Jodoh Tak Pernah Salah

50. PESTA SANGEET ( 5 )



50. PESTA SANGEET ( 5 )

Tia tampak berpikir sesaat namun kemudian mengendikkan pundak, merasa Dila tidak akan memberikan jawaban Kenapa dia ingin tahu penyebab Bara hilang ingatan.     

Tia tersenyum penuh misteri lalu melangkahkan kaki meninggalkan Dila di gazebo. Tubuhnya tak sabar untuk bernyanyi dan menari. Tia tidak akan terburu-buru, akan menunggu jawaban Dila dengan sabar. Jika pada akhirnya Dila jujur Tia akan mengatakan yang sebenarnya. Tia masih ingat dengan baik pesan Rere dan bagaimana rencana mereka akan dijalankan.     

Bagaimana pun buat Dila semakin penasaran dengan Bara. Apa yang terjadi dengan Bara tiga tahun belakangan ini. Umpan telah dimakan, menunggu umpan habis lalu Dila terjerat kail. Mau tidak mau Dila akan bicara jika kail telah menjeratnya.     

"Tunggu Tia," pekik Dila mencegah kepergian Tia.     

Tia berhenti, tersenyum manis rencana berhasil. Tia berbalik namun dengan wajah datar dan dingin. Tak ada senyuman lagi, wajah sok serius dan menyebalkan.     

Dila tak kuasa menahan gejolak di hatinya. Bara sangat penting untukku. Bukan hanya penting namun sangat berarti dalam hidupnya.     

"Baiklah jika syarat kamu ingin cerita jika aku mengakui siapa aku sebenarnya." Pertahanan Dila runtuh.     

Tia hanya menatap dingin, masih berwajah datar yang membuat orang kesal. Berusaha tenang dan tak tergesa-gesa. Terbiasa bergaul dengan Bara, Tia jadi pintar berakting menjadi orang kaku dan dingin. Bahkan kalo kesal dengan sang bos Tia suka menirukan gaya Bara dengan baik.     

"Silakan kak." Tia mempersilahkan Dila untuk bicara.     

"Aku adalah istrinya Bara."     

"Hahahahahaha." Tia tertawa cekikikan seraya menutup mulutnya yang melongo.     

"Kakak jangan bercanda ah. Terlalu banyak orang yang mengaku-ngaku sebagi istri Pak Bara. Aku enggak semudah itu percaya kak. Asal kakak tahu Pak Bara itu CEO terkenal dan kaya. Banyak cewek yang mau mendekati Bapak dan ngaku-ngaku. Ibarat kata Pak Bara itu sama kayak Lee Min Ho. Wanita diluaran sana banyak mengakui Pak Bara suami online mereka. Apa kakak salah satunya?" Tia mempermainkan perasaan Dila. Ingin tahu lebih dalam bagaimana perasaan cinta untuk Bara.     

"Jangan mempermainkan aku Tia." Dila mendelik tajam dan mencengkram lengan Tia. Dila benci dipermainkan.     

Tia kelabakan Dila tahu jika dipermainkan. Bukan Tia namanya jika tak jago akting. Seorang fangirl sejati pintar bersandiwara. Percuma saja rajin nonton Korea namun tak bisa mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Tia hanya tersenyum misterius, membuat Dila semakin dongkol.     

"Jangan permainkan aku Tia. Aku tahu kamu telah memberikan aku umpan. Puas kamu setelah aku makan umpan kamu pergi begitu saja." Geram Dila mengepalkan tangan. Tia berhasil memporak-porandakan hatinya.     

Bara penting baginya dan ingin memastikan suaminya baik-baik saja. Hanya itu yang ingin Dila tahu, tak lebih. Dia pun sudah tak punya harapan kembali pada Bara. Pria itu sudah punya anak satu, berarti Bara sudah menikah lagi.     

Tia berusaha tenang menanggapi Dila yang emosional. Untung saja Tia bisa mengelola emosi dengan baik sehingga bisa menguasai keadaan.     

"Mana mungkin aku mempermainkan kakak. Lancang sekali anak kecil ini." Tia menunjuk dirinya sendiri. Menganggap diri sendiri anak kecil karena Tia tahu dia lebih muda dari Dila.     

"Lantas apa tadi yang kamu bicarakan?" Dila menghela napas berat. Memandangi lautan lepas. Angin sepoi-sepoi menerbangkan selendang Dila. Ia menahan selendangnya agar tak lepas dari lehernya. Laut mengingatkannya dengan Bara ketika mereka honeymoon di Kandui Resort. Dila meremas jemari kala mengingat kenangannya bersama Bara. Meski saat itu Bara masih gay, tapi ada kenangan tersendiri untuknya. Bara peduli padanya, buktinya ia memberi Egi hukuman karena telah berusaha membunuhnya saat berenang di laut.     

Dila masih menunggu jawaban dari Tia. Semakin gusar dan tak sabar.     

