Jodoh Tak Pernah Salah

51. PESTA SANGEET ( 6 )



51. PESTA SANGEET ( 6 )

Dila tak bisa menahan rasa cemburu yang tengah memuncak dan menyergap sanubarinya. Dila meradang melihat Bara menari bersama Tia. Tak rela pria itu dimiliki orang lain. Dila menghela napas berat. Sungguh tak mudah melihat ayah dari triplets menari dengan wanita lain.     

Fakta Bara sudah menikah dan punya anak satu mengusik pikiran Dila, ditambah dengan kegenitan Tia. Berani sekali wanita itu mengajak sang bos menari bersama.     

Bara sebenarnya tidak mau menari di atas panggung namun karena Tuan Irfan menariknya, terpaksa Bara naik ke atas panggung sebagai tanda hormat pada tuan rumah. Tia pun ikut ditarik oleh Tuhan Irfan sehingga ia menemani sang bos untuk menari bersama kedua mempelai.     

Daniel terpaksa gigit jari melihat Tia dan Bara menari bersama. Mata Daniel terganggu melihat keduanya tak canggung untuk berpegangan tangan. Daniel pun dilanda rasa cemburu. Meski ia atasan dan selalu jaga wibawa di depan Tia, namun hatinya tidak bisa bohong jika ia sudah jatuh cinta pada sang wanita.     

Dila memperhatikan Daniel yang juga cemburu. Tersenyum manis ketika mendapatkan ide untuk memisahkan Tia dan Bara yang sedang berdansa bersama. Iring-iringan lagu India memekakkan telinga. Anak-anak meminta main ke tempat lain. Mereka hanya mau bersama Dino bukan bersama Dila.     

Dila bernapas lega, anak-anak ingin bersama Dino. Setidaknya Dila memiliki kesempatan untuk mencuri Bara dari Tia.     

"Jaga anak-anak baik." Dila melambaikan tangan pada Dino.     

"Yakin enggak mau ikut?" Dino merasa aneh dengan sikap Dila. Tak biasanya Dila mau mengikuti pesta, padahal biasanya menolak.     

"Lagi pengen ikut acara sangeet No. Jadi ingat nikahan Hari jika kayak gini." Dila beralasan.     

"Baiklah kalau begitu. Anak-anak yuk kita pergi ke tempat lain." Ajak Dino pada keempat anaknya. Dino mengajak anak-anak ke wahana permainan anak-anak yang ada di resort. Suasana pesta tidak cocok untuk mereka.     

"Hati-hati Hanin, triple Abadi. Jangan nakal ya nak. Dila berpesan agar anak-anak tidak merepotkan Dino.     

Sementara itu Tia sudah mulai gelisah. Ia sudah tak nyaman menari dengan atasannya. Mereka sungkan untuk berhenti karena semuanya masih asik bergoyang ala Bollywood. Tia pikir setelah Dila melihatnya bersama Bara, perempuan itu segera naik ke atas panggung dan menggantikan posisinya.     

Setelah memastikan Dino dan anak-anak pergi jauh-jauh Dila mendekati Daniel yang sedang bermuram durja.     

"Mau menari bersama?" Dila sok kenal sok dekat dengan Daniel.     

Daniel mengerutkan kening tak percaya ada wanita cantik datang mendekatinya. Memicingkan mata merasa semua ini mimpi.     

"Aku tidak enak dengan Tuan Irfan." Dila tertawa renyah. Bukan karakter Dila seperti ini namun karena di bakar api cemburu membuatnya menggila.     

Bara dengan sejuta pesona dan magnetnya, menghipnotis wanita hingga bertekuk lutut. Jangankan sekarang, dulu saja ketika masih gay banyak wanita yang tergila-gila padanya.     

"Baiklah kalau begitu," jawab Daniel pasrah.     

Dila merasa senasib dengan Daniel sehingga mengajak pria itu ke panggung untuk memisahkan Tia dan Bara. Dila bisa melihat cinta Daniel pada Tia.     

Dengan gaya pongah dan meyakinkan Dila dan Daniel ikut dalam tarian grup. Dila menari dan berputar mengikuti musik India. Dalam satu kesempatan ia beradu punggung dengan Tia. Bersikap agresif Dila menghempaskan tubuhnya pada Tia sehingga sekretaris Bara itu kesakitan, bahkan tanpa sengaja kepala Tia berbenturan dengan dada bidang Daniel.     

Lirikan mata Dila pada Daniel membuat pria itu mengerti kenapa Dila mengajaknya menari bersama. Ternyata Dila ingin memisahkan Tia dan Bara yang menari sangat romantis.     

Dalam satu putaran cepat pasangan dansa berganti. Dila dengan Bara sementara Tia dengan Daniel. Tia menyunggingkan senyum kala Dila     

Maniak mata Bara menatap tajam Dila. Wanita di depannya seolah tak asing untuknya. Bara merangkul pinggang Dila dan kakinya mengikuti ritme kaki Dila. Melangkah ke kiri, melangkah ke kanan. Lalu mereka berputar. Dalam sati gerakan cepat Bara menggendong Dila seperti pasangan lainnya.     

Dila tak dapat membendung detak jantungnya. Rasanya ada gelombang dan riak disana. Jantungnya memompa lebih cepat. Dari detik ke detik debarannya semakin kencang.     

