Part 375 ~ Saling Melengkapi
Part 375 ~ Saling Melengkapi
Bara dan Dila menari mengikuti irama, melangkahkan kaki, meliukkan badan. Mereka menari lebih intim bahkan tak segan melekatkan tubuh mereka. Hawa panas menyergap tubuh Bara ketika kulitnya dan kulitnya bersentuhan.
Mereka meresapi emosi dalam tarian tango. Bara memeluk Dila erat. Tak ada yang lebih membahagiakan kedua selain kebersamaan mereka. Bara sangat bahagia berada di titik sekarang. Memiliki istri yang sabar dan bijaksana seperti Dila. Perempuan itu yang telah mengobatinya dari penyimpangan. Wanita itu yang telah menyembuhkannya, membuka mata dan hatinya untuk bertaubat.
Bara ingin kisah cintanya seperti kisah cinta Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Kisah cinta yang begitu mulia disisi Allah SWT.
Ali dan Fatimah tak pernah sekali pun saling mengumbar perasaan. Mereka sama-sama menyimpan perasaannya dalam doa. Saling memantaskan diri agar menjadi pribadi yang mulia.
Betapa Allah menjaga perasaan Ali dan Fatimah. Meskipun beberapa kali perasaan mereka diuji, namun mereka tetap pasrah dan saling mendoakan.
Ali dan Fatimah sudah saling mencintai. Namun tak ada satu pun dari mereka yang mengumbar tentang perasaaanya. Mereka sama-sama saling mencintai dalam doa.
Bagi Ali, butuh usaha bertahun-tahun untuk memantaskan diri. Agar ia pantas untuk Fatimah. Beberapa halangan juga sempat Ali lalui. Namun, Ali tak pernah menyerah untuk dapat melamar Fatimah.
Begitupun Fatimah, ia mencintai Ali juga dalam doa. Bersama memantaskan diri. Sehingga kisah cinta mereka begitu mulia disisi Allah SWT.
Ali dan Fatimah adalah sepasang suami istri yang begitu mencintai dengan tulus satu sama lain. Meski kehidupan rumah tangga mereka tidak berjalan mulus seperti apa yang ada di bayangan mereka, mereka tetap saling mendukung satu sama lain. Mereka juga saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain dengan kasih sayang yang tulus serta mengesankan.
Bara ingin kisah cintanya dengan Dila seperti kisah Ali dan Fatimah. Dia akan terus memantaskan diri hingga bisa menjadi imam yang terbaik bagi sang istri. Mengingat mantan Dila adalah Fatih. Bara ingin mengalahkan pria itu dalam keimanan. Bara terus memperbaiki hubungannya dengan Tuhan, mendalami agama.
"Dila terima kasih telah menerima kekurangan dan kelebihanku. Aku beruntung memiliki kamu. Ijinkan aku untuk terus belajar hingga menjadi imam yang baik dan pantas menjadi suamimu. Aku masih banyak kekurangan sebagai suami. Aku seperti mendapatkan durian runtuh, punya istri seperti kamu. Jika bukan kamu istriku, mungkin ketika tahu penyimpanganku pasti sudah menyebarkan aibku dan minta cerai. Tapi kamu merahasiakannya bahkan tak cerita pada keluargamu." Bara berkata ketika mereka selesai menari.
"Manusia tidak ada yang sempurna suamiku. Jika kita menuntut kesempurnaan tak akan kita temukan di dunia ini. Tidak satu pun pernah ada pasangan sempurna di muka bumi ini, kecuali mereka berumah tangga atas landasan iman. Kebahagiaan sebuah rumah tangga tidak ditentukan dari seberapa besar kelebihan yang dimiliki dan seberapa kecil kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing pasangan. Prinsip rumah tangga saling menjaga dan mengharumkan pasangan. Ironis sekali jika pasangan suami istri antara satu dan lainnya saling menjelekkan. Bukankah Rasulullah pernah bersabda Siapa yang menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan kelak di akhirat."
