Jodoh Tak Pernah Salah

Part 404 ~ Harapan Zico



Part 404 ~ Harapan Zico

"Jadi itu perempuan yang bernama Dian yang videonya viral sama Aa?" Naima memanggil Fatih Aa setelah resmi menjadi istri. Mereka duduk di atas pelaminan menyaksikan para tamu undangan bersantap.     

Awalnya mereka ingin mengadakan pernikahan dengan memisahkan tamu perempuan dan tamu laki-laki, tapi karena janggal dan tak pernah dilakukan disini, maka mereka mengadakan pesta pernikahan seperti biasanya.     

Fatih juga akan melakukan resepsi kedua di Jawa Timur mengikuti adat dari kampung halaman istrinya.     

"Iya, itu Dian. Sebenarnya dia itu adalah salah satu klienku. Aku membantu dia sembuh dari depresi dan traumanya."     

"Trauma?" Naima seolah tak percaya.     

"Ya Dian mengalami trauma dan depresi. Kamu lihat Dian! Coba perkirakan berapa usia dia? Coba lihat Alvin, perkirakan berapa usia anak itu. Jika kamu bisa menebaknya berarti kamu akan tahu trauma apa yang menimpa Dian."     

Naima memandang Dian dan Alvin dengan lekat. Menebak berapa usia Dian dan Alvin. Menurut perkiraan Naima usia Dian masih sekitar 30 tahun atau 33 tahun. Alvin sekitar 15 atau 16 tahun. Kening Naima berlipat tiga setelah menganalisis Dian dan Alvin.     

"Bagaimana?" Fatih tersenyum seolah menantang istrinya.     

"Jika kamu bisa menebak, aku akan memberikan kamu hadiah apapun yang kamu inginkan. Asal jangan minta bintang di langit aja," kata Fatih bergurau pada istrinya.     

"Apakah Dian menikah muda dengan ayahnya Alvin?" Naima bertanya tapi tak dijawab oleh Fatih karena pria itu ingin istrinya menebak dengan benar.     

"Menurut kacamataku, Dian masih berusia 33 tahun dan Alvin berusaha 15 tahun. Jika mereka ibu dan anda berarti perbedaan usia di antara mereka 18 tahun. Dian menikah dengan papanya Alvin di usia muda, mungkin tamat SMA langsung nikah. Karena menikah muda Dian merasa masa mudanya terampas begitu saja, sehingga dia mengalami depresi dan juga trauma. Apakah Aku benar suamiku?" Naima mengedipkan mata pada Fatih.     

"Hampir benar."     

"Kok gitu sih Aa?" Naima merajuk. Ketika Naima seperti itu Fatih malah suka melihatnya.     

"Sebenarnya...." Fatih mulai cerita kisah Dian dan Zico dari awal. Naima terharu sekaligus kagum dengan Dian.     

"Hebat sekali Dian. Jika aku di posisi dia, aku belum tentu bisa survive dan move on kayak Dian. The Real wanita hebat dan tangguh," puji Naima kagum.     

"Aku sempat mikir kalo dia calon istri Aa."     

"Lalu kamu cemburu."     

"Begitulah." Naima tak malu mengakui perasaannya.     

*****     

"Alvin yang papi dan mami bahas adalah masalah orang dewasa. Jadi kami tidak mengajak kamu ngobrol. Ada hal yang bisa kami bagi dengan kamu. Ada hal yang tidak bisa kami bagi dengan kamu. Karena kamu masih remaja dan belum selayaknya kami bagi masalah itu." Zico memberi pengertian pada saat anak.     

"Baiklah," balas Alvin mengalah.     

Dian mengambil posisi duduk di sebelah Zico agar lebih dekat dan lebih nyaman untuk bicara. Pembicaraan mereka sangat serius sehingga Alvin tidak boleh mendengarnya.     

"Dimana Bara? Kenapa gue tidak melihat dia semenjak kasus video anggota DPRD viral? Sebenarnya siapa dalang dibaliknya sehingga video itu viral di media sosial?"     

"Bara beberapa hari ini kondisinya drop. Kami dalangnya penyebaran video itu."     

"Jangan bilang karena berita Bara mantan gay mencuat di media sosial?" Tebak Zico menatap nyalang pada Dian.     

"Begitulah. Berita itu telah hilang di internet dan tidak bisa diakses lagi. Cuma masalahnya keluarga Dila udah baca berita itu sebelumnya. Nah lo tahu gimana mertuanya Bara. Orang yang sangat menjunjung harga diri dan nama baik. Dia nggak mau nama baiknya tercoreng karena menantunya mantan gay. Gilanya om Defri, beliau mau misahin Dila dan Bara. Dia bahkan meminta Bara tanda tangan surat cerai." Dian sangat nyaman cerita dengan Zico. Ternyata ayah biologis dari anaknya bisa jadi teman yang baik.     

