Swords Of Resistance: Endless War

Bab 8, Hrodric vs Boris



Bab 8, Hrodric vs Boris

Setelah beberapa jam perjalanan, para pengungsi tiba di Kota Pirna. Mereka melakukan sujud syukur karena selamat sampai tujuan tanpa mengalami serangan dan tanpa adanya halangan serta kematian.     

Sambutan hangat diberikan oleh Penduduk Kota Pirna dengan memeluk Saudara-saudara mereka yang baru tiba di tempat yang aman, walaupun kemarin beberapa titik di Kota Pirna terkena serangan rudal dari Czechskia.     

Para Pemuda-pemudi membagikan roti dan sebotol susu segar kepada saudara-saudara mereka yang baru tiba, sedangkan yang lainnya tengah menuntun para pengungsi menuju ke tenda-tenda darurat yang telah disiapkan sebelumnya.     

"Akhirnya kita telah tiba di Pirna," ungkap Sergey von Gottorf dengan penuh rasa syukur.     

Namun kesenangan tersebut hanya terjadi sementara ketika di langit Kota Pirna terjadi sebuah ledakan, ketika sebuah rudal S-75 Galicia menghancurkan sebuah rudal Scud yang ditembakkan dari wilayah Czechskia.     

Para pengungsi tiarap dengan penuh ketakutan, sedangkan penduduk Kota Pirna berjongkok sambil menutup telinga mereka.     

"Semuanya tenanglah, dan jangan panik," kata Karol Erwin Schmidt, seorang Lelaki berbadan tinggi besar, berkacamata bulat dengan rambutnya yang klimis pada bagian atasnya, dan tipis pada bagian samping & belakangnya. "Sistem pertahanan ini akan melindungi kalian dari ancaman Czechskia. Tenanglah, dan jangan panik."     

Para anak kecil pengungsi berteriak histeris ketakutan ketika mendengar suara ledakan yang begitu keras di angkasa, dan para Ibu berusaha menenangkan anak-anak mereka sekaligus mengkhawatirkan Suami mereka yang tengah berperang membela Tanah Air di garis terdepan.     

Michelle menatap sendu para Ibu yang mengkhawatirkan Anak (yang sudah Dewasa) dan Suami mereka yang tengah berperang di medan pertempuran.     

"Aku rasa, Ayah dan Ibu juga mengkhawatirkan diriku," pikir Perempuan blasteran Hollande-Maluku tersebut.     

Seorang Lelaki berambut botak dengan raut wajah yang tegas dan memancarkan aura kepemimpinan menghampiri menghampiri para Tentara Galicia dan Sukarelawan dari Prussia yang baru tiba di Pirna. Dia adalah Julius Wiktor Neumann, Walikota Pirna.     

"Kalian istirahatlah, biar giliran kami yang mengurus para Pengungsi dari Konigstein," kata Walikota, "Ini adalah perintah!"     

"Terima kasih atas kebaikanmu, Tuan Walikota," kata Athena.     

Beberapa unit Tank yang tersisa diparkirkan di sebuah tempat dengan beberapa pohon yang rindang, dan menyamarkan Tank mereka dengan dedaunan. Sementara itu para Sukarelawan dari Prussia mengamankan Tank mereka di dekat sebuah sungai yang terletak di timur laut dan dekat hutan pinus yang tidak begitu luas namun tidak begitu sempit, sedangkan Maria mengamankan Paladinnya di seberang sungai berjarak seratus delapan puluh tujuh meter dari Tank-tank Sukarelawan Prussia.     

Para Tentara yang datang dari Konigstein beristirahat sejenak untuk menyegarkan pikiran dan mental mereka. Ini adalah Perang, di mana kau hanya memiliki dua pilihan, yaitu, membunuh atau dibunuh. Inilah Perang, di mana hanya bau bubuk mesiu dan darah yang amis yang tercium oleh indera penciumanmu.     

.     

.     

Skala pertempuran yang terjadi pada hari ini mulai menurun, Tentara Czechskia hanya melakukan serangan-serangan berskala kecil, seperti meluncurkan beberapa rudal grad ke beberapa titik yang merupakan garis pertahanan Galicia.     

Di dalam negerinya, terjadi demo besar-besaran di beberapa Kota yang menuntut untuk diberhentikannya Invasi terhadap Galicia-Saxony. Para Demonstran Anti-invasi tersebut mengutuk dan mengecam Presiden Jaroslav yang menjadikan invasi untuk meraup banyak suara pada Pemilihan Umum yang akan datang dan juga sebagai pengalihan isu akan betapa korup Pemerintahannya serta skandal yang tengah menimpa Keluarganya.     

Seorang Lelaki muda berhidung mancung dan berambut model spike berwarna hitam tengah memegangi kepalanya dengan ekspresi wajah depresi. Kepalanya tertunduk dan raut wajahnya menandakan bahwa dia sangat ketakutan. "Untuk apa sebenarnya Perang ini? Jika benar Galicia salah, kenapa kita harus melakukan serangan secara acak. Apakah Rakyat mereka juga bersalah sehingga kita harus menghukum mereka?"     

