Selamat Datang Kembali Tuan!
Selamat Datang Kembali Tuan!
Bahkan Liga utara yang percaya kepada Tuhan itu juga memuji nama Yin Wushuang.
Ada banyak orang baru di dunia kultivasi, mereka semua diajarkan oleh kedua orang tua mereka untuk meniru Yin Wushuang dan berlatih dengan giat.
Selain cerita pengorbanan Yin Wushuang membuat mereka sangat terkejut, cerita percintaan antara Yin Wushuang dan Jun Shangxie yang tercatat dalam sejarah tidak resmi juga membuat banyak orang merasa terharu.
Anak perempuan yang pernah bertanya kepada neneknya apakah Yin Wushuang meninggal itu sudah tumbuh dewasa, ia bahkan kini sudah memiliki anak perempuan. Ia menggendong anak perempuannya dan menceritakan tentang kehebatan Yin Wushuang di bawah langit malam.
Anak perempuan itu menggelengkan kepalanya, ia mendengarkannya dengan penuh ketertarikan, seolah dirinya adalah Yin Wushuang dan ia larut di dalam cerita itu.
"Baiklah, itu adalah cerita orang suci penyelamat dunia. Beberapa hari lagi Nannan ulang tahun, Nannan mau apa? Obat Dan? Mantra? Atau harta karun?"
Perempuan itu menggelengkan kepalanya, lalu ia melihat ke arah ibunya dalam waktu yang cukup lama, setelah itu ia baru berkata, "Nannan tidak mau obat Dan untuk menyembuhkan luka, tidak mau mantra yang hebat ataupun harta karun yang hebat. Nannan mau penyelamat dunia yang bisa kembali memegang pedang phoenix, lalu membawa unsur 5 elemen dan memiliki makhluk magis kuno itu kembali muncul!"
Angin berhembus membawa butiran air, hujan deras turun di tengah malam musim panas.
Wanita itu menutup pintu dan jendela, lalu menyelimuti anak perempuannya dan setelah mengatakan beberapa hal ia pun beranjak pergi. Ia berdiri di depan pintu dan merasakan angin yang berhembus, di dalam kepalanya penuh dengan suara polos anak perempuannya itu.
Sebenarnya ia juga berharap, bahwa hidup Yin Wushuang memang belum berakhir.
Tiba-tiba petir menyambar dengan suara yang keras!
-
Semua orang tidak terlalu memikirkan petir yang terjadi di tengah hujan deras di musim panas ini.
Jika ada orang yang yang pergi melihat ke arah laut pengawas, maka mereka akan bisa melihat dengan jelas sebuah badai di atas pulau yang ada di tengah laut itu.
Petir dan angin berasal dari badai itu.
Daratan China begitu besar, aula penghormatan untuk Yin Wushuang ada sangat banyak, tapi hanya tempat itu yang disebut sebagai 'Tanah Suci'.
Karena tempat itu merupakan tempat terakhir Yin Wushuang terlihat dan menjadi tempat peristirahatan Yin Wushuang. Tidak ada orang yang berani datang ke sana dan mengganggu peristirahatan Yin Wushuang itu.
Karena itu di sana juga tidak ada orang yang berjaga. Dan karena hal itu juga, tidak ada orang yang melihat badai di sana.
Di tengah badai itu petir terus menyambar semakin kuat, ombak laut di sekitar pulau juga menjadi semakin tinggi. Jika ada yang mengingatnya, pasti mereka akan berpikir tentang kiamat.
Sebuah petir yang sangat besar dan kuat langsung menyambar bagian atas aula penghormatan, di mana pada bagian tengah aula itu terdapat patung orang suci penyelamat dunia.
Patung itu menggambarkan seorang perempuan yang masih muda, usianya sekitar 18 tahun dengan wajahnya yang cantik. Ia memiliki mata yang berbentuk seperti burung phoenix, terlihat tegas dan hidup.
Setelah tersambar petir, patung itu tiba-tiba mengeluarkan suara dan muncul retakan. Setelah itu retakan semakin lama semakin besar lalu debu-debu mulai beterbangan
Sebuah kekuatan spiritual yang kuat keluar dari sana, lalu terdengar suara keras dan muncul sebuah tangan yang memegang pedang keluar dari dalam patung itu.
Tangan itu terlihat kurus dan memiliki ujung jari yang bulat. Pedang phoenix berwarna emas itu menghancurkan mata berwarna ungu yang seperti batu permata.
Di dalam aula penghormatan, Suzaku, Xuan Wu, dan Qing Long berlutut. Sedangkan Yin Huo dan Yin Mu menggendong unsur tanah dan unsur emas juga berlutut di belakang ketiga makhluk magis itu, mereka berbaris dengan rapi.
Di luar aula penghormatan, suara angin dan petir yang menyambar menjadi semakin keras dan kekuatan spiritual juga menjadi semakin kuat.
Mereka menundukkan kepala mereka, kemudian dengan suara yang penuh hormat serta bahagia mereka berkata, "Selamat datang kembali Tuan!"
Setelah itu patung itu hancur dan dari debu-debu serta batu-batu mulai beterbangan, tiba-tiba muncul seseorang.
Setelah membersihkan debu di tubuhnya, perempuan cantik itu mengangkat pedang phoenix dan bibir merahnya tersenyum, "Sudah lama tidak bertemu."