"Hadits ini memberi bekal pada kita agar dengan pasangan hidup kita, harus lebih menutup aib dan menjaga kehormatan mereka. Istri ibarat pakaian bagi suaminya. Pasangan adalah pakaian yang dimana mereka sudah sepatutnya untuk saling menjaga dan menutupi hal-hal pribadi dan tidak perlu diketahui oleh orang lain. Suami adalah pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami. Jika seorang suami atau istri membuka aib pasangannya, sama saja ia menelanjangi diri. Suami istri adalah satu kesatuan yang saling melengkapi."
Bara mencium kedua telapak tangan istinya. Matanya berkaca-kaca mendengar penuturan istrinya. Suami mana yang tidak bahagia memiliki istri bijaksana, pengertian dan bisa menjaga kehormatan suaminya.
Banyak dijumpai istri yang curhat secara terbuka dan vulgar melalui jejaring sosial. Istri yang mengungkapkan kegalauan hati akibat ada masalah dengan suami, diposting secara terbuka di status facebook atau di status whatsApp. Tentu saja bisa dibaca oleh siapapun yang mengaksesnya. Aib diri dan suami dipertontonkan secara terbuka tanpa merasa malu dan bersalah. Bahkan ketika di forum pengajian sekalipun, ada istri yang bertanya kepada ustadzah tentang keburukan perilaku suaminya. Padahal pengajian itu ditayangkan di televisi nasional, yang artinya bisa dilihat oleh masyarakat di negara itu maupun di negara tetangga.
Baik suami maupun istri tidak boleh menceritakan rahasia pasangannya kepada siapapun. Jika memang ingin mencari solusi atas masalah yang sedang dihadapi dengan suami, hendaknya istri salihah melakukan konseling kepada psikolog, psikiater, konselor atau ustadz dan ustadzah yang benar-benar dipercaya untuk menyelesaikan persoalan rumah tangga.Tidak boleh melakukan curhat jalanan, alias curhat kepada sembarang orang sekedar ingin melepaskan kegalauan jiwa. Apalagi curhat melalui televisi dan jejaring sosial.
Kita merasa sangat sedih dan terenyuh menyaksikan istri yang demikian mudah menyampaikan aib suami di media televisi atau media sosial yang sagat terbuka. Pertengkaran suami istri, konflik dan problem suami istri dibuka di depan publik dengan demikian vulgar. Padahal itu merendahkan martabat diri dan suami, itu merusak kehormatan diri dan suami, serta mempermalukan diri dan suami di depan umum. Istri salihah tidak akan melakukan tindakan seperti ini.
Menjaga kehormatan juga harus dilakukan dengan jalan merahasiakan segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan intim suami istri, termasuk di dalamnya menceritakan hal-hal yang tidak patut karena menyangkut fisik atau sifat yang harus ditutupi. Akan menjadi memalukan suami apabila hal itu diceritakan kepada orang lain secara terbuka. Hendaknya istri bisa menjaga kehormatan diri dan suami secara baik, walaupun tengah dilanda persoalan keluarga yang rumit dan pelik.
Semua persoalan rumah tangga bukan untuk konsumsi publik. Ada cara untuk mencari penyelesaian masalah dengan bijak dan bermartabat.
"Terima kasih telah menjaga kehormatan dan rahasiaku sayang."
"Sudah seharusnya aku menjaga aibmu suamiku. Sebagai pasangan kita harus saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing. Yang terpenting kamu sudah taubat dan kembali ke jalan yang benar." Dila mengalungkan tangannya ke leher Bara. Bermanja-manja dengan suaminya.
"Dari kamu aku belajar apa arti sabar. Dari kamu aku belajar arti memaafkan. Dari kamu aku belajar menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Rejeki yang paling besar bagiku memiliki kamu sebagai istriku. Semoga program bayi tabung kita berjalan lancar. Semoga harapan kita tercapai. Ini ulang tahun terindah dalam hidupku. Kamu hadiah paling indah yang diberikan Tuhan untukku. Love you." Bara mengecup bibir Dila lalu menggendong istrinya ke kamar.