Jodoh Tak Pernah Salah

Part 256 ~ Terbongkarnya Rahasia Egi ( 4 )



Part 256 ~ Terbongkarnya Rahasia Egi ( 4 )

"Jangan salahkan diri tante. Egi yang salah disini." Egi mengunci tangan Ira agar tak memukul dadanya. Egi memeluk Ira dengan erat. "Maafkan Egi tidak menceritakannya tante."     

"Ini bukan salah tante. Ini murni salah aku. Aku yang tak bisa menjaga pergaulan dan terjerumus dalam lingkaran kaum gay."     

"Aku tak butuh pembelaanmu." Ira memberontak dan melepaskan diri dari pelukan Egi. Kembali Ira menampar pipi Egi dengan seluruh kekuatannya. Egi pasrah menjadi sasaran kemarahan sang tante. Ia telah mengggoreskan luka yang mendalam di hati sang tante sangat wajar jika tantenya bersikap seperti ini.     

"Cepat jawab pertanyaanku!"     

Egi merasa tertekan dan depresi menghadapi keadaan ini. Egi sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menutup jati diri pada Ira seumur hidup dan membawa rahasia ini sampai ke liang lahat. Apesnya, ia sendiri yang bongkar identitasnya dan tanpa sengaja Ira mendengarnya.     

"Cepat jawab." Ira menarik kerah baju Egi. Mendadak ia benci dan jijik pada ponakan yang telah ia besarkan sejak kecil.     

Dila dan Dian hanya jadi penonton menyaksikan drama keluarga Egi. Dian tersenyum takjub dan mengacungi jempol rencana Dila. Istri sang bos membalas perbuatan Egi dengan elegan.     

"Aku merahasiakannya karena om Musba mengancam akan mengusirku dan mencampakkan tante. Aku masih kecil waktu itu dan aku ketakutan tante jika dia mencampakkan tante."     

"Kenapa kamu menyimpan rahasia besar ini? Kamu dan om telah membohongi tante selama bertahun-tahun. Kalian menipu tante. Berapa lama hubungan kamu dengan suamiku?"     

"Om menyodomi aku hingga remaja tante. Ketika aku dewasa aku memberontak karena benci dengan om. Aku memutuskan pindah rumah setelah mapan karena om. Aku membenci om. Maafkan aku tante."     

"Sudah terlambat."     

"Egi enggak mau membuat tante patah hati dan menangis mengetahui rahasia om. Om seorang biseksual dan dia memiliki simpanan seorang laki-laki muda. Sampai sekarang om masih suka menggodaku makanya aku tak betah tinggal bersama tante." Egi bicara perlahan-lahan.     

"Pergi dari sini. Jangan pernah menampakkan batang hidungmu di depanku. Aku benci dibohongi dan dikhianati." Ira marah besar dan mengusir Egi.     

"Maaf tante, Egi sebaiknya aku pergi dari sini. Maaf telah membuat keributan." Dila sok merasa bersalah. Ia mengambil tas dan pergi dari sana bersama Dian.     

Egi dan Ira masih terlibat konflik setelah kepergian Dian dan Dila.     

"Pergi kamu dari sini. Aku benci dan jijik padamu. Sebelum kenalan kita mengetahui kamu seorang gay dan membuatku malu. Enyahlah dari sini. Jangan pernah datang kesini. Anggap aku sudah mati dan aku juga menganggap kamu sudah mati. Kau bukan lagi bagian keluargaku." Ira mengusir dan memaki Egi.     

"Ampun tante, jangan benci dan usir aku dari sini." Egi kembali berlutut di depan sang tante meminta pengampunan. "Hanya tante satu-satunya keluarga yang aku punya. Jangan tinggalkan aku tante. Maaf mendustai tante karena tak ingin tante terluka dan kecewa. Egi bohong demi kebaikan tante."     

"Lebih baik jujur walau menyakitkan daripada kelihatan manis tapi penuh dusta. Aku tidak ingin mengenal kamu lagi. Aku mengutukmu. Aku gagal mendidik seorang anak. Hanya satu anak yang aku didik tapi aku gagal melakukannya. Kamu telah melempar kotoran ke wajahku."     

"Maaf...tante." Egi mengulangi permintaan maafnya.     

"Memalukan dan menjijikkan. Aku telah mendengar semua percakapan kamu dan Dila. Kamu bahkan secara tidak langsung membunuh ibu dari mantan pacarmu yang telah taubat. Apakah aku pernah mengajarkan kamu menjadi penjahat seperti ini? Dari kecil hingga dewasa aku selalu mengajarkan dan mencontohkan hal baik padamu. Kenapa kamu menyimpang seperti ini? Aku benar-benar tak ada artinya di mata kamu."     

"Tante sangat berarti bagiku." Egi membantah ucapan Ira.     

"Jika aku berarti bagi kamu pasti kelakuan kamu tak sebejat itu. Aku seorang muslim yang taat. Kitab suciku telah mengajarkan jika kaum sodom perbuatan terlaknat dan menyimpang. Sampai napas terakhirku aku tak akan mendukung keberadaan gay. Terserah apa kata orang diluar sana menganggapku melanggar HAM. Aku tetap akan berpegang teguh pada Firman Allah. Kemasi barangmu dan pergi dari sini. Aku tak bisa menerima orientasi seksualmu."     

