Jodoh Tak Pernah Salah

36. PENJARA CINTA



36. PENJARA CINTA

Dila meringis bercermin di depan meja rias. Ia tak bisa tidur memikirkan Bara. Penglihatannya tak salah. Ia melihat pria itu menyeberang jalan. Pria itu ada di KL. Satu pertanyaan Dila kenapa Bara ada di negara ini? Mungkinkah urusan bisnis? Dila memejamkan mata berusaha mengingat peristiwa tadi. Meski hanya melihat Bara sebentar namun cukup melegakannya. Bara baik-baik saja dan sehat. Dila tak bisa membiarkan pria yang ia cintai berada di penjara seumur hidup.     

Dila tak mudah melewati waktu selama tiga tahun ini. Waktu berjalan begitu cepat. Saat hamil triplets berharap Bara menemukannya di negara ini. Mereka bisa kembali bersama tanpa sepengetahuan keluarganya. Hari ini Dila ingin menghentikan waktu agar bisa lebih lama menatap Bara. Dadanya terasa sesak ketika keinginan bersama Bara masih ada. Rindu yang ia rasakan kian menyiksa ketika melihat pria itu. Ingin berlari dan merengkuh Bara namun semua tidak mungkin. Ada Dino dan anak-anak. Butuh waktu untuk menjelaskan siapa Bara pada anak-anak. Tak mudah untuk dilakukan karena yang anak-anak tahu Dino adalah ayah mereka.     

Dila sangat merindukan Bara dengan segala kekurangan dan kelebihan pria itu. Tak layakkah ia bahagia setelah melewati cobaan yang sangat berat ini? Selama tinggal di KL Dila bekerja sebagai konsultan perbankan. Memberikan pelatihan untuk pegawai perbankan. Profesi Dila sekarang sama seperti profesi Egi.     

Dila menangis mengingat segalanya. Bagaimana Defri dan Iqbal memaksanya berpisah dengan Bara. Luka hatinya belum sembuh hingga sekarang. Dila belum bisa menerima kenyataan jika pernikahannya hancur. Dila tahu jika hati yang terluka tak akan ada obat yang bisa menyembuhkannya. Yang bisa menyembuhkan itu adalah diri sendiri. Memaafkan dan melupakan adalah obat terbaik untuk mengobati luka di hatinya.     

Wanita itu sudah berusaha melupakan dan memaafkan Defri dan Iqbal meski rasa itu kembali muncul. Mengucapkan kalimat memaafkan dan melupakan memang sangat indah dan enak di dengar, tapi percayalah sungguh tidak mudah melakukannya. Butuh tingkat keikhlasan hati untuk dapat memaafkan, sahabat atau keluarga kita. Memaafkan sudah begitu sulit,apalagi melupakan. Namun, inilah satu satu jalan agar jiwa kita terlepas dari belenggu kebencian dan dapat menikmati hidup dengan damai. Dila paham konsep itu namun hatinya masih sakit.     

Selama tiga tahun ini Dila menolak komunikasi dengan keluarganya karena terlanjur sakit hati. Tak memberikan kesempatan Defri atau Iqbal untuk menerima mereka. Dila hanya berkomunikasi dengan Lusi karena hanya sang bunda yang mendukungnya selama ini. Lusi pernah ingin tinggal bersama di KL namun Dila melarangnya karena Defri membutuhkannya.     

Notifikasi video call memekakkan telinga. Dila mengambil smartphone lalu mengangkatnya. Berusaha menghapus air matanya.     

"Assalamualaikum bunda." Dila melambaikan tangan ke kamera. Bahagia melihat senyum Lusi.     

"Walaikumsalam Dila. Bagaimana kabarnya nak? Mana cucu-cucu bunda?"     

"Mereka sedang bermain di taman bunda."     

"Kamu habis menangis Dila?" Lusi curiga melihat mata bengkak Dila.     

"Tidak bunda." Dila berusaha berbohong namun Lusi dapat menangkap kebohongannya.     

"Jangan bohong Dil. Bunda bisa melihat kamu abis menangis. Ada apa?" Lusi ikut sendu melihat duka di wajah Dila.     

Lusi sangat kasihan pada Dila. Takdir seolah tak berpihak pada anak bungsunya itu. Pedihnya nasib Dila hamil dan melahirkan tanpa didampingi suaminya. Berusaha tegar padahal ia paling tersakiti disini. Harga diri Defri dan Iqbal telah menghancurkan pernikahan Bara dan Dila.     

"Ternyata bunda tidak bisa dibohongi," kekeh Dila diiringi gelak tawa.     

"Ceritalah nak. Apa yang sedang terjadi?" Lusi membujuk Dila untuk bicara.     

"Aku melihat Bara ada di KL bunda," ucap Dila pelan namun cukup membuat Lusi melongo.     

"Apa kamu ketemu Bara?"     

"Bukan ketemu bunda tapi melihat."     

"Apa bedanya Dila? Sama aja menurut bunda."     

"Ketemu kami sempat bicara. Kalo melihat ya hanya sekedar itu. Aku melihat dia menyeberang jalan ketika menjemput Dino dari bandara."     

