Dongyang, tiba-tiba dia berdiri dan meninju wajah Mo Dongyang dengan kuat dan cepat!     

"Bhuk!" Wajah Mo Dongyang juga terkena pukulan kuat dari Leng Sicheng, seluruh tubuhnya menabrak pintu, suara yang sangat keras ini telah menarik perhatian pelayan di luar. Mereka pun mulai berkerumun di luar dan bertanya, "Presiden Mo, ada apa?"     

Mo Dongyang terkena pukulan, namun dia malah tertawa, "Sial! Leng Sicheng, kamu benar-benar memukulku!"     

Meskipun wajah Mo Dongyang tersenyum, namun ia tetap melayangkan tinjunya.     

Kali ini Leng Sicheng yang sudah was-was, otomatis dia dapat menangkap tinju Mo Dongyang dengan gampang.      

Mo Dongyang mengeluarkan tinjunya lagi, namun tetap tertangkap oleh tangan Leng Sicheng. Ia belum sempat mau menendang dengan kakinya, tapi Leng Sicheng sudah duluan memberikan tendangan di perutnya, membuatnya terbang keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.