Jodoh Tak Pernah Salah

80. TERJEBAK ( 1 )



80. TERJEBAK ( 1 )

Dila bangun dengan perasaan gundah gulana. Ia pandangi sekeliling kamar. Dila tidur sendirian malam ini karena Dino membawa anak-anak tidur di kamarnya. Jika menjemput anak-anak Dila takut menyinggung perasaan Dino dan membuat pria itu semakin marah.     

Dila meregangkan tubuhnya. Ia tidur dengan balutan piyama hitam sutra. Ia sangat sedih dan terpukul atas kejadian semalam. Ia tak menyangka jika Hanin akan menceritakan soal Bara pada Dino. Dila tak bisa marah pada Hanin karena anak itu melakukan tugas yang semestinya. Hanin hanya tidak mau Dila dibawa kabur pria lain. Dila sadar diri karena telah mengecewakan Dino untuk sekian kalinya. Tak pernah terlintas dalam benaknya jika Dino akan terluka berkali-kali karena ulahnya.     

Dila bangkit dari ranjang, mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Cuaca sangat dingin hingga Dila mandi dengan air panas. Dila kebingungan bagaimana meminta maaf pada Dino. Ia tak mau Dino marah dalam jangka waktu yang lama. Dino terlalu baik dan tidak membedakan perlakuan pada triplets mau pun Hanin. Pria itu menyanyangi ketiga anaknya seperti anak kandung sendiri. Dila menangis ketika guyuran air membasahi tubuh polosnya. Entah apa yang terjadi ke depannya. Dila tak bisa memungkiri perasaannya jika masih ada cinta untuk Bara. Selama empat tahun ini nama Aldebaran masih tertulis di dalam hatinya.     

Dila meratapi nasibnya. Entah kenapa percintaannya tak pernah berakhir bahagia. Selalu berakhir dengan tangisan. Dulu ia mencintai Fatih hingga sabar menunggu pria itu selama bertahun-tahun kuliah di Mesir. Ia di jodohkan Defri karena karena tak kunjung menikah. Dila bungkam masalah hubungannya dengan Fatih. Menerima perjodohannya dengan Bara karena ingin membahagiakan orang tua. Ia tak mau keluarganya makan hati akibat mulut pedas orang lain. Kala itu Dila dicap perawan tua.     

Bukan hal yang mudah bagi Dila mengetahui Bara seorang gay, bahkan nyawanya terancam kala Egi berusaha membunuhnya. Dila ingin bercerai dari Bara karena tidak sudi mempunyai suami seorang gay. Bara meminta kesempatan untuk berubah. Pria itu benar-benar straight. Dila pun jatuh cinta kepada sang suami. Ketika hatinya telah terpenjara oleh seorang Aldebaran takdir menuliskan cerita yang berbeda. Rahasia Bara terbongkar dan keluarganya ingin ia dan Bara bercerai. Terlalu cinta dan tak ingin sang suami di penjara karena permasalahan di masa lalu, Dila rela pergi asal Bara baik-baik saja.     

Kini setelah hampir empat tahun menghilang mereka kembali bertemu di Kuala Lumpur. Dila tak bisa memungkiri perasaannya jika rasa cinta itu semakin kuat meski selama ini Dino setia mendampinginya dalam susah mau pun senang.     

Dila mempercepat mandinya. Ia harus memandikan keempat anak-anaknya. Meski mereka membawa pengasuh namun ia selalu memandikan anak-anak. Me time.....     

Ponsel Dila berdering. Ada pesan masuk dari Dino.     

Dino :     

Aku pulang duluan bersama anak-anak dan mbak mereka. Kamu pulang saja sendiri dengan rombongan yang lain. Aku sudah sampai KL. Jaga dirimu.     

Dila membulatkan mata dan tak percaya jika Dino tega meninggalkannya di Parkour Laut Resort seorang diri. Bukannya tak bisa kembali sendiri namun ada kekecewaan di dalam sana. Jika Dino sampai meninggalkannya berarti pria itu sangat marah. Baru kali ini Dino sangat marah padanya. Jantung Dila terasa diremas. Sikap Dino mencabik-cabik hatinya. Pria itu jika patah hati bisa berbuat kejam.     

Dila menggelengkan kepalanya dan tak percaya dengan apa yang terjadi. Dila mencoba menghubungi Dino namun nomor pria itu berada di luar jangkauan. Ia sangat marah sama Dino. Meski mereka sedang bertengkar seharusnya tak perlu sampai meninggalkannya. Dila datang kesini untuk menemani Dino menghadiri undangan Tuan Irfan Khan.     