"Ada harapan kalian untuk kembali."     

"Tak semudah itu bunda."     

"Kenapa? Bagaimana dengan triplets? Mereka sudah menganggap Dino ayah mereka sejak lahir. Kasih sayang Dino terlanjur tercurahkan untuk mereka. Belum tentu Bara ingin kembali padaku. Bisa jadi dia sudah menikah dan punya anak. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar bunda. Aku yang salah telah meninggalkannya. Dada ini sesak, menahan rindu yang terus menyiksa batinku."     

"Apa kamu masih mencintai Bara?"     

"Tentu saja aku masih mencintai dia."     

"Apakah kamu sudah memaafkan ayah dan uda?"     

"Aku sudah berusaha memaafkan dan melupakan perlakuan mereka padaku bunda, tapi tetap saja sakit." Dila memukul dadanya. Kian hari rasa itu kian menyiksa. Keinginan bersama Bara sangat besar namun pria itu tak bisa digenggamnya.     

"Dari setiap kejadian sebenarnya kita dapat memetik hikmahnya, walaupun teramat menyakiti. Bersyukurlah kita sudah merasakan sakitnya hati, dikhianati orang yang kita sayangi. Hal ini akan menjadi alarm bagi diri kita, agar jangan pernah melakukannya kepada orang lain. Dapat dijadikan refleksi diri karena pada umumnya kita merasa diri kita adalah orang baik-baik. Bahkan tidak jarang, orang merasa dirinya sosok orang sholeh. Sehingga memberi petuah sana sini yang ternyata melukai hati banyak orang. Karena apa yang kita anggap baik bagi diri kita, belum tentu dirasakan baik juga bagi orang lain. Tidak jarang, kita merasa telah berbuat baik, yakni menasihati orang lain tapi tanpa disadarai sesungguhnya, kita malahan melukai hati orang. Untuk itu diperlukan kerendahan hati, bahwa di dunia ini sesungguhnya tidak ada orang yang sholeh secara hakiki."     

"Bunda benar. Cuma tetap saja mengganjal di hatiku. Bagaimana kabar uni Naura? Kenapa nomornya tidak aktif lagi bunda. Aku melupakan uni karena sibuk dengan masalahku."     

Wajah Lusi pias, tak tahu mau menjawab apa. Selama ini ia tak pernah bercerita pada Dila jika Naura, Ria dan Iqbal telah bercerai tiga tahun yang lalu. Tidak butuh waktu lama Iqbal mendapatkan karma karena telah memisahkan Dila dan Bara.     

"Kenapa bunda diam saja? Apa yang sebenarnya terjadi?"     

Lusi gugup dan masih bingung mau bicara darimana.     

"Kenapa bunda? Adakah yang bunda sembunyikan dariku?"     

"Se-sebenarnya." Lusi masih enggan bicara tak mau membebani Dila.     

"Sebenarnya apa bunda?" Dila mendesak Lusi bicara.     

"Iqbal dan Naura telah bercerai tiga tahun yang lalu. Ria pun juga sudah bercerai dengan Iqbal."     

"Apa?" Dila tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya. "Kenapa bisa bercerai bunda? Sebenarnya apa yang terjadi?"     

"Iqbal melakukan KDRT pada Naura sehingga dia meminta cerai."     

"Aku tak menyangka uda segila itu bunda. Kenapa dia melakukannya. Jika lelaki sudah main tangan tak akan ada wanita yang mau bertahan."     

"Tangan Tuhan cepat bekerja Dila. Tuhan mendengarkan doa kamu dan dia ditinggalkan kedua istrinya. Bahkan bunda juga dengar jika Ria sudah menikah lagi."     

"Aku tak serius mengatakannnya waktu itu bunda, Aku hanya emosi." Dila mengusap pelipisnya. Tak menyangka ucapannya waktu itu bakal jadi kenyataan.     

"Setidaknya Iqbal merasakan pedih seperti yang kamu rasakan. Apa rencana kamu setelah ini Dila? Jika Bara kembali padamu?"     

"Aku tidak tahu bunda. Tak berani berharap Bara menerimaku lagi."     

Ketika Dila menoleh ia kaget melihat Dino di depan pintu. Jangan-jangan Dino mendengarkan percakapannya dengan Lusi.     

*****     

Maaf ya para pembaca setia JTPS. Novel ini sudah tidak update sejak tanggal 3 Desember 2020. Maaf sudah seminggu berlalu baru bisa update. Terima kasih kalian masih setia menunggu cerita ini. Mungkin aku akan bercerita kenapa aku bisa ga update dalam waktu seminggu ini. Hari kamis tanggal 3 aku habis sholat subuh jatuh di kamar mandi dengan posisi duduk dan bunyi krekkkkk… Itu pinggang aku sakit sekali ketika jatuh dan tubuh memar semua karena menahan kepala agar tidak terbentur.     

