Kesempatan Terakhir (14)
Kesempatan Terakhir (14)
Hujan gerimis terus turun sejak semalam. Gu Qingqing memakai gaun hitam, topi hitam, dan sepatu hitam, satu-satunya barang yang berwarna putih adalah bunga Calla Lili di tangannya, ekspresinya tampak sedih. Sedangkan Leng Sicheng yang berdiri di sampingnya juga mengenakan setelah hitam sambil membawa payung hitam.
"Ayah, maaf, setelah waktu itu, aku sudah lama tidak datang menemuimu."
Gu Qingqing berjongkok dan meletakkan bunga di depan batu nisan Ayah Gu. Sekarang masih hujan, dan meskipun batu nisan tampak bersih, namun karena sedang hujan, foto Ayah Gu di batu nisan diselimuti air, membuat mendiang Ayah Gu seperti sedang menangis.
Angin datang menerpa Gu Qingqing yang hari ini hanya mengikat rambutnya dengan gaya kuncir kuda, rambutnya pun tampak beterbangan.
"... lalu, kali ini, aku juga membawa Sicheng. Ini pertama kalinya dia datang menemui Ayah. Maaf, karena aku baru bisa datang membawa Sicheng untuk menemui Ayah sekarang. Maaf .…"
Ketika Gu Qingqing berkata sampai sini, ia pun terhenti. Leng Sicheng melihatnya, ekspresi Gu Qingqing sekarang tampak berat.
Maaf karena apa? Meskipun Gu Qingqing tidak menyelesaikan kalimat terakhirnya, namun Leng Sicheng juga dapat mengetahuinya. Bagaimanapun, Gu Qingqing sudah berusaha tidak menyalahkannya atas kematian Ayah Gu, namun dalam hatinya tetap merasa tidak nyaman. Tapi tidak ada gunanya juga Leng Sicheng menjelaskan hal seperti itu, ia hanya dapat menunggu Gu Qingqing memikirkannya baik-baik.
Gu Qingqing yang menghadap ke batu nisan Ayah Gu, setelah mengepalkan tangannya, ia pun melonggarkan tangannya lagi. Ia lalu berdiri dan mundur, kemudian tiba-tiba meraih tangan Leng Sicheng yang membawa payung.
Jari tangan Gu Qingqing yang ramping, meraih tangan besar Leng Sicheng dengan lembut. Ujung jarinya yang sedikit basah awalnya hanya berada di atas punggung tangan Leng Sicheng, setelah meragu sejenak, Gu Qingqing pun menambahkan kekuatan genggaman tangannya dan menggenggam erat tangan Leng Sicheng. Ini membuktikan bahwa ia pada akhirnya tetap memilih Leng Sicheng, di hadapan Ayah Gu!
Leng Sicheng sangat emosional, meskipun Gu Qingqing masih ragu-ragu, namun asalkan ia bisa mendapatkan kesempatan tersebut, maka pernikahan mereka pasti akan kuat dan tidak akan hancur!
Leng Sicheng menggenggam kembali tangan Gu Qingqing, kini kedua tangan mereka saling bergandengan dengan erat.
Gu Qingqing menenangkan dirinya. Dibandingkan dengan suaranya yang emosional tadi, kali ini nada bicaranya terdengar lebih tegas, "Ayah, aku dan Sicheng sudah menikah, maaf, sampai sekarang baru membawanya menemuimu. Dia … sekarang sangat baik padaku. Rumah juga baik-baik saja, ibu dan kakak juga sehat. Sebelumnya ada masalah di keluarga kita, tapi sekarang kakak sudah keluar dari penjara, krisis sudah berlalu. Semalam aku sudah pergi melihat kakak, dia terlihat sehat."
Leng Sicheng berdiri di samping Gu Qingqing, mendengarnya menceritakan kondisi keluarganya. Jelas-jelas Gu Qingqing tidak ingin mengatakan semuanya kepada Ayah Gu. Namun iya juga, hari ini mereka datang menemui ayah, Gu Qingqing tentu ingin memberitahukan kabar baik daripada kabar buruk, meskipun ada banyak masalah yang sudah terjadi.
"Tapi ayah, sikap ibu dan kakak sangat salah. Walaupun aku berniat membantu … tapi aku benar-benar tidak tahu cara membujuk kakak agar jadi orang yang baik. Jika Ayah bisa, tolong bantu dia. Ayah pasti akan melindungi kami, kan?"
Leng Sicheng mendengar Gu Qingqing terus membicarakan masalah Gu Qingshan.
Dasar wanita bodoh, sudah sampai titik ini, ia masih tidak ingin berbicara buruk mengenai keluarganya.
Siapapun yang sudah berjalan masuk ke dalam hati Gu Qingqing, selain kematian yang memisahkan, maka Gu Qingqing pasti tidak akan meninggalkan orang itu duluan, bukan?
"Ayah, aku datang menemuimu." Leng Sicheng maju selangkah dan menyapa Ayah Gu.