Hening.…     

Tak ada yang bicara. Mereka saling membeku dan menatap satu sama lain. Ada harapan dari mata Dila jika Tia segera memberi tahu. Mengaduk-aduk perasaan orang lain memang keahlian Tia.     

"Sampai kapan kamu diam? Aku sudah mengaku jika aku istri Bara dulunya," ucap Dila dengan bibir gemetar. Tak bisa lagi membendung emosi dan rasa ingin tahu. Apa yang terjadi dengan Bara?     

"Kadang kita tidak bisa mempercayai seseorang dalam pertemuan pertama kak. Aku dan kak Dila baru saling kenal. Mungkin butuh waktu agar aku bicarakan semuanya. Sabarlah kak. Empat hari ke depan kita masih bertemu." Tia menepuk pundak Dila dan meninggalkannya begitu saja.     

Setelah menjauh dari Dila, Tia melonjak kesenangan. Ulahnya berhasil membangkitkan rasa ingin tahu Dila. Jika cerita sekarang enggak bakal seru. Biarkan saja Dila berkutat dengan pikiran dan dugaannya. Semakin Dila penasaran maka akan semakin baik. Setidaknya Dila akan sedikit agresif mendekati Bara, itulah isi pikiran Tia dan Rere.     

Dila merenung sendirian pasca ditinggal dan dibuat penasaran Tia. Dadanya bergemuruh dan bergejolak. Ada perperangan batin di dalam sana. Menatapnya bintang-bintang di langit. Dila tahu jika Tia sedang mempermainkannya. Dila menaruh kecurigaan pada Tia jika sang gadis punya maksud terselubung.     

Dila bukannya bodoh tak tahu arah tujuan Tia, namun ia tetap saja ingin tahu dan peduli. Bagaimana pun Bara penting dalam hidupnya. Semua hal tentang Bara penting untuknya. Dila ingin tahu tragedi apa yang menyebabkan suaminya itu hilang ingatan.     

"Apa Bara kecelakaan mobil lalu kepalanya terbentur? Makanya hilang ingatan?" Dila bicara sendiri dan berspekulasi.     

"Kok aku jadi melantur sih. Itu malah kayak sinetron ikan terbang." Dila memukul udara kosong. Kesal merasuk dalam sanubarinya ketika merasa dipermainkan.     

"Keliatan banget sekretaris Bara anak didik Dian. Sama menyebalkan seperti Dian dan sifatnya hampir sama. Bisa memprovokasi orang lain. Kenapa Bara ganti sekretaris ya? Dian kemana?"     

Dila mengambil smartphone dari kantong celana. Dila membuka media sosial mencari tahu berita tentang Bara. Tak ada berita kecelakaan. Yang tertinggal informasi tentang Bara di pencarian google adalah pengangkatannya sebagai anggota dewan dan suksesnya dalam dunia bisnis.     

"Kenapa ga ada sedikit pun berita soal kecelakaan Bara atau pernikahannya? Apakah beritanya sudah dihapus di mesin pencarian google? Kalo aku sih yakin jika Dian yang melakukannya. Aku ga bisa diginiin." Dila menggeram kesal. Pergi dari gazebo menuju tempat acara. Sudah terlalu lama meninggalkan anak-anak.     

Suara musik India mengalun keras. Dari panggung terlihat keluarga mempelai perempuan dan pria saling adu goyangan. Istilahnya battle dance. Dila tak sabar untuk menari, namun sadar membawa anak-anak.     

"Darimana saja?" Tanya Dino ketika Dila kembali.     

"Dari kamar mandi. Hanin enggak bilang ya?"     

"Sudah. Tapi heran aja kenapa kamu lama."     

"Maklum cewek kalo dandan lama."     

"Mau tebar pesona sama siapa?" sarkas Dino menatap tajam.     

"Bisa ga mukanya biasa aja No?" Dila berkacak pinggang seraya mencubit kedua pipi Dino.     

"Emang kayak gini cetakannya. Bukannya kamu tahu dari dulu?"     

"Cuma kamu enggak sekaku ini No." Mata Dila tak berkedip melihat Tia dan Bara menari di atas panggung. Ada rasa cemburu menderanya. Tak rela melihat Bara bersama wanita lain.     

Dasar sekretaris ganjen! Maki Dila dalam kalbu.     

Sementara itu dari atas panggung Tia menyunggingkan senyum melihat kecemburuan di mata Dila.     

*****     

Maaf ya telat up. Maklum aku sibuk banget akhir bulan dan awal bulan. Ini nulis nyambi kerja. Derita pegawai bank ya gini. Akhir bulan dan awal bulan dikejar deadline.     

Kalo sempat akan aku up satu lagi malam. Sekali lagi maaf ya. Jangan lupa baca ceritaku yang lain. Doctor Couple: Pernikahan Sang Dokter Cinta.     

Padang, 30 November 2020.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.