Setelah tiga tahun akhirnya Dila bisa melihat suaminya lagi. Mata Dila berkaca-kaca, tak berkedip menatap Bara. Rahangnya masih sama. Tegas, cambangnya semakin menambah daya pikat sang suami. Dila mengalungkan tangannya ke leher Bara. Kadang-kadang mencuri kesempatan untuk menghirup aroma tubuh Bara dengan rakus.     

Bara entah apa yang ada dalam pikirannya. Kenapa dia tidak bisa menolak wanita asing yang tengah ia gendong. Ini bukan seperti dirinya. Dia merasa tak pernah berjumpa dengan Dila, namun kenapa ia merasa kenal.     

"Siapa namamu?" Tanya Bara buka suara.     

"Call me Dila."     

"Aku seperti mengenalmu tapi dimana?" Bara mencoba berpikir. Lagi-lagi sakit kepala yang ia rasakan. Merada dejavu dengan keadaan ini.     

"Tentu saja kamu mengenal aku Bar," ucap Dila berbisik.     

Bara tak mendengar ucapannya. Bara sibuk berkutat dengan pikirannya. Dila pun begitu.     

"Bar apa yang membuat kamu hilang ingatan? Aku bingung Bar harus bagaimana menyikapinya. Agresif seperti ini bukan sifatku," cebik Dila dalam hati.     

Mereka terus menari bersama. Pandangan mata mereka seolah tak bisa lepas. Dila mencari jawaban dari mata Bara.     

Bara menurunkan Dila dari gendongannya. Mereka masih berpegangan tangan. Musik semakin syahdu. Lagu beat berganti dengan lagu mellow. Mendukung sekali bagi pasangan untuk saling mengungkapkan perasaan.     

Bara berusaha mengingat siapa Dila dari sorot matanya.     

Perempuan ini sudah tak asing bagiku. Aku nyaman berada disampingnya. Tuhan kenapa aku tidak ingat apa-apa? Batin Bara berbisik.     

Bar, kamu pengen banyak anak bukan? Program bayi tabung kita berhasil Bar. Kamu sudah punya tiga anak. Apa kamu ingat?     

Bara berusaha memberikan senyum terbaiknya, meski Dila asing baginya. Rasa nyaman menyerap sanubarinya. Entah kenapa Bara ingin menghentikan waktu dan ingin terus berdansa dengan Dila sampai ujung waktu.     

Aku tak kenal wanita ini, namun kenapa aku ingin menghabiskan waktu dengannya? Tatapan matanya begitu teduh. Suaranya seperti tak asing lagi di indera pendengaranku. Tuhan ada apa ini? Apakah ini salah satu takdir yang telah Engkau suratkan untukku? Bara kembali berbisik di dalam kalbu.     

Musik kembali energik. Kedua mempelai menggandeng tangan mereka. Mempelai wanita menggenggam tangan Dila lalu mengajaknya berputar seperti adegan dalam film India. Mereka berputar menikmati alunan musik. Dila ikut bergembira atas kebahagiaan mempelai wanita. Mempelai wanita sangat cantik dalam balutan baju pengantin India berwarna maroon. Pakaian pengantin India sangat identik dengan warna maroon. Kulit mempelai wanita sangat eksotis. Kesan glamor terlihat dari baju mempelai wanita. Penata rias sangat pintar memadu padankan baju, aksesoris dan make up.     

Dila tak bisa berkedip melihat sang pengantin begitu cantik.     

Deg.….. jantung Bara berdebar kala memandangi wajah cantik Dila. Dia merasakan jatuh cinta.     

*****     

Dear para readers kesayangan. Aku pernah bertanya akan menamatkan cerita ini di bab 600. Ada yang DM aku di akun @vivibarbara1708. Tidak terima cerita ini ditamatkan karena enggak move on dari Bara dan Dila. Maafkan saya bukannya tak mau mendengarkan para readers cuma dalam penulisan karya ini saya sangat emosional. Dua bulan ini Desember dan Januari bulan terberat dalam hidup saya.     

Saya tak mau drama sebenarnya. Menceritakan apa yang terjadi pada hidup saya. Tapi saya selalu mendapat komentar miring.     

Kok up dikit amat? Banyakin up dong thor biar kami enggak penasaran. Masalah menamatkan cerita saya ambil sebagai jalan tengah agar kalian tidak penasaran.     

Ketika karya ini saya buat mama saya tahu dan semangati saya buat nulis. Seiring berjalannya waktu mama saya meninggal 8 Januari lalu 2021. Setiap menulis kisah Bara dan Dila saya selalu teringat mama. Sebenarnya saya masih berduka, tapi tetap menulis sebagai tanggung jawab moral kepada readers. Saya tahu kalian membayar untuk membaca novel ini, karena itu meski sedang berduka tetap menulis meski cuma satu bab dan tetap di protes. Serba salah jadinya.     

Terima kasih bagi kalian yang masih setia membaca cerita ini dan selamat bertemu di karya saya yang lain nantinya. Saya akan kebut novel ini tamat di bulan Februari nanti. Nanti saya akan membuat grup pembaca WhatsApp. Kita bisa bertukar pikiran dan informasi, kenapa saya ga update dll akan saya informasikan di grup. Informasi grup WA akan saya umumkan di Instagram @vivibarbara1708. Silakan follow bagi yang belum follow.     

Love You All     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.