"Kamu tega No." Dila menghapus air matanya.     

Dila bergegas membereskan barang-barangnya. Sesuai jadwal acara sangeet berakhir tadi malam. Para tamu di fasilitasi untuk pulang ke KL. Pesta puncak akan di adakan di KL dua hari lagi. Dila mendorong kopernya. Terlihat para tamu yang lain juga bergegas menuju pelabuhan. Dila merasa sedih sehingga tidak melihat jalan. Ia menabrak seseorang.     

"Maafkan aku," ucap Dila dengan wajah tertunduk.     

"Kalo jalan pakai mata bukan pake perasaan," balas orang yang ditabrak Dila ketus.     

Dila menegakkan kepalanya. Ketika sedang galau ada saja orang yang mencari ribut.     

"Lo," balas Dila sinis. "Perempuan berdada besar."     

"Lo cari masalah saja," balas Kinanti tak terima.     

"Gue udah minta maaf tapi lo aja yang marah. Gue enggak sengaja."     

"Makanya jalan pake mata bukan pake perasaan." Kinanti mengulang perkataaannya.     

"Lo bisa enggak marah-marah? Perasaan gue hanya menabrak lo bukan menyakiti lo." Dila tak terima sikap Kinanti.     

"Lo bilang enggak menyakiti gue? Lo jahaman tahu nggak? Udah punya anak dan suami masih saja mengganggu Bara."     

"Apa lo bilang?" Dila geram mendengar ucapan pedas Kinanti. Ia berkacak pinggang menatap tajam sang musuh.     

"Lo jahanam karena telah merebut Bara dari gue. Lo udah mengalihkan perhatian Bara. Seharusnya dia jadi milik gue tapi gara-gara lo dia mengabaikan gue."     

"Berarti gue ada kelebihan hingga Bara lebih melirik gue daripada lo," jawab Dila sengit pantang kalah.     

Kinanti murka kala Dila membahas kelebihannya. Harga diri Kinanti terasa terkoyak-koyak dan terhina. Ia menjambak rambut Dila dan menyeretnya menuju tempat sepi. Kinanti melempar tubuh Dila di sebuah gudang. Perempuan itu mengamuk. Ia melampiaskan kemarahannya pada Dila.     

Kinanti juga sudah tahu jika Dila istri Bara yang kabur. Pantas saja hati Bara tertambat pada Dila karena perempuan itu istrinya di masa lalu. Bara boleh saja hilang ingatan namun hatinya tak pernah lupa siapa pemiliknya.     

Kinanti mencakar wajah Dila hingga menarik rambutnya hingga rontok. Kinanti selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Ketika ia tak mendapatkan Bara, ia merasakan kekecewaan yang sangat dalam. Apalagi ia tahu jika Dila istrinya Bara yang kabur. Harapan untuk memiliki Bara kandas. Meski Bara mengatakan sudah punya istri namun wanita itu yakin jika Bara tengah berbohong.     

Jika ingatan Bara telah pulih pasti pria itu akan kembali pada Dila.     

Dila berusaha melawan Kinanti yang sedang kesetanan menjambaknya. Bahkan Kinanti memukul mata Dila hingga membiru. Setelah puas perempuan itu menghentikan perbuatannya.     

"Lo penghalang terbesar bagi gue untuk mendapatkan Bara," ucap Kinanti dengan cucuran air mata.     

Dila tak bisa melihat dengan jelas karena mata sebelah kanannya lebam di pukul Kinanti.     

"Apa maksud lo penghalang terbesar?"     

"Gue sudah tahu semuanya Fadila Elvaretta. Meski Bara hilang ingatan tetap saja hatinya tahu jika lo wanita yang dia cinta. Gue udah berusaha mendekati dia selama ini namun tidak membuahkan hasil. Dia selalu menolak dan menolak gue ketika di dekati. Gue tidak pernah jatuh cinta dan cinta mati pada seorang pria seperti jatuh cinta pada Bara. Dia telah menawan hati gue. Gue bahkan merendahkan harga diri gue ketika dia hina karena mengejar cintanya. Gue benci sama lo. Kenapa kalian bertemu lagi setelah kalian berpisah sekian lama?" Kinanti menangis. Untuk pertama kalinya ia menangis karena cinta.     

"Apa maksud lo?"     

"Gue tahu jika lo istri Bara yang kabur."     

"______" Dila kehabisan kata-kata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.