Lelaki tersebut menerima sebuah tendangan tepat di wajahnya, dan Orang yang menendangnya mencengkram kerah leher seragamnya.     

"Kalau kau bukan rekanku, sudah pasti kau akan langsung dieksekusi di tempat!" jelasnya. "Ingat, kita hanya Prajurit yang disuruh oleh Komandan kita. Tak perlu khawatir akan dosa yang kita perbuat. Yang penting jalankan tugas-" ucapannya terpotong ketika kepalanya hancur oleh sebuah peluru yang ditembakkan oleh seorang Sniper Galicia.     

Lelaki tersebut kaget dengan mulut yang menganga ketika rekannya tewas diterjang oleh timah panas yang menghancurkan kepalanya. Dia berteriak sekeras-kerasnya dan segera berlari dengan cepat, namun tubuhnya terjatuh ketika timah panas menembus jantungnya.     

"Sebenarnya Lelaki yang kau bunuh barusan itu terlihat sangat tidak ingin terjun ke medan peperangan. Namun situasi memaksanya dan membuatnya mati secara konyol," ujar Albert yang tengah duduk sambil mengamati musuh yang ada di seberang.     

"Aku tahu, aku bisa merasakan aura ketakutannya. Sebenarnya Rakyat mereka ingin hidup damai, namun Politikus korup memaksa Rakyatnya untuk mati konyol dengan menyerbu Negara ini," balas Hrodric.     

Albert menghisap rokoknya, "Para Politikus hanya mementingkan diri mereka sendiri, dan kelompoknya, tanpa mementingkan Rakyatnya," keluh Lelaki berkacamata hitam tersebut, "Aku harap kita bisa menjadi Politikus atau Pemimpin yang baik bagi Rakyat kita."     

"Yah, aku berjanji akan menjadi Pemimpin yang baik."     

"Aku juga sama, Hrodric, saudaraku," kata Albert menarik pelatuknya, dan peluru yang dia tembakkan menjatuhkan salah seorang Sniper musuh.     

Sebuah rudal meluncur dengan cepat ke arah sebuah ruangan di lantai ketiga pada sebuah bangunan, di mana Albert dan Hrodric sedang bersembunyi. Mereka berdua segera berlari meninggalkan posisinya sebelum ruangan tersebut dihantam oleh rudal musuh. Rumah itu mengalami kerusakan berat setelah dihantam dengan sebuah rudal, sedangkan Hrodric dan Albert telah menyelamatkan diri dengan membuat sebuah kubah batu yang melindungi mereka dari reruntuhan.     

"Bagaimana, Hrodric? Apakah sudah aman situasinya?" tanya Albert sambil berbisik.     

"Aman, mereka menyerang dari arah jam delapan," jawab Hrodric.     

Hrodric dan Albert keluar dari dalam kubah batu tersebut, kemudian Hrodric mengangkat sebuah bongkahan batu dan melemparkannya ke arah musuh. Batu tersebut menghancurkan sebuah Paladin musuh yang berada di sana.     

"Rasakan itu, Czechskia sialan!" kata Albert.     

Sebuah peluru melesat dengan sangat cepat dan melukai pundak kanan Albert. Beruntungnya peluru tersebut hanya menggores pundaknya, tidak menembusnya. Albert dan Hrodric kaget ketika peluru tersebut menembus sebuah beton.     

Jauh di atas sebuah bangunan, berdiri seorang Lelaki berkacamata hitam, berseragam abu-abu dan helm baja berwarna perak mengkilap yang melindungi kepalanya. Lelaki tersebut adalah seorang Mage bernama Boris Milan. Pemerintah Czechskia baru saja membebaskannya dari penjara akibat kasus pelecehan seksual dan pembunuhan berantai yang dia lakukan.     

"Boris Milan," ujar Hrodric.     

Boris mengarahkan senapannya ke arah sebuah Tank T-72 milik Tentara Rossiya, Tank T-72 tersebut mengarahkan turretnya ke arah Boris yang tengah berdiri di atas sebuah gedung, namun Tank T-72 tersebut hancur berantakan ketika Boris menarik pelatuknya.     

Lelaki itu tersenyum puas ke arah timur laut, tempat di mana Hrodric dan Albert sedang bersembunyi. Dia mengarahkan senapannya ke arah Hrodric dan menarik pelatuknya. Tembakannya menghancurkan tempat di mana Hrodric berpijak, namun Albert dan Hrodric segera pergi dengan cepat sebelum peluru tersebut mengenai mereka.     

Prajurit Bayaran Afrika dan Tentara Czechskia melancarkan serangan dengan berani setelah kemunculan Boris Milan. Mereka melakukan serangan kilat terhadap beberapa titik di mana Tentara Galicia dan Tentara Rossiya berada.     

Boris menembak dan menghancurkan beberapa Tank serta IFV Galicia dan Rossiya untuk melemahkan pertahanan lawannya.     

Hrodric dan Albert bergerak dari arah terpisah. Hrodric membuat tembok dari batu dengan kekuatannya untuk menghadang pergerakan Tentara musuh, sedangkan Albert menembakkan kilatan petir berwarna hitam dan berbentuk seperti Naga untuk melumpuhkan para musuhnya.     

