Arrogant Husband

Saga Mencari Keberadaan Alisa



Saga Mencari Keberadaan Alisa

Saga marah-marah di rumah karena mendapat kabar dari anak buahnya bahwa Alisa diculik. Ia tadi pergi begitu saja dari kantor dan langsung ke sini. Tak mau hanya berdiam diri seperti ini, dirinya lantas ikut mencari sang istri dan menyuruh anak buahnya juga mencari.     

"Aku tak mau tahu, kalian semua harus mencari Alisa sampai ketemu. Kerahkan semua anak buah untuk mencarinya! Cepat pergi, jangan pulang sebelum menemukannya."     

Setelah bersuara seperti itu, Saga langsung berjalan cepat menuju halaman. Ia pun masuk ke dalam mobil dan mulai mencari keberadaan sang istri. Hatinya sungguh cemas memikirkan wanita itu di mana.     

"Sayang, kau ada di mana sekarang. Ya Tuhan, tolonglah aku."     

Saga akan berusaha mencari sang istri di mana pun berada. Ia tak akan pulang sebelum berhasil menemukannya. Ia memohon pada Tuhan, agar istrinya dilindungi saat berada di mana saja.     

Pria itu terpaksa memacu kecepatan tinggi untuk meluapkan segala rasa kesal. Sampai sekarang, Saga tak tahu harus mencari ke mana lagi. Terakhir kali, Alisa memberitahunya ingin keluar sebentar dari rumah. Ingin menemui rumah sahabatnya.     

"Rumah sahabatnya? Hmm, di mana ya?"     

Sejak pertama kali Saga bertemu dengan Alisa, ia tak pernah tahu kehidupan sang istri begitu detail. Bahkan teman-teman Alisa pun, ia tak tahu. Apalagi rumah sahabat wanita itu.     

Ia merogoh ponsel dalam saku dan memarkirkan mobil di pinggir jalan sebentar. Kemudian, keluar dan mencoba bertanya-tanya dengan warga sekitar, apakah ada yang melihat Alisa di sekitaran ini.     

"Maaf Mbak, apakah ada melihat wanita ini?" tanya Saga sembari menampilkan foto Alisa di layar ponsel.     

"Maaf Mas, saya gak pernah melihat wanita ini."     

"Iya Mbak, terima kasih."     

Saga berlalu dari hadapannya dan mencoba bertanya lagi pada orang yang lain. Terus menerus seperti itu dan tak ada satu pun k yang mengenal sang istri. Maklum saja, karena Alisa memang sangat jarang keluar rumah, kecuali ia ajak jalan-jalan atau wanita itu ingin keluar sebentar. Itu pun harus diikuti oleh seorang anak buah.     

Pria itu tak kenal lelah mencari sang istri. Bertanya dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk menemukan Alisa. Sambil terus menyodorkan layar ponsel yang berisi foto Alisa pada orang lain. Namun, masih belum membuahkan hasil.     

Saga memijit kepala. Merasa pening sekaligus khawatir dengan sang istri yang sampai sekarang tak tahu keberadaannya.     

"Harus ke mana lagi aku mencarimu, sayang?" Saga kembali masuk ke mobil dan terus mencari Alisa di tempat lain.     

***     

Hampir malam hari, Saga terus melakukan pencariannya di luar untuk mencari sang istri. Sudah ke berbagai tempat ia jalani. Masih belum juga menemukan hasil. Saga tak merasa lapar atau pun haus, karena ia begitu memikirkan kondisi Alisa.     

"Ke mana lagi, aku harus mencari Alisa?"     

Ia sekarang sudah merasa sangat lelah. Begitu pulang dari kantor tadi, dirinya langsung mencari Alisa. Saga memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu dan akan melanjutkan pencariannya nanti.     

***     

Saga sampai di halaman rumah, tapi masih belum turun juga dari mobil. Ia merenung, memikirkan bagaimana nasib sang istri di luar sana. Hati dan pikirannya serba kacau. Badan pun rasanya remuk, tak berdaya lagi.     

Malam sudah larut. Pencarian pun Saga tunda dulu dan dilanjutkan besok pagi. Ia ingin istirahat sejenak, sambil menghilangkan rasa penat.     

Kemudian, ia pun turun dan melangkah keluar. Saga ingin menuju ke kamarnya untuk istirahat. Malam ini, ia tidur sendirian tanpa Alisa.     

