Jodoh Tak Pernah Salah

Part 366 ~ Kebucinan Bara



Part 366 ~ Kebucinan Bara

Dila mengguncang tubuh Bara. Sedari tadi membangunkan suaminya juga tak bangun. Dila jadi kesal karena sang suami tak kunjung bangun. Dila sudah membuatkan masakan spesial untuk suaminya. Ini pertama kalinya Dila memasak untuk Bara. Sudah lama sang suami meminta dimasakkan dan baru kali ini terealisasi.     

Dila kembali menepuk lengan Bara agar bangun namun tetap saja bergeming.     

Dila tak kehilangan akal. Dia naik ke atas tubuh Bara. Duduk di perut Bara dan mengecup bibirnya sekilas.     

Bara langsung membuka mata seraya tersenyum. Dila mau kabur namun Bara telah memegang pinggangnya.     

"Dari tadi dong banguninnya pake ciuman. Enggak pake lama bangunnya."     

"Dasar." Dila mencebik kesal.     

"Dasar apa? Dasar cinta kamu?" Bara memasukkan tangannya ke dalam baju Dila. Membelai perutnya Dila dan pinggang Dila. Keisengan Bara, menggelitik pinggang istrinya hingga Dila geli.     

"Sayang jangan. Geli. aAkhhhhh."     

"Kok udah mendesah aja?"     

"Bukan mendesah sayang. Geli itu."     

"Jadi kepengen lagi." Goda Bara menaik turunkan alisnya.     

"Bisa ga kalo kita berduaan enggak mesum melulu? Apa aku sesangean itu?"Dila menopang dagu. Reaksinya membuat Bara malah tersenyum sumringah.     

"Dekat sama kamu bikin aku sange terus." Tangan Bara menjelajahi tubuh bagian atas istrinya namun ditepis.     

"Mas tangannya jangan nakal. Jangan sange mulu liat saya capek tahu melayani nafsu mas yang tinggi gitu," ucap Dila bergurau.     

"Mbak bikin horny terus sih. Siapa suruh ngegoda saya mulu?" Bara meladeni gurauan Dila.     

"Mas charge dulu badannya biar kuat."     

"Kuat apa?" Bara membelai tubuh Dila. Mengusapnya dengan lembut. Kulit Dila sehalus sutra makanya Bara suka mengelusnya.     

"Kuat menahan derita hidup." Dila mencubit lengan Bara.     

"Mbak jangan main kekerasan dong. Nanti saya lapor polisi."     

"Saya malah suka yang KERAS Mas," jawab Dila ambigu.     

"Apa yang KERAS mbak?" Bara tergelak tawa. Bisa-bisanya Dila bicara vulgar.     

"Mas artikan saja sendiri. Sayang ayuk makan. Aku masak buat kamu. Belum pernah coba masakan aku kan?"     

"Serius kamu yang masak?" Bara bangkit dengan bersemangat. Mengambil baju kaos yang terletak di ranjang lalu menggandeng tangan Dila menuju meja makan.     

Bara takjub dan senang. Di atas meja sudah tersaji zuppa soup, lasagna, spaghetti dan pizza.     

"Kamu yang masak semua ini sayang?" Bara melongo Dila bisa memasak menu sebanyak ini.     

"Iya," balas Dila girang.     

"Udah bisa kafe kalo tampilannya kayak gini."     

"Terus aku resign aja lalu buka restoran."     

"Terserah kamu aja. Enggak kerja juga gapapa. Kerja kamu perawatan aja buat menyenangkan suami." Bara menikmati zuppa sup. Sekali suap membuatnya ketagihan.     

"Jadi kerja aku apa kalo resign?"     

"Layani suami dan urus anak. Enak semua sayang. Aku suka."     

"Aku nggak bisa jadi ibu rumah tangga sayang. Aku terlalu menikmati pekerjaanku."     

"Aku nggak maksa kok kalau kamu maunya kerja, ya kerja aja. Harusnya kamu manfaatin aku. Suami kamu kaya lo. Ngapain kamu harus kerja keras? Aku bisa ganti sepuluh kali lipat dari gaji kamu di MBC."     

"Sombong sekali suami aku. Mentang-mentang hartanya nggak habis tujuh turunan sombong banget."     

"Kalau sultan mah bebas. Boleh sombong. Yang nggak boleh sombong itu orang miskin. Hahaha."     

"Dasar. Tuhan sangat membenci orang sombong tapi Tuhan lebih benci orang miskin yang sombong." Dila melanjutkan seraya memakan spaghetti.     

"Darimana kamu belajar sayang? Enak semuanya"     

"Belajar dari youTube aja. Kalo kamu suka aku akan masak buat kamu tiap weekend."     

"Lucky to have you. Kamu enggak capek emangnya? Bukankah kamu pulang malem terus?"     

"Enggak capek kok. Malah capek ladenin kamu di ranjang. Enggak cukup sekali."     

"Cara aku charger diri ya bercinta sama kamu." Bara menaik turunkan alisnya.     

