Jodoh Tak Pernah Salah

Part 257 ~ Kelicikan Dila



Part 257 ~ Kelicikan Dila

Flashback….     

Dian dan Alvin meninggalkan ruang monitor CCTV. Ibu dan anak itu bergandengan tangan. Langkah Dian terhenti ketika Dila memanggilnya.     

"Ada apa?" Dian berbalik menatap Dila. Ia bisa merasakan kesedihan dan kemarahan yang tersirat dari wajah Dila.     

"Aku ingin bicara denganmu?"     

"Bicara apa?"     

"Bisakah kita bicara empat mata?"     

"Mami, tante silakan bicara." Alvin sudah cukup dewasa mengerti semuanya. Ia meninggal maminya dan Dila.     

Selepas Alvin pergi Dila menutup pintu agar tak ada yang mendengar pembicaraan mereka.     

"Bukankah tadi kita sudah bicara?" Dian bertanya penuh selidik.     

"Benar."     

"Lalu apa yang ingin kamu bicarakan?"     

"Siapa orang terdekat dengan Egi? Kita butuh orang-orang terdekatnya?"     

"Clara, gadis itu yang dekat dengan Egi sekarang dan selalu membantu Egi."     

"Clara yang datang pada malam sangeet sepupuku Hari?" Dila memastikan jika dia tidak salah orang.     

"Iya benar."     

"Apa hubungannya?"     

"Baiklah aku akan menyampaikan rencanaku padamu. Aku mendapatkan ide baru."     

"Apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Apa Clara mencintai Egi?"     

"Sangat mencintai Egi dan bahkan tergila-gila. Walau Egi gay tapi dia tetap saja cinta dan mengejar-ngejar si bencong itu."     

"Bagus."     

"Apanya bagus."     

"Kita bisa ajak dia kerja sama?"     

"Clara orang yang susah diajak berteman Dila. Dia tak ramah dan judes." Dian menjelek-jelekan Clara     

"Biarkan aku bicara dengannya? Apa kamu punya nomor dia?"     

"Ada." Dian merogoh saku dan mengambil smartphone.     

"Tunggu dulu." Dian tak mau segera menghubungi Clara. "Katakan apa dulu rencana kamu?"     

"Aku akan membongkar identitas Egi seperti dia membongkar identitas Bara namun kita membongkarnya tidak terang-terangan tapi tersirat. Kita buat orang-orang terdekatnya menjauh sehingga ia merasa sendiri dan putus asa."     

"Lalu hubungan dengan Clara? Clara bukanlah orang terpenting dalam hidup Egi jadi kita tidak membutuhkan dia."     

"Kita membutuhkan dia untuk membantu Egi kembali straight. Jika Egi straight maka dia tidak akan mengganggu Bara lagi. Dimana orang tua Egi tinggal?"     

"Egi sudah tidak punya orang tua. Dia tinggal bersama tante dan om dia. Apa Egi sangat menyayangi tantenya?"     

"Sangat melebihi nyawanya."     

"Baiklah aku akan katakan rencanaku padamu. Aku akan mengancam Egi akan melapor ke polisi tentang pembunuhan berencana. Rekaman CCTV ini akan aku jadikan bukti dan perlihatkan ke Egi. Kita butuh Clara untuk menakut-nakutinya setelah itu kita minta Clara menjauhinya dan tak membantu lagi. Tentu Egi akan shock karena selama ini Clara mengejarnya dan sekarang menyerah. Kita pengaruhi psikologis Egi merasa bersalah karena telah membunuh mama Ranti. Lalu akan pura-pura cerita seolah menceritakan penderitaanku, ketika dia tersentuh maka dia akan mulai bercerita tentang kisah hidupnya. Aku akan pancing dia bercerita soal dirinya yang seorang gay."     

"Ketika Egi terpancing kamu harus bisa membuat tantenya mendengar apa yang kami bicarakan. Kita bongkar identitasnya tanpa sengaja. Tantenya pasti akan mengusirnya dia dari keluarga. Tak ada keluarga yang menerima anaknya seorang gay. Egi akan mengalami pergolakan batin. Pertama merasa bersalah membunuh mama Ranti, kedua dia akan terbuang dari keluarga. Kita bongkar rahasia dia tanpa dia merasa dendam dan marah pada kita. Biarkan dia membongkar identitasnya sendiri."     

"Lalu apa keuntungan untuk Clara? Dia tidak akan membantu kita jika tidak mendapatkan apa-apa."     

"Cinta Egi dan kenormalan laki-laki itu."     

