Part 368 ~ Janji Dian
Part 368 ~ Janji Dian
Nafsu makan Alvin semakin hari hilang karena kondisi sang ayah tidak mengalami kemajuan. Alvin lebih sering menghabiskan waktu di rumah sakit, menemani Zico sepulang sekolah.
Semenjak Zico masuk rumah sakit Alvin nggak fokus untuk sekolah. Hatinya sangat tercabik dan sangat terluka melihat G yang tega menganiaya Zico dan hampir membunuhnya.
Alvin membuktikan janjinya, memaafkan Dian karena telah menyelamatkan ayahnya walaupun bocah itu sempat kesal. Niat Dian mencelakai Zico membuat anak itu meringis.
Alvin baru saja selesai sholat. Anak itu mengadahkan tangan berdoa.
"Ya Allah. Tuhanku yang Maha Pengasih dan Penyayang. Sudah tiga bulan papi terbaring lemah dan tak bisa merespon kami. Ya Allah, doaku masih sama ya Allah. Sembuhkanlah papiku Ya Allah. Berikanlah papi kesadaran. Aku tidak ingin kehilangan papi Ya Allah. Bagaimanapun beliau ayahku, aku sudah mulai mencintai dan menyayanginya. Ya Allah izinkan aku Ya Allah untuk memanggilnya papi karena aku selama ini memanggilnya Om. Ya Allah, Ya Robbi tunjukkanlah Kuasa-Mu. Berikanlah hamba Karunia-Mu. Berikan papi kesempatan untuk menebus kebersamaan kami yang hilang selama empat belas tahun ini. Ya Allah aku baru mengenal papi berapa bulan ini. Bangunkan papi Ya Allah agar bisa memberikan cinta dan kasih sayangnya padaku. Aku tidak kuat Ya Allah melihat papi lemah tak berdaya. Ya Allah jangan Engkau ambil dulu papi sebelum papi benar-benar bertaubat dan menebus kesalahannya. Ya Allah, Ya Tuhanku. Hanya kepada Engkau aku meminta, tidak ada tempat mengadu selain Engkau Ya Allah. Berikan aku kesempatan Ya Allah untuk memperbaiki hubungan dengan papi. Aku ingin melihat mami dan papi berdamai dengan masa lalu."
"Akhir-akhir ini aku sudah kehilangan selera makan dan gairah hidup Ya Allah. Aku benar-benar terpukul dengan kondisi papi, tak ada kemajuan. Ya Allah Ya Tuhanku. Ampunilah dosa-dosa papi. Ya Allah berikanlah papi kesempatan. Ya Allah aku tidak ingin kehilangan papi. Ya Allah jangan engkau cabut nyawanya begitu cepat. Sadarkanlah papi, aku tidak kuat dan dadaku sesak papi tidak pernah merespon ucapanku. Ya Allah, Ya Tuhanku. Apa lagi ujian yang akan Engkau berikan kepadaku? Aku tahu Ya Allah musibah ini ujian, namun jika terus diuji seperti ini aku juga tidak kuat. Sembuhkanlah papi." Alvin menangis dalam doanya.
"Hanya Engkaulah tempat aku meminta dan memohon." Alvin mengakhiri doanya.
Alvin melipat sajadah dan duduk di sebelah Zico.
Dokter dan perawat datang. Alvin tersenyum melihat kedatangan mereka.
"Sudah makan Alvin?" Sapa dokter Anwar.
"Tidak selera dokter."
"Jangan tidak selera. Kamu harus makan jika tidak kamu juga sakit." Dokter Anwar menepuk pundak Alvin memberikan dukungan.
"Terima kasih dokter."
"Kami mau memberikan makan untuk Pak Zico."
"Silakan dokter."
"Mana Ibu Lona?"
"Aku minta oma istirahat di rumah."
"Oh."
Pasien koma tidak dapat menelan atau mengunyah, maka makanan atau minuman akan diberikan dalam bentuk yang lain.
Pasien koma makan dan minum melalui cairan infus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah venanya. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit, yang terdiri dari garam atau zat lainnya, untuk mencegah pasien koma dari kelaparan atau dehidrasi.