"Ada apa ini?" Musba tiba-tiba datang ke taman. Ia baru saja pulang kerja. Ia mencari keberadaan Ira namun tak menemukannya dalam rumah. Musba melihat keberadaan Ira di taman bersama Egi yang sedang berlutut pada istrinya sambil menangis.     

"Kebetulan kamu ada disini." Ira memperlihatkan wajah jutek dan tak bersahabat pada suaminya. Laki-laki yang sangat dicintainya telah menyimpang dan membohonginya selama bertahun-tahun.     

"Ada apa ini?"     

"Kenapa kamu melecehkan keponakanku? Apakah kamu memiliki simpanan seorang laki-laki muda?" Pertanyaan Ira membuat Musba panas dingin. Musba gemetar dan tangannya basah karena keringat.     

Musba bergeming tak bisa menjawab pertanyaan sang istri. Wajahnya pias dan gelap. Ia tak mampu berkata-kata. Skakmat!     

"Jika kamu diam berarti itu benar." Ira menarik kesimpulan.     

"Kalian dua orang laki-laki yang sangat aku cintai dan penting dalam hidupku namun kalian telah mengecewakan dan membohongi aku. Musba pergi kamu dari sini dan angkat kaki! Aku ingin bercerai denganmu. Sudah cukup kau menjerumuskan keponakanku dan berselingkuh. Perbuatan kamu tidak bisa aku maafkan.Tidak ada maaf untuk sebuah perselingkuhan apalagi kau berselingkuh dengan laki-laki muda. Kau menyodomi keponakanku semenjak kecil. Kau merusak dia hingga aku gagal menjadi seorang ibu. Aku tidak bisa mendidik dan menjaga anak yang telah di amanahkan kakakku."     

"Kau brengsek Egi." Musba menunjuk Egi dengan amarah. Bertahun-tahun menyembunyikan rahasia dari Ira dan seenaknya membongkar.     

"Lo yang brengsek om." Egi tak terima dimaki. "Jika bukan lo yang menyodomi dan mengancam gue sejak kecil mungkin gue enggak akan salah jalan seperti ini."     

"Berani lo melemparkan kesalahan sama gue?"     

"Kenyataan memang lo penyebab gue jadi menyimpang. Jika lo enggak sodomi gue mungkin gue akan jadi cowok normal, menikah dan punya anak."     

"Sudahlah kalian jangan bertengkar." Ira emosi menghadapi Egi dan Musba. "Kalian berdua pergi dari hidupku. Aku tidak ingin mengenal kalian. Aku terlanjur kecewa dan sakit hati."     

******     

Dila dan Dian menyaksikan pertengkaran Egi, Musba dan Ira. Kedua laki-laki itu bahkan adu jotos hingga Ira kewalahan melerai. Dila dan Dian belum benar-benar pergi dari sana. Mereka menyaksikan drama keluarga Egi.     

Dila mengulas senyum berhasil membalas Egi dengan cara yang elegan. Mereka naik ke atas mobil. Clara sudah menunggu mereka.     

"Bagaimana hasilnya?" Clara tak sabaran mendengar cerita Dian dan Dila.     

"Tante Ira sudah tahu segalanya bahkan hasilnya diluar dugaan." Dian tersenyum bahagia.     

"Clara. Aku telah berhasil mempengaruhi psikologis Egi sehingga dia merasa bersalah dan berdosa telah membunuh mama Bara. Bahkan dia sendiri yang membongkar identitasnya hingga tante Ira mendengarnya. Hukuman pertama untuk Egi merasa bersalah telah membunuh mama Ranti, hukuman yang kedua identitasnya diketahui keluarga. Kita menekan melalui alam bawah sadarnya. Seolah-olah tak sengaja membongkarnya padahal aku melakukan dengan sengaja. Kerja sama yang bagus Dian. Kamu berhasil menggiring tante Ira menuju taman sehingga mendengar semuanya." Dila tersenyum menatap Dian dan Clara.     

"Aku langsung memahami kode dari kamu."     

"Egi sangat menyayangi tantenya dan tak ingin melihat tantenya sedih. Kita tinggal tunggu waktu. Tante Ira mengusir Egi. Tante Ira tidak menerima keadaan Egi yang seorang gay. Gue yakin Egi akan berubah mengikuti permintaan sang tante. Egi akan bertekad untuk straight. Apa pun akan dia lakukan supaya tante Ira memaafkan dan menerimanya kembali. Egi terusir dari keluarga dan ia akan bimbang karena orang-orang terdekatnya menjauhinya. Orang yang sedang tertekan seperti Egi saat ini paling gampang dipengaruhi. Saat Egi rapuh dan putus asa disanalah mainkan peran kamu Clara. Dukung dan bimbing dia untuk kembali ke kodrat, tapi ingat jangan perlihatkan dengan jelas. Buat dia membuktikan pada tante Ira jika ia telah bertaubat dan berubah. Kamu melepaskan Egi untuk mendapatkanya kembali."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.