"Jika tebakanku tepat. Ketika tante Egi tahu keponakannya seorang gay pasti akan mengusirnya. Tante tidak akan menerimanya. Egi sangat menyayangi tantenya maka dia tidak akan mau tantenya tersakiti dan menangis. Dia akan melakukan apa pun yang diminta tantenya. Pasti tantenya ingin Egi bertaubat dan menjadi cowok normal. Ketika dia diusir dari rumah disitulah Clara memainkan perannya. Dia akan membantu Egi dan mendukungnya secara moril. Seringnya Clara dan Egi bersama dan penerimaan wanita itu maka akan tumbuh benih-benih cinta. Sifat naluriah pria, dia tak akan melepaskan wanita yang telah menolongnya dari titik terendah."     

Wow Dian takjub dengan ide Dila. Satu dayung dua tiga pulau terlampaui. Membalas Egi dengan cara yang elegan. Rahasia Egi terbongkar tanpa ada dendam pada Dila. Egi akan bertaubat dan Clara mendapatkan cintanya.     

"Hubungi Clara!" Titah Dila pada Dian.     

Dian mencari nama Clara di kontak telepon. Wanita itu segera mengangkat panggilan Dian.     

:telephone_receiver: "Ada apa?" tanyanya ketus. Clara takut Dian tahu jika ia ada di Padang menjemput Egi. Clara menjauh dari Egi agar laki-laki itu tak mendengar percakapannya.     

:telephone_receiver: "Wowww. Ngegas aja lo," sarkas Dian.     

:telephone_receiver: "Kenapa lo telepon gue?"     

:telephone_receiver: "Lo lagi bersama Egi?"     

:telephone_receiver: "Apa urusannya sama lo?"     

:telephone_receiver: "Dari nada bicara lo gue udah tahu Egi sama lo." Dian tertawa kecil.     

:telephone_receiver: "Jangan lukai Egi lagi Dian. Please…," pinta Clara memelas. "Gue tahu dia salah. Dia hanya butuh bimbingan dan dukungan."     

:telephone_receiver: "Jika lo mau kerja sama maka Egi gue pastikan selamat." Dian menebarkan ancaman disaat Clara ketakutan.     

:telephone_receiver: "Ok. Gue akan kerja sama." Clara menyetujui permintaan Dian.     

:telephone_receiver: "Istrinya Bara mau ngomong sama lo." Dian memberikan handphone pada Dila.     

:telephone_receiver: "Hai Clara. Aku Dila, kita pernah berjumpa waktu di pesta sangeet sepupuku."     

:telephone_receiver: "Apa yang ingin kamu katakan Dila? Aku mau naik pesawat."     

Dila menceritakan rencananya pada Clara seperti yang dia ceritakan pada Dian.     

:telephone_receiver: "Aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menjauhi Egi. Aku dekati saja dia tak jatuh cinta apalagi jika aku jauhi."     

:telephone_receiver: "Melepaskan untuk mendapatkan cintanya Clara, kamu harus jual mahal. Aku mohon kamu menakuti dia, buat dia sadar jika perbuatannya pada mama Ranti salah dan katakan Bara dan Dian akan membunuhnya. Jangan berikan dukungan apa pun pada dia. Kamu jual mahal biar dia tahu kamu sangat berarti. Pernah dengar kisah tentang Zulaikha? Ketika Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf, makin jauh Nabi Yusuf darinya. Ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Nabi Yusuf untuknya. Jual mahal adalah cara yang baik untuk mendapatkan perhatian Egi serta membuatnya melihat bahwa kamu pantas dikejar. Meski demikian kamu perlu melakukannya dengan seimbang. Kamu harus terlihat misterius dan tidak bisa dipermainkan, tetapi tidak terlalu sombong agar Egi tidak menganggap mengencani kamu sebagai hal yang tidak mungkin dilakukan. Kamu jual mahal sembari tetap membuat Egi menginginkan kamu. Percayalah padaku jika kamu bersedia membantu kami, maka kamu akan mendapatkan cinta Egi dan dia akan menjadi orang normal. Analisisku tidak pernah salah Clara. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku."     

:telephone_receiver: "Apa jaminannya?"     

:telephone_receiver: "Aku," jawab Dila tanpa keraguan. "Apa Egi bersama kamu sekarang?"     

:telephone_receiver: "Ya. Dia bersamaku," balas Clara jujur.     

Kematian mama Bara menyulut kemarahan Bara. Clara tidak mau ambil resiko jika tak menuruti permintaan Dila dan Dian. Clara tahu betul siapa Dian. Wanita itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Clara berharap apa yang dikatakan Dila benar-benar nyata. Dia mendapatkan cinta Egi dan laki-laki itu bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.     

Flashback End.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.