Aku berusaha bangun dari kamar mandi meski pinggang encok. Aku minta olesin minyak pijit sama suami biar sakitnya ilang. Suami mijitin biar enggak sakit lagi. Hari kamis itu aku emang gak masuk kantor karena sudah ijin sebelumnya. Anakku yang paling besar sakit diare dan demam sejak hari Minggu. Aku mau fokus rawat anak yang lagi sakit. Aku juga minta pijit sama tukang pijit langganan aku biar badan lebih enakan. Ternyata sore sakitnya semakin menjadi dan makin sakit. Tubuh aku ngilu dan nyeri, tiba-tiba demam, menggigil. Mendadak aku diare. Sekali lima menit harus ke kamar mandi dan yang dikeluarin itu cuma air. Mendadak pinggang ke bawah enggak bisa digerakin dan kaku. Buat jalan aja aku harus dibantu suami ke kamar mandi. Kondisi aku semakin enggak memungkinkan. Nangis tiap mau jalan. Akhirnya suami ambil keputusan buat bawa ke UGD.     

Duh perjuangan buat ke UGD luar biasa. Masa pandemi banyak banget aturannya. Aku dan suami sabar aja. Ampe kami dapat giliran di periksa. Dokter umum periksa aku dan tanyakan keluhan. Aku jawab apa yang aku rasakan. Terus aku disuruh rontgen buat liat ada tulang yang retak atau apa ketika jatuh tadi. Aku ikuti prosedurnya dan hasilnya langsung keluar. Dokter membacakan, tulang ekor aku enggak retak atau apa, cuma ada syaraf terjepit akibat jatuh, tulang belakang aku mengalami cedera sehingga aku mengalami cedera punggung dan merasakan nyeri, sakit dan ngilu yang luar biasa. Dokter suruh rawat karena aku mengalami diare sekali lima menit, takut mereka aku mengalami infeksi usus akibat jatuh. Terpaksa aku harus dirawat dengan perasaaan emosional. Aku enggak mau dirawat karena anak-anak bakal rewel. Anakku ada dua orang. Satu umurnya 2,5 tahun, satu lagi umurnya 5 bulan dan ASI pula. Drama pun dimulai karena aku dirawat. Kedua anakku rewel karena bundanya enggak ada dirumah. Aku minta pulang lebih cepat karena anak-anak enggak bisa lagi jauh dari bundanya. Seninnya aku pulang paksa dari rumah sakit meski kondisiku belum fit banget.     

Sekarang aku masih dalam masa pemulihan. Aku belum bisa update banyak seperti author lainnya. Mungkin pembaca JTPS yang lama tahu betapa leletnya novel ini aku update dulunya. Baru kencang ketika pertengahan tahun ini. Biar kalian enggak nodong aku update banyak aku harus ceritakan kondisi aku yang sebenarnya. Aku ibu dua orang anak dan seorang pegawai bank. Aku kerja dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Buat update dari kantor aku itu curi-curi waktu istirahat. Kalo frontliner bank enggak boleh pegang hp. Aku nulis full ketika udah dirumah dan anak-anak sudah tidur. Sambil menyusui yang kecil kadang aku ngetik novel ini. Curi-curi waktu pokoknya. Makanya dengan waktu yang terbatas novel aku yang satunya lagi Doctor Couple : Pernikahan Sang Dokter Cinta updatenya lelet sangat.     

Dari bulan November kerjaan aku udah numpuk buat kejar target akhir tahun. Sampai ahir tahun ritme kerja tinggi dan banyak kerjaan. Biasanya pulang jam 5 sore molor sampai jam 8 malam. Sampai rumah aku mandi, makan, momong anak, siapin makanan suami dan baru tidur jam 12 malam, anak-anak mau main dulu karena bundanya pulang malam. Aku bikin jadwal buat nulis jam 4 pagi. Makanya aku bisa update pagi beberapa minggu belakangan ini. Jadi nulis itu benar-benar atur waktu dengan baik antara kerjaan, urus anak dan suami. Yang punya anak masih kecil-kecil pasti tahulah drama aku ngurus anak yang masih 2,5 tahun dan 5 bulan. Inilah dibalik layar perjuanganku menulis kisah Bara dan Dila.     

Menulis adalah hobiku, makanya meski sibuk aku usahakan terus menulis. Aku enggak menyangka jika JTPS sangat dicintai pembaca karena genre sendiri awalnya LGBT. Tapi aku terharu dengan kalian yang mengapresiasi aku dengan begitu tinggi dengan membaca cerita ini menggunakan koin, membeli hak istimewa dari tier rendah sampai tier tinggi. Semoga rejeki kalian dimudahkan dan dilancarkan. Maaf aku belum bisa jadi penulis full time karena kerjaan utama aku sebagai pegawai bank. Jujur saja aku ingin menjadi penulis full time agar bisa update lebih banyak untuk kalian. Dukung dan support aku dengan membaca cerita ini dengan menggunakan koin agar penghasilan menulisku bisa lebih besar dari penghasilan utama. Aku akan membalas kalian dengan memberikan cerita yang lebih bagus dan update yang lebih banyak. Mungkin bagi kalian 2 koin itu per bab tidak seberapa, tapi bagi aku sangat berarti.     

Sekian dari aku semoga kalian mengerti kenapa aku updatenya ga nentu. Semoga kita semua diberi kesehatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.