"Dasar otak mesum." Dila menutup mata dengan kedua tangannya.     

"Mbak sesangean itu sih."     

"Sayang ah udah. Vulgar mulu omongannya."     

"Pasangan halal mah bebas."     

"Gimana kabarnya Zico?" Dila mengalihkan pembicaraan.     

"Dia masih koma belum sadar."     

"Ya Allah lama banget dia koma. Sudah tiga bulan lo."     

"Kasian Alvin. Tiap hari pulang sekolah tungguin papinya.Berharap Zico segera bangun."     

"G bangsat banget. Tega banget dia nyakitin Zico sampai segitunya. Terbuat dari apa hatinya."     

"Aku juga kasian sama dia sayang."     

"Benarkah?"     

"Apa Zico akan baik-baik sayang? Masa depannya itu lo. Bagi pria kejantanan itu ibarat harga diri. Aku gay masih bisa sembuh. Tapi kalo kejantanan Zico sakit enggak bisa apa-apa. Itu lebih gawat."     

"Kata uni Naura dia baik-baik saja. Cuma herannya kenapa dia enggak siuman sampai sekarang."     

"Kayaknya memang Zico menyerah buat hidup."     

"Kok kamu bilang gitu?"     

"Zico merasa harga dirinya tercabik dengan perlakuan G. Merasa kejantanannya enggak berfungsi lagi. Makanya dia menyerah buat hidup.".     

"Semoga enggak benar sayang. Kasian Alvin. Dia merindukan papinya."     

"Kata dokter kapan transfer embrio ke rahim kamu?"     

"Nanti dikabari jika sudah terjadi pembuahan. Kata dokter Dedi beliau akan memasukkan tiga embrio sekaligus."     

"Mudah-mudahan jadi ketiganya. Hamil kembar tiga."     

"Sebahagia itu kamu sayang?"     

"Ya bahagialah. Anak bukti cinta kita sayang. Aku mau punya banyak. Maunya lima."     

"Banyak banget sayang. Ga kuat hamil beberapa kali."     

"Sekarang tiga besok kembar dua. Cuma dua kali kamu hamil."     

"Aduh sayang jangan halu deh.".     

"Gapapa halu. Kesuksesan berawal dari halu."     

"Salah. Kesuksesan berawal dari mimpi."     

"Aku mau pakai kalimat anti mainstream."     

"Dasar Pak ketua."     

"Dasar ibu ketua." Bara mencibir.     

"Mau aku suapin?" Bara memegang pizza.     

"Boleh." Dila duduk di paha Bara.     

Bara menyuapkan pizza. Dila mengemut saus yang menempel di jari Bara. Tindakan Dila memancing otak mesum Bara.     

Shit!!! Jilatan Dila pada jarinya membangunkan 'adik kecil' Bara. Dila kaget merasakan ketegangan suaminya.     

"Kok udah KERAS aja?" Dila kaget. Bangkit namun dicegah oleh Bara.     

Bara mencium bibir Dila. Menyesap dengan dalam lalu melepaskan tautan bibir mereka.     

"Bukannya kamu suka yang KERAS?" Goda Bara menjilat bibirnya sendiri. Memberikan kode untuk gesek ATM.     

"Bapak kenapa gampang sekali TEGANG?"     

"Tubuh ibu ibarat arus listrik. Bikin kesentrum dan tegang mulu."     

"Oh begitu." Dila mengalungkan tangannya ke leher Bara.     

Bara merapikan rambut Dila ke belakang telinga.     

"Mencium aroma tubuh kamu bikin aku candu. Aku enggak pernah nyesal dijodohkan sama kamu. Benar kata orang. Orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya. Aku enggak bisa bayangin berapa banyak dosa yang aku tabung jika enggak nikah sama kamu. Feeling papa jika aku bakal straight nikah sama kamu ternyata benar. JODOH TAK PERNAH SALAH. Mimpi apa aku Dil dapat istri kayak kamu. Rejeki banget punya istri sebaik dan sesabar kamu. Aku benar-benar cinta dan sayang ma kamu. Kamu prioritas utama dalam hidupku. Semoga cinta kita kayak mama dan papa. Dipisahkan oleh maut."     

"Amin. Kamu jangan tergoda dengan wanita diluar sana. Aku tahu anggota DPR banyak punya simpanan."     

"Kamu sesangean itu enggak mungkin aku lirik yang lain."     

******     

GIVE AWAY........     

Hai para pembaca setia double D. Sekuel Demir dan Dee telah pindah ke Webnovel. Aku mau adakan give away buat kalian. Pulsa @25ribu untuk 10 orang pemenang. Buka aplikasi webnovel dengan judul Doctor Couple : Pernikahan Sang Dokter Cinta.     

Simpan dalam library kalian. SS dan kirim ke IG aku @vivibarbara1708.     

PENGUMUMAN PEMENANG 10 NOVEMBER 2020.     

#giveaway     

#doctorcouple     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.