"Di mana pun kau berada, semoga kau selalu baik-baik saja di sana sayang. Doaku selalu menyertaimu," ujar Saga sambil masuk ke dalam rumahnya.     

Kedatangannya disambut hangat oleh para pelayan. Salah seorang pelayan menghampirinya dan lantas bertanya.     

"Tuan, apakah kau ingin makan malam? Biar kami siapkan," tanyanya.     

"Bagaimana aku bisa makan dengan tenang? Sedangkan istriku di luar sana, belum tentu bisa makan!" ketus Saga. Pria itu dengan cepat menaiki anak tangga dan berlalu pergi.     

Ia tak bermaksud untuk berkata kasar pada para pelayannya. Namun, di saat-saat seperti ini, memang membuat mood-nya sedikit kacau. Hatinya gundah gulana memikirkan sang istri di sana.     

Setelah Saga sampai di kamar, ia langsung merebahkan diri di atas ranjang. Kemudian, dirinya menoleh ke samping kanan, tempat di mana Alisa selalu rebahan di sisinya. Ia mengusap-ngusap seprai itu, seolah-olah sedang membelai lembut Alisa.     

"Sayang, pulanglah ke rumah. Aku rindu dirimu. Harus ke mana lagi aku mencarimu?"     

Saga tak habis pikir dengan ini semua. Ia menerawang ke langit-langit kamarnya. Berusaha untuk berpikir, di mana lagi mencari keberadaan Alisa.     

"Sahabatnya? Di mana alamat sahabatnya itu?" Saga mencoba mengingat-ingat sahabat Alisa.     

"Ahh, atau jangan-jangan ...."     

Pria itu menjentikkan jari. Kemudian, pikirannya teringat dengan kejadian dulu, di mana Alisa sempat bersembunyi darinya ke rumah seorang wanita. Mungkin itu adalah sahabat sang istri.     

"Besok aku akan pergi ke sana untuk menemuinya." Saga masih ingat alamat wanita itu di mana.     

***     

Pagi hari sekali, Saga sudah bersiap untuk menemui sahabat Alisa itu. Ia berharap, semoga saja ada titik terang. Saga dengan cepat melangkah ke luar dan menuju ke mobil. Bersama dengan mobil sport kesayangannya ini, ia akan mencari Alisa.     

Semua anak buahnya sudah ia kerahkan untuk mencari sang istri. Saga pun tak bisa hanya berdiam diri saja di rumah, menunggu informasi dari para anak buah yang sedang mencari. Ia harus ikut turut tangan.     

Saga yakin, dalam waktu cepat ia bisa menemukan keberadaan Alisa. Tak perlu berlama-lama lagi, ia mulai memacu kecepatan mobilnya dan berlalu pergi dari rumah.     

"Aku akan menemui sahabatmu, Alisa."     

***     

Saga berhenti di sebuah kontrakan yang ukurannya cukup besar. Di sinilah tempat sahabat Alisa itu tinggal. Ia dengan cepat menemui wanita itu dan ingin bertanya sesuatu.     

Ia mengetuk pintu rumah itu berkali-kali, sampai muncullah seorang wanita di ambang pintu. Wanita itu cukup terkejut dengan kedatangannya.     

"Kau? Sahabatnya Alisa kan?" tanya Saga. Wanita itu mengangguk-angguk dan mengajaknya masuk ke dalam.     

"Ada keperluan apa ya?"     

"Alisa tidak pulang ke rumah. Dia diculik."     

"Astaga! Jadi, sampai sekarang Alisa masih belum juga ditemukan?" Mimik wajah Melati tiba-tiba berubah pucat. Ia khawatir dengan kondisi Alisa di luar sana.     

"Jadi, kau tau dia diculik?"     

"Iya, begini ceritanya ...." Melati menceritakan semuanya dari awal sampai akhir. Bahwa ia mendengar teriakan Alisa yang meminta tolong dan langsung ke luar dari kontrakan. Saat dirinya sudah berada di luar, Alisa langsung didorong untuk masuk ke dalam mobil.     

Setelah Melati menceritakan semuanya, Saga mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Terlihat frustrasi dan tak tahu di mana keberadaan Alisa.     

"Aku mohon padamu. Cepat temukan Alisa ya. Aku takut dengan keadaannya sekarang."     

"Aku pasti akan menemukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.