Kisah Istri Bayaran

Nyonya Leng (2)



Nyonya Leng (2)

Padahal Wu Aimei ingin Gu Qingqing mencari suami yang kaya raya, namun ketika Gu Qingqing berpacaran dengan Nie Zhining, Wu Aimei malah memarahi dan memukulnya.     

Satu kalimat ini membuat Wu Aimei lebih merasa bersalah lagi, "Bicara apa kamu ini! Pokoknya, mau tidak mau, kamu harus menyelamatkan kakakmu!"     

"Phak!" Wu Aimei pun memutus panggilan tersebut, Gu Qingqing mengambil ponselnya dan terdiam untuk sementara waktu.     

Sebenarnya, setelah serangkaian masalah yang terjadi ini, awalnya Gu Qingqing bengong. Namun jika dipikirkan kembali sekarang, dia benar-benar bisa mendapatkan beberapa detail yang berbeda dengan sebelumnya. Meskipun ia tidak bisa menebak, namun titik yang mencurigakan mulai kelihatan.     

Seperti soal kesepakatan antara Wu Aimei dan Leng Sicheng, rahasia kematian ayah Gu, serta posisinya di dalam keluarga Gu.     

Sebelumnya Gu Qingqing hanya merasa keluarga Gu sangat memprioritaskan laki-laki. Sejak kecil kedua orang tuanya sudah memanjakan Gu Qingshan, kakaknya itu selalu disayang dan dituruti kemauannya.      

Karena Gu Qingshan adalah anak laki-laki, jadi sejak kecil dia tidak perlu membantu pekerjaan rumah, tidak pernah belajar, juga tidak pernah bekerja dengan keras dan baik. Setiap hari hanya bisa meminta uang ke rumah dan berfoya-foya dengan teman-temannya yang berandalan itu. Memangnya kenapa? Toh Wu Aimei tetap dengan senang hati memberikan segalanya kepada Gu Qingshan.     

Lalu mengenai Xu Zijin, sebelumnya ketika mereka masih tinggal di rumah keluarga Xu, mungkin karena Wu Aimei bekerja di rumah keluarga Xu, jadi dia selalu menyuruh Gu Qingqing menahan emosinya, harus mundur, terutama masalah Gu Qingqing berpacaran dengan Nie Zhining.     

Awalnya Gu Qingqing mengira mungkin peraturan keluarganya lebih ketat dibandingkan dengan keluarga lain, namun setelah begitu lama berlalu, Wu Aimei tetap sangat baik terhadap Xu Zijin. Walaupun waktu itu sudah dihina oleh Li Hongrui pun, Wu Aimei tidak ingin Gu Qingqing bertengkar dengan Xu Zijin.     

Apa yang dikatakan Lin Zhouyi sangat benar, Gu Qingqing seharusnya memilih kehidupannya sendiri dengan baik. Mengenai beberapa masalah, dia hanya bisa berusaha sebisa mungkin saja, seperti keluarganya, seperti … Leng Sicheng.     

Gu Qingqing menenangkan perasaannya, kemudian dia menelpon Leng Sicheng.     

Kali ini ponsel Leng Sicheng sudah aktif kembali, tidak lama kemudian teleponnya pun terjawab.     

Gu Qingqing segera memanggil, "Sicheng!"     

Sebenarnya ketika menjelang waktu menunggu Leng Sicheng mengangkat telepon ini, Gu Qingqing sudah berpikiran banyak.     

Seperti, bagaimana ia harus menunjukkan dirinya tidak ingin memperdulikan Leng Sicheng dengan sikap yang elegan, lalu menganggap semua ini tidak pernah terjadi dengan lapang dada dan kalem. Bahkan jika ia pada akhirnya tidak bisa menahan diri dan menanyakan masalah antara Leng Sicheng dan Xu Zipei.     

Namun ketika semua katanya sudah di ujung lidah, dia tetap hanya bisa berkata dengan perasaan yang rumit, "Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."     

Orang di seberang ponsel sana hanya diam, kemudian sebuah suara yang tidak pernah diduga oleh Gu Qingqing pun muncul, "Oh, Qingqing?"     

Xu Zipei! Itu suara Xu Zipei!      

Gu Qingqing langsung bangun dan duduk, ini adalah ponsel pribadi Leng Sicheng, mengapa Xu Zipei bisa mengangkat ponsel Leng Sicheng? Apalagi sekarang sudah jam 9 malam, apakah Leng Sicheng sedang bersama Xu Zipei?     

Mungkin karena yang menjawab panggilan tersebut adalah rivalnya, Gu Qingqing yang tadinya terkejut dan marah pun langsung jadi tenang. Ia lalu bertanya dengan penuh penekanan, "Di mana Leng Sicheng?"     

"Kamu menanyakan Leng Sicheng? Dia sedang di luar kota bersamaku, kami baru sampai hotel, ada masalah apa kamu mencarinya?"     

Apa yang dikatakan Xu Zipei sebenarnya juga tidak salah, mereka memang berada di hotel luar kota, dan memang baru pulang karena baru menyelesaikan pekerjaan, sangat normal kok.     

Gu Qingqing diam-diam mengambil napas untuk menenangkan perasaannya, "Berikan ponselnya kepadanya."     

"Oh, aku dengar akhir-akhir ini kakakmu tertimpa masalah, apa kamu mau menanyakan masalah kakakmu pada Sicheng? Atau kamu mau aku membantumu saja?"     

Kali ini Gu Qingqing akhirnya mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu bisa mengetahui masalah kakakku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.