Tergantung dari kondisi pasien, dokter juga dapat membuat tabung nasogastrik untuk memungkinkan pasien koma makan dan minum. Tabung nasogastrik ini dimasukkan melalui hidung, lalu ke tenggorokan, dan berakhir di lambung untuk mengalirkan cairan dan nutrien ke dalam tubuh pasien.
Namun, jenis tabung ini hanya bisa digunakan selama 1-4 minggu saja. Jika lebih dari 4 minggu, maka tabung nasogastrik ini biasanya akan diganti dengan selang PEG.
Selang PEG atau Percutaneous Endoscopic Gastronomy adalah selang makanan permanen yang dimasukkan dari kulit perut langsung ke dalam perut pasien. Lewat selang ini, makanan buatan akan dimasukkan langsung ke dalam lambung untuk dicerna oleh pasien koma.
Dokter Anwar dan perawat segera pergi setelah memberikan Zico makan.
"Pi, tadi barusan dokter ngasih papi makan. Papi lapar ya pi?" Alvin mengajak Zico bicara. Alvin menggenggam tangan Zico dengan erat berharap keajaiban segera datang.
Dian datang ke ruang perawatan Zico membawa makanan dan baju ganti untuk Alvin. Dian tahu jika Alvin belum mandi.
"Alvin," panggil Dian lirih.
"Mami kok kesini?"
"Mami bawa makanan buat kamu dan juga baju ganti. Mandi sana biar mami yang jaga papimu. Badan kamu bau."
Alvin mencium bajunya, ternyata bau keringat. Anak itu jadi malu dan segera bergegas ke kamar mandi, mengambil pakaiannya dari tangan Dian.
"Jaga papi Mi," ucap Alvin dari balik pintu.
Dian duduk di sebelah Zico, memandang wajah pria itu dengan tatapan iba. Andai saja dia bisa datang lebih cepat mungkin nasib Zico tidak akan seburuk ini. Tiga bulan bukanlah waktu yang sebentar. Zico telah tidur begitu lama. Ada penyesalan di dalam hati Dian kenapa dia dikuasai dendam sehingga ia menjadi buta.
G membalaskan dendamnya dengan brutal. Untung saja koneksi Jimmy dan serangan dari Lona membuat G harus dideportasi dari Indonesia. G sudah dicekal dan tak bisa lagi datang ke Indonesia.
"Zico. Bangunlah. Alvin sangat merindukan lo. Setiap hari anak itu menangis menginginkan kesembuhan lo. Minimal lo sadar. Setidaknya lo merespon kata-kata Alvin. Lo tahu dari dia gue belajar bagaimana sabar dan ikhlas menerima cobaan. Bangunlah Zico. Please, bangun demi Alvin. Dia udah nggak semangat lagi buat hidup semenjak kondisi lo drop kayak gini. Gue minta maaf sama lo karena pernah menginginkan kematian lo. Ternyata anak gue sangat mencintai lo. Alvin sampai musuhin gue karena dia tahu gue udah rencanakan pembunuhan lo. Apa lo nggak dengar tangisan dan rasakan kesedihannya? Dia tertekan. Alvin terluka ketika tahu kondisi lo drop kayak gini. Gue nggak nyangka ternyata cinta G begitu menyeramkan. Dia membalaskan dendam gue. Sekejam-kejamnya gue, gue nggak akan menyiksa lo kayak gitu. Zico bangunlah demi Alvin. Demi anak kita. Kalau lo bangun gue janji bakal maafin lo. Gue nggak akan mengingat apa yang terjadi pada kita di masa lalu. Gue ingin mengalah demi kebahagiaan Alvin. Gue tahu jika gue bukan ibu yang baik untuk Alvin. Bangunlah demi Alvin. Mari kita bersama-sama membesarkan Alvin dan berdamai dengan masa lalu."
Dian menyeka air yang tumpah dari matanya. Entah kenapa ia sangat sedih melihat keadaan Zico.
Dian memberanikan diri. Menyentuh puncak kepala Zico. Ketika tangannya hampir dekat, ia mengurungkan niatnya. Dian menjadi ragu. Kemudian ia kembali menyentuh puncak kepala Zico, membelainya dengan lembut.
"Bangunlah demi Zico. Jika lo bangun. Gue maafkan lo dan lupakan kejahatan lo."
Mata Dian terbelalak ketika jari-jari Zico bergerak.