"Gila. Tega banget Pak Defri lakukan itu sama anaknya. Bara dan Dila saling cinta. Lagian misahin suami istri dosa besar. Zalim banget Pak Defri jika lakuin itu sama mereka."     

"Makanya mereka nggak datang sekarang. Setelah selesai transfer embrio mereka bakal kabur."     

"Gue dukung mereka buat kabur. Bukannya dulu mereka yang maksa Dila dan Bara buat nikah. Sekarang kalau mereka udah saling cinta, seenaknya di pisahin. Enggak gitu juga kali. Mereka punya hati. Lagian kalau Dila udah nikah. Bara yang bertanggung jawabnya atas hidup Dila. Orang tua tak bisa ikut campur dalam rumah tangga mereka. Gay hanya masa lalu Bara. Sekarang dia sudah normal."     

"Sepemikiran lo sama gue. Tapi gue khawatir sama Bara."     

"Khawatir kenapa?"     

"Enggak tahu aja. Gue merasa sesuatu buruk menimpa Bara."     

"Lo terlalu khawatir sama Bara."     

"Bara udah seperti kakak gue sendiri."     

Ada kelegaan di hati Zico ketika Dian mengatakan 'Bara udah seperti kakak gue sendiri'. Zico merasa mendapatkan angin untuk mendapatkan cinta Dian. Salahkah jika dia ingin mempersunting ibu dari anaknya? Toh dengan menikahi Dian akan membuat Alvin bahagia. Mami dan papinya bersatu.     

"Perasaan enggak enak gimana sama Bara?"     

"Gue merasa ada orang yang akan balas dendam sama Bara karena telah memviralkan video mereka. Cuma gue enggak tahu itu siapa Zi?"     

"Semoga aja nggak terjadi. Bara baik-baik saja."     

"Semoga."     

*****     

Defri mengamuk ketika datang ke kamar Dila. Setelah acara resepsi Fatih selesai mereka pulang ke rumah. Defri menjadi tuan rumah dalam acara Fatih karena pria itu sudah seperti anaknya sendiri.     

"Dimana Dila?" Defri menatap nyalang pada Lusi, Naura dan Iqbal.     

"Pintu tidak ada kerusakan. Aku yakin ada yang menolong Dila untuk kabur dari sini. Naura apa kamu yang melakukannya?" Defri langsung menuduh sang menantu karena dia tahu Naura dan Dila sangat dekat. Bahkan kedekatan mereka melebihi kedekatan Iqbal dan Dila.     

"Ayah jangan menuduh istriku begitu." Iqbal tak suka Defri menuduh Naura.     

"Bagaimana ayah tidak curiga dengan Naura? Karena selama ini dia yang mendukung Dila dan Bara. Ayah yakin Dila bersama Bara sekarang."     

"Ayah. Jika Bara dan Dila bersama sudah sewajarnya mereka suami istri." Lusi mengeluarkan pendapat.     

"Kenapa bunda tiba-tiba membela mereka?" Defri emosional menatap istrinya.     

"Apa yang bunda katakan benar. Ayah marah pada Bara seolah dia melarikan anak gadis ayah. Mereka suami istri biarkan mereka bersama."     

"Tutup mulut bunda!" Defri menunjuk Lusi.     

"Sampai kapan pun ayah tidak akan sudi punya menantu kaya Bara. Dia telah melempar kotoran ke muka ayah. Gara-gara dia, ayah kehilangan harga diri dan kehilangan muka di depan teman-teman ayah."     

"Bukannya Bara menantu pilihan ayah?" Lusi balik menyindir suaminya.     

"Benar. Tapi waktu itu ayah tidak tahu kalau Bara seorang gay. Jika ayah tahu tidak mungkin menikahkan mereka. Herman keparat itu telah menipu ayah. Terlalu percaya pada dia sehingga tidak menyelidiki latar belakang Bara."     

*****     

Spoiler Season 2 Keuwuan Dian dan Zico     

.     

.     

Lama mereka termenung, saling menatap satu sama lain. Tiba-tiba mereka dilanda kegugupan. Payung yang mereka pegangi sudah tak berbentuk akibat badai. Mereka masih bengong dibawah guyuran hujan. Mereka berdua basah. Zico melihat jubah tidur Dian menerawang. Memperlihatkan lekukan tubuh dan bra Dian. Zico jadi malu sendiri karena melihat sesuatu yang tak pantas ia lihat. Dada Dian terekspos dengan seksi. Menimbulkan gelanyar aneh ditubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.