Boris mengarahkan senapannya ke arah Albert dan menembaknya, namun karena Albert berhasil menghindar dengan cepat, tembakan Boris hanya menghancurkan sebuah dinding gedung di mana Albert berada.     

Albert berlari dengan cepat di atas gedung yang runtuh untuk pergi ke gedung di sebelahnya, sedangkan Hrodric melemparkan seluruh reruntuhan bangunan yang berukuran besar ke arah Boris. Reruntuhan tersebut berubah menjadi debu ketika mengenai sebuah perisai tak kasat mata yang melindungi Boris.     

Albert menembakkan kilatan petirnya ke arah Boris, namun serangannya dihindari olehnya.     

"Sepertinya aku telah menemukan kelemahannya," pikir Albert melihat reaksi yang barusan dilakukan oleh musuhnya.     

Albert menembakkan beberapa kilatan petir ke arah Boris, namun dia menghindarinya dan bergelantungan dengan kawat baja yang elastis dari satu bangunan ke bangunan lain.     

"Hrodric, serangan material tidak mempan, seranglah dengan kekuatan apimu!"     

"Aku mengerti." Hrodric lalu menembakkan jilatan-jilatan api berwarna biru gelap dari ujung jari telunjuknya. Api tersebut menyala-nyala dan membakar apa saja yang ada di depannya.     

Boris berlari dan menghindari serangan dari Albert dan Hrodric, dia melompat ke arah Hrodric dan memberikan sebuah tendangan tepat ke arah perutnya sehingga Hrodric terpental jauh.     

Albert menciptakan kedua Pedang dengan kekuatan listriknya, dan dia menyerang Boris. Orang itu menghindari setiap tebasan Pedang listrik yang dilancarkan oleh Albert. Gerakannya sangatlah gesit meskipun dia sudah berusia lima puluh tiga tahun.     

"Kau hebat juga, bisa menyadari kelemahan kemampuanku dengan cepat," puji Boris, Lelaki yang berusia lima puluh tiga tahun tersebut.     

"Pertahanan tersebut tidak mempan terhadap serangan elemen petir dan api. Itulah kelemahan terbesarnya." Albert membuat pecut listrik yang berukuran panjang dan menyerang musuhnya, namun Boris bisa menghindari serangannya dengan sempurna.     

Hrodric segera bangkit dan dia bertarung melawan belasan Tentara Czechskia. Lelaki itu menembaki musuh-musuhnya dan menggorok leher mereka. Ketika sudah berada di medan peperangan, seseorang akan menjadi brutal dan tak pandang bulu dalam menghabisi musuh-musuhnya.     

Tank T-72 Rossiya menembakkan pelurunya ke arah Boris, namun pelurunya hancur oleh perisai tak kasat matanya.     

Boris menembak ke arah turret Tank tersebut dan peluru yang dia tembakkan menghancurkan Tank tersebut hingga berkeping-keping.     

"Pergilah pengganggu sialan!" katanya dengan suara bernada dingin.     

Hrodric tengah mengamuk dan menggila. Dia membunuh seluruh musuh yang dia temui. Para Tentara Czechskia beserta Prajurit Bayaran Afrika berjatuhan dengan lubang di kepala dan jantung mereka, juga dengan kepala yang terpisah dari badannya.     

Hrodric mengambil MANPADS milik musuh dan menembakkan misil ke arah Boris, meskipun misil yang dia tembakkan tak membunuhnya.     

"Seranganmu tidak akan mempan," katanya memandang rendah ke arah Hrodric.     

Boris menghindari tinju beraliran listrik yang dilancarkan oleh Albert. Dia memegang tangan Albert dan membanting tubuhnya lalu memelintir kedua tangan Albert dan mematahkan tulangnya.     

Albert berteriak kesakitan, dengan tubuhnya yang sekarang ini sudah lemah dan tak berdaya. Boris lalu menginjak kaki kirinya dan meremukkan tulang keringnya.     

"Albert!" teriak Hrodric yang segera bergerak dengan cepat ke tempat di mana Boris berada.     

Hrodric bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat daripada sebelumnya dan segera memberikan sebuah bogem mentah tepat ke arah hidung Boris. Tidak lupa juga Hrodric melempar tujuh buah granat gas sarin yang dia rebut dari beberapa Tentara musuh ke arah Boris.     

Dia segera mengenakan topeng gas dan memasangkan topeng gas tersebut ke wajah Albert. Hrodric segera berlari sambil menggendong Albert yang tidak berdaya.     

Tujuh buah granat gas sarin tersebut kemudian meledak ketika menyentuh perisai tak kasat mata yang melindungi Boris. Perisai tersebut menjadi senjata makan tuan bagi dirinya dan gas sarin dengan volume besar tersebut langsung membunuhnya.     

Sekuat dan sebesar apa pun kekuatan seorang Mage, dia akan terjatuh ketika tubuhnya terpapar zat-zat kimia yang beracun dan berbahaya.     

.     

.     

Manusia menciptakan zat kimia untuk melindungi dan membunuh diri mereka sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.