Kisah Istri Bayaran

Jadilah Pacarku (17)



Jadilah Pacarku (17)

Leng Sicheng dan Mo Dongyang berkelahi di dalam ruangan sempit ini. Waktu kecil, rumah mereka bersebelahan, di saat itu mereka sudah sering berkelahi berdua.      

Sampai akhirnya tenaga mereka terkuras habis, mereka berdua pun duduk dan bersandar di sofa tanpa memikirkan imej mereka lagi. Mereka menghembuskan nafas keras-keras, dengan wajah dan badan yang penuh luka.      

Jas Leng Sicheng jatuh di lantai seperti kain lap, kancing kemejanya juga terlepas beberapa dan memperlihatkan dadanya yang berotot. Wajahnya tidak mengalami luka parah selain pukulan pertama Mo Dongyang tadi.     

Sedangkan Mo Dongyang, wajahnya biru dan memar di mana-mana, juga ada banyak bekas tendangan Leng Sicheng di bajunya.      

Setiap kali Mo Dongyang bergerak, pinggang, kaki, perut dan wajahnya terasa sakit. Kakek dan nenek Leng Sicheng ahli Kungfu, tentu saja Leng Sicheng akan menang dalam hal bertarung.     

Leng Sicheng mengambil napas dalam-dalam beberapa kali, lalu napasnya pun kembali normal, tatapan matanya juga kembali menajam.      

Ia menundukkan kepalanya dan mengancingkan kembali kancing kemejanya, lalu membalikkan badannya, memungut jas bajunya di lantai, kemudian keluar dengan terhuyung-huyung.     

"Woy, ah ss .…" Mo Dongyang ingin memanggilnya, namun begitu dia membuka mulutnya, rasa sakit langsung menderanya karena sudut bibirnya terluka.     

Leng Sicheng menghentikan langkah kakinya, dia menoleh dan melihat Mo Dongyang.     

"Dasar kau ini, pukulanmu keras sekali!" Mo Dongyang mengeluh, kemudian dia tersenyum lagi, "Mau pulang begitu saja? Bagaimana kalau besok keluar lagi?"     

Mata Leng Sicheng memperhatikan seluruh tubuh Mo Dongyang, kemudian tatapannya tertuju pada wajahnya yang terluka parah, dan berkata, "Kamu mau operasi plastik ya?"     

"Siapa bilang mau berkelahi! Kita juga bisa main bola basket, sepak bola, atau tenis kan!" Mo Dongyang tersenyum seperti anak kecil, "Kalau kamu mau, tentu akan lebih baik lagi kalau kamu bisa mencari beberapa wanita cantik untuk melampiaskan nafsumu. Jangan khawatir, aku akan memilihkan wanita yang mirip Xu Zipei, sesuai seleramu."     

Leng Sicheng masih menatapnya.     

Mo Dongyang berkata lagi, "Ah, sorry, aku salah, harusnya mencari wanita yang mirip dengan … Gu Qingqing, kan?"     

Leng Sicheng segera membalikkan kepalanya, wajahnya tidak menunjukkan banyak emosi, namun tetap dapat dilihat bahwa tatapannya menjadi sangat tajam.     

Mo Dongyang tersenyum tanpa daya, "Lihatlah dirimu ini, hanya dengan mengungkit namanya saja kamu sudah seperti ini. Padahal kamu begitu menyukainya, mengapa kamu tidak memberitahunya?"     

Leng Sicheng mengepalkan tangannya dengan erat.     

"Kamu kira, aku tidak pernah mengungkapkannya?" Ujarnya. Leng Sicheng yang selalu tenang, nyatanya suaranya bisa terdengar gemetar saat bicara barusan.      

Ia pernah mengatakannya 3 tahun yang lalu, juga sekarang. Tapi, namanya tidak cinta ya tidak cinta.     

Meskipun mereka berdua sudah lama bersama, sudah mengembangkan sedikit perasaan suka di antara satu sama lain, namun karena mereka berdua tidak memiliki dasar percintaan yang kuat, hubungan mereka pun seperti istana yang dibangun atas pasir hisap, dapat runtuh dengan mudah.     

"Lalu kenapa kalau sudah pernah kamu ungkapkan?" Mo Dongyang berkata dengan cuek, "Tidak ada gunanya walaupun kamu sudah pernah mengungkapkannya, yang penting, dia harus menerimanya."     

Satu kalimat dari Mo Dongyang ini langsung menggetarkan tatapan Leng Sicheng yang tadinya masih tajam.     

Kalau Gu Qingqing bisa menerimanya, bagaimana mungkin ia akan jadi seperti sekarang ini?     

Di dalam hati Gu Qingqing, kematian Ayah Gu adalah simpul mati yang mengganjal. Ia juga bukan pria yang wanita itu cintai.      

Gu Qingqing masih berada di sampingnya hanya karena uang 1 juta waktu itu, juga karena wanita itu bisa memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah keluarganya saja.     

Seperti masalah kali ini, Leng Sicheng tidak ingin membantu Gu Qingqing menyelamatkan Gu Qingshan, dan wanita itu pun langsung memalingkan mukanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.